***
Neo terdiam saat melihat sahabatnya tertidur di dalam kelas. Ia tau bahwa tubuh louis sedang tidak baik baik saja. Selama pembelajaran, neo membiarkan louis untuk tidur dan meminta ijin kepada dosen mata kuliahnya untuk membiarkan louis istirahat. Neo menghela nafasnya pelan dan menyentuh kening louis untuk kesekian kalinya.
"Lou."
Neo menggoyangkan pelan tangan louis yang digunakan untuk bantalan kepalanya. Perlahan, mata cantik itu terbuka dan si empunya mata mengangkat kepalanya.
"Awh, hari ini kita nggak ada kelas?" Tanya louis setelah melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Udah selesai. Aku nggak tega mau bangunin kamu. Jadi, aku minta ijin ke dosen buat biarin kamu istirahat." Jawab neo dengan tatapan khawatirnya.
"Aku nggak papa, neo. Mungkin gara gara kemarin aku nggak sengaja hujan hujanan. Jadinya demam kayak gini."
"Emang kemarin kamu kemana? Kenapa nggak bilang sama aku? Aku bisa anter kamu nantinya."
Louis menggelengkan kepalanya pelan. Ia mendesis pelan karena kepalanya yang cukup sakit.
"Kepalanya sakit ya? Mau aku anter pulang aja apa gimana?" Tanya neo dan membuat louis menggelengkan kepalanya cepat.
"Nggak usah, neo. Aku nggak papa kok." Jawab louis dengan senyum lemasnya.
Neo menghela nafasnya pelan.
"Neo."
"Iya?"
"Aku boleh peluk kamu sebentar?"
Neo menganggukan kepalanya dan menarik tubuh kecil louis dan membawanya ke dalam pelukannya. Ia merasakan tubuh louis bergetar.
"Lou?"
"Aku nggak papa, neo. Ak... Aku cuma butuh pelukan." Ucap louis dengan suara seraknya karena menahan tangisnya.
Entah kenapa, neo merasa benci ketika melihat louis menangis. Ia tidak suka melihat louis menangis seperti ini. Apalagi, ia tidak mengetahui penyebab louis menangis seperti ini.
***
Louis duduk terdiam tanpa mengucap sepatah katapun. Air danau yang tenang, tidak ada suara kendaraan apapun, dan hanya terdengar suara pohon yang bergerak karena tiupan angin. Itupun membuat louis merasa lebih tenang dari sebelumnya.
"Lou?"
Louis hanya menolehkan kepalanya dan melihat neo yang duduk di sebelahnya dengan membawa dua botol air mineral.
"Thank you, neo."
Neo menganggukan kepalanya dan meletakan dua botol air mineral itu. Louis kembali melihat kearah danau yang airnya cukup tenang.
"Ada yang mau kamu ceritain ke aku?" Tanya neo dengan suaa hati hatinya.
"Semua berjalan seperti biasa, neo. Nggak ada yang perlu aku ceritain." Jawab louis tanpa melihat kearah neo yang menatapnya sendu.
"Aku nggak tau apa yang lagi kamu alami, lou. Dan aku juga nggak maksa kamu buat cerita ke aku. Itu hak kamu mau cerita ke aku atau nggak. Tapi, aku bakalan tetep ada disini, disamping kamu."
Louis hanya terdiam mendengar ucapan neo. Ia tidak tau harus bersikap seperti apa. Dari pagi tadi, neo tidak seperti hari hari biasanya. Dia sama sekali tidak membahas soal phuwin.
"Ah, besok kan libur. Mau jalan jalan kemana? Dream world?" Tanya neo dan membuat louis menggelengkan kepalanya.
"Kalo keluar kota, kasian kamunya, lou. Kamu masih sakit. Aku nggak mau kamu tambah sakit." Lanjut neo dan mulai berpikir lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Silence (Neolouis) ☑️
Fiksi PenggemarMencintai dalam diam. Apakah kamu tau bagaimana rasanya mencintai seseorang dalam diam? Terlebih lagi, sosok itu adalah teman kamu sendiri. Ah, bukan hanya teman. Lebih parahnya lagi sosok itu suka dengan saudara kandung kamu sendiri. Apakah kamu ak...