Disclaimer Naruto by Masashi Kishimoto.
Fanfiction by Agnes Kristi. Main pair SasuFemNaru.
Happy reading.
===========================================================
(Picture from Pinterest)
Tidak terasa sudah empat hari Naruto berada di Istana Kiri. Sejak percakapannya dengan Rin, dia tampak lebih tenang. Saat ini, dia tengah berada di kamar Kurama yang sedang diperiksa oleh seorang dokter wanita. Kurama mengenalkannya dengan nama Haruno Sakura. Dia adalah putri tunggal Kepala Dokter Kerajaan Haruno Kizashi.
"Kondisi Anda sudah jauh lebih baik, tapi tetap harus menjaga istirahat." Sakura melepas stetoskop dan memasukkannya ke dalam tas.
Kurama mengangguk. "Apa aku sudah boleh memakan sesuatu yang pedas?"
Dokter muda itu tersenyum manis. "Sebaiknya jangan dulu Shinno-sama. Perbanyak sayuran dan buah. Radang tenggorokan Anda juga belum pulih sepenuhnya. Dan tolong jangan minum alkohol juga."
"Aku sudah bosan memakan sup," keluhnya pada sang dokter.
Naruto yang sejak tadi duduk si sofa langsung mengerutkan kening begitu mendengar perkataan kakaknya. Sejak kapan Kurama suka mengeluh soal makanan dengan nada seperti itu? Dia lalu menatap Sakura yang masih tersenyum pada Kurama.
"Jika Anda menurut maka kondisi Anda akan lebih cepat pulih. Anda juga bisa beraktivitas seperti biasa lagi, Shinno-sama."
"Bukankah aku selalu menurut? Aku hanya mengatakan kalau aku bosan, tapi tetap memakan semua menu makanan yang sudah kau-,"
"Ehem, itu bagus Shinno-sama," potong Sakura cepat seraya berdeham pelan. Dia kembali tersenyum tapi kali ini wajahnya tampak gugup. "Saya harap kondisi Anda segera pulih."
"Hm, terima kasih," jawab Kurama kemudian. Dia seperti ingin mengatakan sesuatu tapi kemudian diam dan mengalihkan pandangannya pada sang adik. "Kenapa kau melihatku seperti itu?"
Naruto menggeleng lalu beralih menatap Sakura yang berdiri di sebelah tempat tidur.
"Hime-sama, apa ada yang ingin Anda tanyakan?" tanya Sakura saat melihat Naruto menatapnya dengan kening berkerut.
Lagi-lagi Naruto menggeleng. "Tidak," jawabnya singkat seraya beranjak dari sofa. "Onii-sama istirahatlah, aku pergi dulu. Sampai jumpa Haruno Sensei."
Sakura memberi hormat saat Naruto meninggalkan kamar. Dia kemudian menghela napas panjang lalu menoleh ke arah Kurama yang ternyata tengah menatapnya.
"Ng, apa menurutmu Hime-sama curiga?" tanya Sakura ragu.
"Aku tidak tahu dan tidak peduli." Kurama mengendikkan bahu. "Aww! Itu sakit Saku-chan."
YOU ARE READING
Nami Cafe
Fiksi PenggemarSasuke terjebak badai. Ditolong oleh seorang wanita hingga akhirnya bermalam di Nami Cafe. Pertemuan itu terus berlanjut hingga banyak hal membuat Sasuke terkejut. Nami, wanita yang membuatnya jatuh hati tapi sulit untuk didekati. Akankah perjuangan...