Eight

389 41 2
                                    

***

Sudah beberapa hari ini, neo benar benar merasakan louis semakin jauh darinya. Membentangkan jarak dengan dirinya. Bahkan, ketika neo mengajak untuk pergi makan siang di kantin, louis akan menolaknya dan mengatakan dia sudah ada janji dengan dunk ataupun joong. Dan sekarang pun, joong selalu menghindar darinya ketika ia bertanya tentang louis.

Neo benar benar dibuat bingung. Hatinya benar benar terasa kosong. Perasaanya pun bahkan ia tidak tau. Padahal, akhir akhir ini, phuwin ada bersama dengannya. Hampir setiap hari, neo selalu bersama phuwin. Tapi, perasaannya benar benar merasa kehilangan setelah louis membentangkan jarak dengannya.

"Neo."

Neo mengangkat kepalanya dan melihat kearah louis yang sudah bersiap siap untuk meninggalkan dirinya di dalam kelas.

"Kamu nggak makan siang? Atau... Nunggu phuwin? Biar sekalian makan siang bareng phuwin?" Tanya louis dan membuat neo hanya menggelengkan kepalanya.

"Kamu sakit ya? Atau lagi ada masalah? Kenapa hari ini kamu nggak semangat?"

Neo lagi lagi hanya menggelengkan kepalanya pelan. Louis meletakan tangannya di dahi neo dan mengangguk anggukan kepalanya.

"Nanti setelah makan siang, jangan lupa minum obat. Badanmu agak panas."

"Iya lou."

"Ada obat nggak? Kalo nggak ada, ini aku bawa obat turun panas sama pereda sakit kepala. Nanti jangan lupa diminum ya." Ucap louis sembari meletakan dua obat di sebelah neo.

"Thank you, lou."

Louis menganggukan kepalanya dan kembali menutup tas ranselnya.

"Aku duluan ya." Pamit louis dan melangkahkan kakinya meninggalkan neo yang masih berdiam diri di dalam kelas.

Neo menelungkupkan kepalanya dan tidak sadar jika air matanya sudah jatuh dari kedua matanya. Entah kenapa, ia benar benar kehilangan sosok louis yang selalu ada di sampingnya.

"Neo."

Neo menghapus air matanya sebelum mengangkat kepalanya. Ia melihat louis yang kembali ke kelas dengan wajah tidak teganya.

"Mau ikut aku makan siang?" Tanya louis dan membuat neo terdiam.

"Aku nggak tega liat kamu sakit kayak gini. Makan siang bareng aku aja yuk. Ada p'dunk sama p'joong juga kok. Sekalian kamu bisa nunggu phuwin sampe kelas selesai." Ajak louis dan menarik tangan neo agar beranjak dari kursinya.

Neo berdiri dari duduknya dan mengambil tas ransel miliknya yang berada di kursinya. Neo terus melihat kearah tangannya yang ditarik oleh louis meninggalkan ruang kelas dan berjalan menuju kantin yang jaraknya tidak cukup jauh dari ruang kelas. Sesampainya di kantin, louis menyuruh neo untuk duduk di salah satu meja kosong.

"Kamu mau makan apa? Biar aku pesenin makanan buat kamu."

"Apa aja, lou. Samain kayak kamu juga nggak papa."

"Oke. Kamu tunggu sini dulu ya. Aku pesenin makanan buat kamu. Biar kamu bisa minum obat."

Neo menganggukan kepalanya. Ia menelungkupkan kepalanya diatas meja dengan berbantalkan kedua tangannya. Neo merasakan tubuhnya memang sedang tidak baik baik saja.

"Neo?"

Neo mengangkat kepalanya dan melihat joong yang berdiri di depannya.

"P'joong?"

Joong duduk berhadapan dengan neo dan meletakan tas ranselnya di sebelahnya.

"Sakit? Wajahmu pucet gitu." Tanya joong dan menatap neo lekat lekat.

Love In Silence (Neolouis) ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang