Fiveteen

554 38 3
                                    

***

Louis merapikan alat tulisnya dan memasukannya ke dalam tas ransel miliknya. Kepalanya terus menoleh ke kanan dan ke kiri.

"Neo daritadi nggak keliatan? Ijin apa ya?" Tanya louis pada dirinya sendiri.

Louis mengendikan bahunya dan menyandang tas ransel miliknya di punggungnya. Ia beranjak dari duduknya dan melangkahkan kakinya meninggalkan kelas yang sudah kosong.

"Louis."

Louis menghentikan langkahnya dan tersenyum saat melihat sosok yang menyapanya berjalan menghampirinya.

"Hallo p'dunk."

"Gimana? Lancar nggak test nya?" Tanya dunk setelah berdiri di depan louis.

Louis menganggukan kepalanya semangat.

"Berapa hari jadinya? Tiga atau dua hari?"

"Cuma dua hari aja sih, phi. Hari pertama test lanjutan. Hari keduanya baru interview. Buat pengumuman hasil test lolos atau nggaknya, sekitar kurang lebih satu minggu."

Dunk mengangguk anggukan kepalanya pelan.

"P'joong ada dimana, phi? Kok tumben nggak keliatan? Biasanya ada sama p'dunk kan?"

"P'joong lagi ada bimbingan."

Louis mengangguk anggukan kepalanya paham.

"Louis mau makan siang dimana? Di kantin sini atau mau di kantin fakultas psikolog?" Tanya dunk dan membuat louis memeluk lengan kanan dunk.

"Makan di kantin fakultas psikolog aja yuk, phi. Sekalian ketemu sama p'joong."

"Boleh. Ayo kesana sekarang."

Louis menganggukan kepalanya semangat. Mereka berdua melangkahkan kakinya meninggalkan area ruang kelas yang berada di lantai empat.

"Hari ini neo nggak masuk ya?"

Louis menggelengkan kepalanya tanpa melepaskan lingkaran tangannya yang berada di lengan dunk.

"Ijin kayaknya hari ini, phi. Dari tadi pagi sampe sekarang pun, dia nggak keliatan sama sekali."

Dunk menganggukan kepalanya. Sesampainya di lantai satu, mereka berdua berjalan melewati lapangan bola yang berada di luar ruangan. Mereka berdua menghentikan langkahnya saat satu mahasiswa berdiri di depan louis dengan membawa satu tangkai mawar merah.

"Ya?"

Sosok itu tidak memberitahu apapun dan terus menyodorkan mawar merah kearah louis. Louis menolehkan kepalanya dan melihat kearah dunk. Dunk hanya mengendikan bahunya. Louis kembali melihat kearah sang mahasiswa itu dan menerima satu tangkai mawar merah.

"Terima kasih." Ucap louis sebelum pria itu berjalan meninggalkan dirinya dan juga dunk.

Belum ada dua menit, sosok wanita datang dengan membawa satu tangkai mawar merah dan memberikannya kepada louis. Dan datang lagi beberapa mahasiswa yang membawa masing masing satu tangkai mawar dan memberikannya kepada louis.

"Maksudnya apa sih, phi? Kenapa banyak banget yang ngasih aku bunga kayak gini?" Tanya louis yang sudah melepaskan tangannya dari lengan dunk.

Dunk hanya menggelengkan kepalanya. Selang beberapa menit, datanglah satu wanita dengan membawa beberapa tangkai mawar merah dan memberikannya kepada louis. Louis benar benar merasa dejavu. Ini seperti mimpinya beberapa bulan yang lalu.

"Phi, ini ada acara apaaa?" Tanya louis lagi setelah menerima beberapa tangkai bunga dari sosok wanita yang sudah berjalan meninggalkannya.

Louis menolehkan kepalanya ke samping saat ia tidak mendengar suara dunk.

Love In Silence (Neolouis) ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang