Three

438 49 15
                                    

***

Louis berlari menuruni anak tangga dengan tergesa gesa sembari memakai jam tangannya di pergelangan tangan kirinya.

"Louis." Tegur mook saat louis baru saja tiba di ruang makan dengan rambut yang lagi lagi masih acak acakan seperti biasanya.

Louis mendudukan dirinya di kursi makan dan meminum segelas susunya dengan cepat.

"Pelan pelan, sayang." Titah mook sembari merapikan rambut anaknya yang berantakan.

"Mama, papa, louis langsung berangkat ya. Louis ada janji sama p'joong soalnya." Ucap louis setelah menghabiskan segelas susu miliknya.

"Phuwin? Gimana sama phuwin?" Tanya luke dan membuat louis menolehkan kepalanya guna melihat kearah luke.

"Phuwin kelas siang, pa. Tadi malem phuwin bilang ke louis, kalo dia cuma ada kelas siang. Katanya nanti minta dianter jemput sama lhung ben." Jawab louis dan mengangkat kepalanya lalu mengucapkan terima kasih kepada mook yang sudah merapikan rambutnya.

Luke menganggukkan kepalanya dan melanjutkan sarapannya.

"Oh ya, ini mama udah buatin sarapan buat neo. Sekalian mama bawain sarapan buat joong ya. Udah lama mama nggak ketemu sama joong."

"Iya mama."

"Sayangnya mama sarapan dulu gih. Rotinya dimakan sekalian nunggu mama nyiapin sarapan buat joong." Suruh mook dan membuat louis menganggukan kepalanya.

Hanya membutuhkan waktu berapa menit, mook sudah selesai menyiapkan sarapan untuk joong dan juga neo. Ia meletakannya di kursi sebelah louis yang terdapat tas ransel milik louis.

"Louis berangkat ya, ma, pa." Pamit louis dan beranjak dari kursinya lalu tangannya mengambil tas ransel serta paper bag kecil yang berisikan dua kotak bekal.

"Iya sayang. Hati hati ya nyetirnya. Jangan ngebut oke." Titah mook sembari mencium kening louis dengan sayang.

Louis menganggukan kepalanya. Ia menyatukan kedua tangannya di wajahnya sebatas hidungnya guna berpamitan dengan luke dengan sopan. Luke menganggukan kepalanya. Dengan segera, louis melangkahkan kakinya cepat menuju mobilnya yang terparkir rapi di depan rumahnya. Ia masuk ke dalam mobilnya dan meletakan tas ransel serta paper bag itu ke kursi penumpang yang berada di sebelahnya. Perlahan, mobil Mercedes Benz CLS – Class berwarna putih berjalan meninggalkan pekarangan rumah mewah milik keluarga Teeraphosukarn.

***

"Nih bukunya. Disimpen baik baik ya. Susah tau cari buku yang kamu maksud." Ucap joong sembari menyodorkan buku tebal yang berisikan tentang pendidikan penerbangan kearah louis.

"Terima kasih, p'joong." Ucap louis dan menerima buku dari tangan joong.

Louis tersenyum senang saat matanya melihat buku yang dimaksud sudah berada di tangannya.

"Mau peluk p'joong boleh?" Tanya louis dengan kedua mata yang melihat kearah joong.

Joong membuka kedua tangannya lebar lebar. Louis memeluk tubuh joong erat erat dan mendapat balasan dari joong.

"Terima kasih, p'joong. Terima kasih udah selalu ada kalo louis butuh."

Joong menganggukan kepalanya dan mengusap lembut belakang kepala louis. Louis melepaskan pelukannya dan menyimpan buku itu di dalam tas ranselnya.

"Oh iya, phi. Ini, mama nitip ini. Katanya sarapan buat p'joong." Ucap louis sembari mengeluarkan satu kotak bekal dari dalam paper bag coklatnya.

"Mama? Ao, bilangin terima kasih ya ke mama."

Love In Silence (Neolouis) ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang