Prolog

1.1K 61 1
                                    

***

Suara bising dari arah tengah lapangan basket, sama sekali tidak menganggu aktivtas sosok pemuda yang sedang duduk di salah satu kursi yang berada di samping lapangan basket. Dengan ditemani buku mata kuliahnya dan juga headset yang berada di kedua telinganya. Sesekali tangan mungilnya meraih segelas thai tea yang ia pesan sebelum memulai acara belajarnya disini.

Ia mengangkat kepalanya saat melihat salah satu mahasiswa meletakkan satu tangkai bunga mawar diatas mejanya. Lalu datang lagi beberapa mahasiswa dan juga mahasiswi yang meletakkan beberapa tangkai bunga mawar merah diatas mejanya. Hingga mahasiswi terakhir meletakkan banyaknya bunga mawar diatas mejanya hingga menutupi buku mata kuliahnya. Tangan mungilnya meraih banyaknya bunga mawar yang berada diatas mejanya dan mengedarkan pandangannya ke segala arah. Ia kembali melihat kearah bunga mawar merah itu yang berada di kedua tangannya.

Ia tersentak kaget saat pandangannya berubah menjadi gelap tiba tiba. Ia letakkan bunga itu diatas mejanya. Kedua tangannya menyentuh benda yang menutup kedua matanya. Tangan mungilnya meraba sesuatu yang menutup tangannya. Tangan? Dengan cepat, pemuda itu melepaskan kedua tangan itu dari matanya. Ia langsung membalikkan tubuhnya dan kepalanya seketika menunduk saat melihat sosok pria yang berada di depannya berlutut di depannya.

Jantungnya berdetak dengan cepat saat pria yang berada di depannya menggenggam kedua tangannya yang berada diatas pangkuannya.

“Hey cute.”

Pemuda itu terdiam menatap sosok pria yang masih berlutut di depannya.

“Maaf karena membuatmu menunggu terlalu lama.”
Jantungnya berdetak lebih cepat kali ini. Ia sama sekali tidak bisa mengucapkan satu kata satupun.

“Will you be my boyfriend?”

“P’louis.”

Pemuda itu menolehkan kepalanya dan mencari sumber suara yang memanggil namanya.

“P’louis.”

Ia kembali melihat kearah sosok pria yang berada di depannya. Pandangannya kembali mengedar saat sosok pria yang berada di depannya menghilang begitu saja. Matanya melihat kearah mejanya yang kosong. Hanya terdapat buku mata kuliahnya, segelas thai tea miliknya, dan juga alat tulis miliknya.

“P’louis.”

~o0o~

Hollaaaa 👋👋

Saya kembali bawa cerita baruu hahahaa. Padahal cerita lama masih mangkrak hahahaaa

Udah sih, cuma mau bilang gitu aja heheee....

Okeee, see you in chap oneeee... Pay payy 💙

Love In Silence (Neolouis) ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang