***
Louis menundukan kepalanya dan focus menulis beberapa materi di dalam buku tulisnya. Ia sama sekali tidak memperhatikan sekitarnya dan tetap memilih untuk fokus dengan buku mata kuliahnya. Louis mengangkat kepalanya dan melepas earphone yang berada di kedua telinganya saat satu gelas milkshake strawberry di depannya.
"Neo?"
"Hai lou." Sapa neo dan mendudukan dirinya di depan louis lalu meletakan tas ranselnya di sisinya yang kosong.
"Aku bawain milkshake kesukaan kamu. Buat nemenin kamu ngerjain tugas." Ucap neo dan membuat louis menggeser gelas milkshakenya agar tidak menghalanginya.
"Thank you, neo."
Neo menganggukan kepalanya dan tersenyum.
"Tumben sendirian? Kemana p'dunk sama p'joong?"
"P'joong ada penelitian di luar kota. Dan p'dunk nemenin p'joong penelitian di luar kota." Jawab louis dan kembali melanjutkan aktivitasnya.
"Kamu nggak ikut, lou?"
"Nggak. Aku nggak mau ganggu p'joong sama p'dunk. Sekali kali, aku biarin mereka jalan jalan berdua."
Neo mengangguk anggukan kepalanya.
"Kamu nggak jemput phuwin? Bukannya jam segini, phuwin udah pulang? Apalagi ini hari pendek, phuwin pasti pulang awal."
"Belum ada kabar dari phuwin."
Louis menganggukan kepalanya tanpa melihat kearah neo yang terus melihat kearahnya.
"Kemarin phuwin cerita ke aku, katanya kamu diajak makan ice cream nggak mau. Kenapa?" Tanya louis dan benar benar tidak melihat kearah neo.
"Kemarin badanku agak sedikit nggak enak. Pengennya tidur di rumah. Tapi sekarang, udah baik baik aja kok. Apalagi lihat kamu ada di depanku."
Seketika, louis menghentikan aktivitasnya dan mengangkat kepalanya guna melihat neo yang tersenyum kearahnya.
"Udah lama kita nggak duduk berdua kayak gini. Semenjak aku sering anter jemput phuwin, kita berdua jarang banget ada waktu buat pergi kemana mana berdua." Ucap neo dengan tatapan sendunya.
"Kita berdua masih sahabatan kan, lou?"
Pertanyaan neo, sukses membuat louis terdiam dan tidak bisa menjawab.
"Kenapa sekarang kamu jauh dari aku? Kamu jaga jarak banget sama aku. Kenapa? Karena aku deket sama phuwin?"
Louis menggelengkan kepalanya pelan dan menutup buku mata kuliah serta buku tulisnya. Ia memilih memutus kontak mata dengan neo daripada dirinya menangis di depan neo.
"Kamu mau kemana, lou? Pertanyaanku belum kamu jawab."
Louis memasukan buku mata kuliah, buku tulis, serta alat tulisnya ke dalam tas ransel hitam miliknya. Ia sama sekali tidak merespon pertanyaan yang terlontar dari mulut louis.
"Aku harus pergi, neo. Maaf."
Louis menyandang tas ransel hitamnya dan beranjak dari tempat duduknya. Seketia, neo berdiri dari duduknya dan menahan tangan louis agar tidak pergi darinya.
"Neo!!"
"Tolong jawab pertanyaanku, lou."
Louis menepis tangan neo dan menggelengkan kepalanya.
"Nggak ada yang perlu aku jawab dari semua pertanyaanmu, neo." Ucap louis dan melangkahkan kakinya meninggalkan neo.
Neo mengambil tas ranselnya dan menyandang tas ransel miliknya di bahu kanannya lalu mengejar louis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Silence (Neolouis) ☑️
FanfictionMencintai dalam diam. Apakah kamu tau bagaimana rasanya mencintai seseorang dalam diam? Terlebih lagi, sosok itu adalah teman kamu sendiri. Ah, bukan hanya teman. Lebih parahnya lagi sosok itu suka dengan saudara kandung kamu sendiri. Apakah kamu ak...