Bel istirahat berbunyi nyaring. Keriuhan di kelas kembali terdengar dilanjutkan dengan siswa yang berhamburan tanpa dikomando.
Kevin kembali menghampiri Nindi dan Faza di bangkunya.
"Nin, aku mau cerita soal yang semalem."
"Semalem?"
Air muka Nindi mendadak berubah ketakutan. Fajar yang tertarik menghampiri mereka bertiga.
"Hai, boleh gabung ngga?"
Kevin menatap sinis Fajar.
"Aku tahu kok, kalian semalem abis diganggu makhluk halus, 'kan?" ucap Fajar membuka pembicaraan.
Faza langsung menarik Fajar hingga terduduk.
"Kok lo bisa tahu?" bisik Faza.
"Kelihatan dari auranya. Aura dia memancar kuat soalnya," ucap Fajar sambil melihat Nindi.
Nindi kebingungan dengan pernyataan barusan.
"Weh, aura lu keren juga, Bang. Lu selalu bahagia, ya, kayanya."
Kevin terkejut, karena pernyataan Fajar memang benar.
"Kamu indigo, ya?" tanya Nindi.
Fajar melipat kedua tangannya di dada lalu mengangguk.
"Gue boleh pegang tangan lo bentar, ngga? Ada yang pengen gue lihat."
"Boleh. Silakan."
Terlihat Kevin yang memandang teman barunya itu dengan tatapan menusuk.
Fajar memegang tangan gadis di depannya. Pancaran cahaya putih menyelimuti mereka semua. Asap hitam perlahan ikut menelan cahaya putih barusan, seolah kedua elemen itu tengah berperang.
Fajar melepas genggamannya dan terdiam selama beberapa saat.
"Asap apa tadi? Harusnya gambaran aura dari makhluk halus ngga sekuat itu."
Mereka bertiga saling pandang, kebingungan.
"Elo coba pindah tempat dulu. Gue mau mastiin sesuatu."
Faza menurut dan pindah ke sebelah Kevin. Fajar mengulang hal yang sama. Kali ini asap hitam tadi menghilang, menyisakan asap abu-abu pekat. Lagi-lagi Fajar melepasnya dengan terkejut.
"Apa mungkin...."
"Mungkin apa?" tanya Nindi.
"Eh, eng-enggak. Tadi gue ngelihat aura lo putih banget. Tapi ada aura makhluk halus juga yang coba deketin lo. Cuma gue rasa, dia gagal buat rasukin lo."
"Apa ada kemungkinan mental ke orang lain?" tukas Nindi.
"Gue rasa ada."
Kevin dan Nindi saling pandang. Agaknya aura jahat tadi yang menjadi penyebab Rika kerasukan.
"Oh, iya. Aku tadi, 'kan, mau ngasih tahu sesuatu."
"Ya udah, Vin. Ngomong aja," ucap Faza.
"Jadi semalem itu pas aku suruh kalian diem, sebenernya ada suara tangisan cewek. Lirih banget. Abis itu dia bisik-bisik gini, 'Kalian harus pergi ke neraka!' gitu."
Faza dan Nindi terdiam dan saling pandang.
"Maaf, ya. Gue mau nanya. Tapi jangan marah," ucap Fajar.
"Ya udah tanya aja," jawab Faza.
"Salah satu dari kalian ada yang ngga suci, ya?" tanyanya.
Nindi langsung memandang ke arah Faza.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANINDIA [SELESAI]
TerrorSelamat membaca. Ini proses revisi, semoga kalian suka🌷 Story by : Lailla Dhina Cover by : Canva Seorang gadis bernama Anindia Lantari dipertemukan dengan sosok pangeran pujaannya yang bernama Kevin Yogaswara di SMA Bumi Pertiwi. Ia juga bertemu d...