Five

434 44 11
                                    

***

Neo membantu louis turun dari mobil Mercedes Benz AMG 300 Line putih miliknya.

"Hati hati, lou." Ucap neo dan mendapat anggukan kepala dari louis.

Louis melepaskan genggaman tangan neo saat dirinya sudah berhasil turun dari mobil milik neo. Neo menatapnya dengan tatapan bingungnya.

"Nggak usah, neo. Nanti mama sama papa curiga kalo kamu nuntun aku sampe dalem rumah. Mama sama papa taunya kalo aku ngerjain tugas di rumah kamu." Jelas louis dan membuat neo menghela nafasnya pelan.

"Kamu mau masuk dulu? Mau ketemu dulu sama phuwin?" Tanya louis walaupun hatinya berharap neo mengatakan tidak.

"Kamu bisa masuk sendiri sampe ke kamar kamu? Mau aku anter sampe ke kamar kamu?"

Louis menggelengkan kepalanya pelan.

"Nggak usah, neo. Udah cukup aku ngerepotin kamu dari kemarin."

"Nggak lou. Kamu sama sekali nggak ngerepotin aku. Apalagi ngerepotin mama. Sama sekali nggak."

"Thank you ya, neo."

Neo menganggukan kepalanya dan tersenyum tulus kearah louis.

"Masuk gih. Aku tunggu disini sampe kamu masuk ke dalam rumah." Suruh neo dan membuat louis menganggukan kepalanya.

Louis melambaikan tangannya kearah neo dan melangkahkan kakinya meninggalkan neo yang membalas lambaian tangannya. Louis membenarkan letak tali ranselnya dan membuka pintu utama rumahnya.

"Hati hati di jalan, neo." Ucap louis dengan suara sedikit keras.

Neo hanya menganggukan kepalanya. Louis kembali melambaikan tangannya dan masuk ke dalam rumahnya. Neo memutuskan untuk masuk ke dalam mobilnya dan menjalankan mobilnya setelah matanya tidak menemukan louis lagi. Louis melangkahkan kakinya dengan pelan menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

"Sayang?"

Louis menghentikan langkahnya. Ia membalikan tubuhnya dan menemukan mook yang berdiri di depan tangga.

"Mama."

Louis berjalan menghampiri mook dan menatapnya dengan tatapan teduhnya.

"Anak mama baru pulang? Dianter sama neo ya pulangnya? Dimana neo sekarang?" Tanya mook sembari merapikan rambut louis yang sedikit berantakan.

"Neo udah pulang, ma."

Mook menganggukan kepalanya dan mencium kening louis dengan sayang.

"Papa sama phuwin kemana, ma?"

"Papa sama phuwin lagi keluar."

Louis hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya.

"Sayang, maafin mama ya." Ucap mook tiba tiba dan membuat louis menatap mook dengan tatapan bingungnya.

"Kenapa mama minta maaf? Mama nggak punya salah apa apa sama louis." Balas louis sembari menggenggam kedua tangan mook.

Mook menggelengkan kepalanya.

"Anak mama udah sehat kan, sayang?"

Louis semakin menatap mook dengan tatapan bingungnya.

"Louis nggak kenapa kenapa, ma. Louis... Louis nggak sakit kok."

Seketika mook melepaskan genggaman tangan louis dan membawa louis ke dalam pelukannya. Louis merasakan bahwa tubuh mook bergetar akibat menahan tangis.

"Mama?"

"Maaf. Maafin mama, sayang. Maafin mama... Hikss... Seharusnya mama bisa merubah pola pikir papa kamu, sayang... Hikss... Maafin mama."

Louis terdiam setelah mendengar ucapan yang keluar dari mulut mook.

Love In Silence (Neolouis) ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang