"Ruqyah? Emangnya Clarin mau?" tanya Faza.
"Kita coba bujuk dia dulu. Kalo ngga mau, terpaksa." ucap Fajar.
"Aku setuju," ujar Nindi.
"Ya udah deh. Terserah kalian aja." ucap Faza.
Tatapan tajam terlihat mengawasi dari sudut ruangan. Clarin mengibaskan ekor kudanya sambil sesekali melihat benda pipih di tangannya. Yang ditatap bukannya memberi umpan balik, tapi justru sebaliknya.
"Cih, liat aja nanti."
Bel pulang sekolah berbunyi. Kevin dan Fajar mengantar Faza, Nindi, dan Rika pulang ke indekos.
"Besok, kita ngobrolin soal ruqyah itu ke Clarin. Semoga aja berhasil, ya, Nin."
"Iya, Vin. Tapi kalau Clarin ngga mau gimana?"
"Terpaksa kita pakai cara paksa."
Nindi mengiyakan. Kevin memegang tangan Nindi dan melingkarkannya ke pinggang.
Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Nindi merasakan degupan jantung itu lagi.
"Sorry, Vin." ucap Nindi yang melepaskan pegangannya.
Mendadak situasi berubah canggung. Sesampainya di depan kos, Nindi turun dan berpamitan pada Kevin. Mereka saling melambaikan tangan.
***
Malam itu, suasana di kos sangat ramai. Banyak suara-suara yang menyebabkan gaduh.
"Ya ampun, ini mereka ngga bisa diem apa? Udah malem loh ini. Nanti kalo hantu sindennya muncul lagi gimana?"
"Udahlah, Za. Yang penting kita waspada aja. Nanti mereka juga diem kok," ucap Nindi.
"Hantu sinden? Tunggu, maksudnya?" ucap Rika.
"Oh, iya. Jadi Rika, kamu pernah denger suara orang nyanyi gitu, 'kan? Itu yang waktu subuh-subuh kita denger di depan kamar mandi."
Rika mencoba mengingat-ingat.
"Hah, oh iya. Yang itu, 'kan?"
Nindi menceritakan apa yang dibicarakan oleh Fajar mengenai hantu itu.
"Jadi gitu. Tapi kita, 'kan, ngga ikutan berisik. Apes banget sih."
"Semoga mereka mereka ngga muncul lagi deh. Kita ngaji, yuk!" ajak Nindi.
Rika mengangguk.
Malam itu, mereka melantunkan surah Al-Mulk dan Aj-Jiin dengan harapan bisa mengusir mereka.
"Shodaqollohul 'adziim."
Usai membaca Al-Quran situasi mendadak hening. Suara gaduh tadi seketika menghilang.
"Tetangga sebelah udah tidur kah?" ucap Nindi.
"Ngga tahu. Mendadak jadi hening gitu," jawab Faza.
Mereka mengabaikan kejadian malam itu lalu bersiap untuk tidur.
Pukul 23.45
Suara percikan air begitu jelas terdengar. Aliran keran dan suara kain basah juga terdengar nyaring.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANINDIA [SELESAI]
HorrorSelamat membaca. Ini proses revisi, semoga kalian suka🌷 Story by : Lailla Dhina Cover by : Canva Seorang gadis bernama Anindia Lantari dipertemukan dengan sosok pangeran pujaannya yang bernama Kevin Yogaswara di SMA Bumi Pertiwi. Ia juga bertemu d...