Siapa Yang Ngetik?

28 5 1
                                    

Pagi ini mereka bertiga berangkat ke sekolah. Mentari pagi menelusup di antara pepohonan menerpa wajah mereka.

"Eh, tahu ngga si? Gue kemarin ketemu kakel yang ganteng banget. Seneng banget gue," ucap Faza.

"Oh, gue juga kok. Tapi biasa aja," ujar Rika.

Mereka malah berdebat mengenai kakel yang mereka temui. Sementara Nindi masih dilanda kegelisahan perkara tadi pagi.

"Eh, kalian tadi pagi denger suara keran nyala ngga?" tanya Nindi.

Atensi kedua sahabatnya langsung teralihkan.

"Denger, kan dibuat wudhu tadi," ucap Rika.

"Ih, bukan. Yang sebelumnya," ucap Nindi.

Rika dan Faza saling pandang dan kompak menggeleng. Nindi mengendikkan bahu dan memilih mengabaikannya.

Sesampainya di sekolah, mereka disambut oleh Clarin yang sejak tadi menunggu di depan pintu.

Nindi ditarik paksa olehnya ke kamar mandi.

"Kenapa sih, Rin?" tanya Nindi.

"Gue cuma mau bilang, lo jangan ngerasa menang dulu, ya. Inget, Kevin masih bisa jadi milik gue!" ucap Clarin.

"Ya udah sih. Aku sama Kevin juga baru temenan kok. Kamu kenapa segitunya sih?" ucap Nindi.

"Kenapa? Kenapa lo bilang? Gue capek nunggu cintanya Kevin dari SMP. Sedangkan lo yang baru kenal Kevin aja udah dapetin hatinya. Lo curang tahu ngga?!" ucap Clarin.

Nindi tidak mengerti dengan yang Clarin katakan. Ia memilih pergi dari sana. Namun, Clarin menarik tangan Nindi sehingga ia membentur dinding kamar mandi.

Gadis itu meringis kesakitan, kepalanya berputar tak keruan.

"Aduh Anin," ucap Faza sambil membantu Nindi berdiri.

"Clarin!" bentak Rika.

Mereka pergi tanpa menghiraukan Clarin yang kemudian menendang pintu dengan penuh amarah.

"Sialan!" umpat Clarin.

Sosok bergaun cokelat keluar dari balik dinding.

"Kenapa ngga langsung kamu bully aja sih tadi?" tanya Eva.

"Gue ngga kepikiran sampe sana. Udahlah gue capek!" ucap Clarin lalu berlalu meninggalkan Eva.

Eva yang masih kebingungan melesat cepat dan mencegat Clarin.

"Kenapa lagi?" tanya Clarin.

Eva menuntunnya ke sebuah gudang untuk menyusun rencana.

Sementara itu, Faza meluapkan kekesalannya di kelas saat itu juga.

"Kenapa sih tu anak? Emang minta dikasih pelajaran banget deh. Kesel gua! Kesel!" ucap Faza.

"Sabar, Za, sabar," ucap Nindi.

"Lo bisa diem dulu ngga? Kita cari tahu dulu motifnya dia tu apa," ucap Rika.

"Loh, penyebabnya kan udah jelas, Rika! Dia itu cemburu karena Kevin suka sama Nindi," ucap Faza.

Nindi yang masih kesakitan hanya bisa duduk diam di bangkunya.

Tak berselang lama, Clarin masuk ke dalam kelas.

Faza beranjak dari tempat duduknya lalu menginterogasi Clarin di depan pintu.

Dak!

Faza membentangkan tangannya ke dinding agar Clarin tidak bisa lari.

ANINDIA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang