DB • 01

114K 6.2K 707
                                    

"Mama! El benar-benar harus menikah dengan gadis itu?"

"Ini semua demi desa kita, El..."

Felix, Felix Vincent. Pria itu berdecak. Setelahnya menghela nafas, jika ibunya sudah berkata dengan nada lirih dan tatapan memohon dari ayahnya. Dia bisa apa?

"Baiklah... El terima ini. Demi mama papa."

Kedua pasutri yang di panggil mama dan papa itu tersenyum, mereka menarik Felix kepelukan mereka.

Hangat. Felix suka itu.

"Pergi tidur, El. Besok pagi kita ke rumah keluarga Wilshere."

"Wilshere?"

"Nama keluarga calonmu, boy." Saut papa.

Felix mengangguk-angguk. Sebelum pergi dia mencium pipi mama dan papanya.

"Night, mama, papa."

"Night too, El/Boy."

***

Felix menoleh ke jendelanya, gorden tipis itu beterbangan, dan gorden tebal masih terkait di kiri kanan jendela. Menandakan jendela masih terbuka.

Tubuh tegap Felix mendekat.

Sebelum menutup jendela, Felix menatap rembulan dalam.

Rasanya tenang. Malam ini cuaca kurang bagus. Langit tampak gelap tanpa ada bintang, namun ada bulan.

Tangan Felix bergerak menutup jendela.

Greb

Felix mendongak.

Kaget setengah mati, melihat makhluk dengan sayap berdiri di atap rumah lain.

Menatap mata Felix dengan tajam, makhluk itu terbang mendekat.

Panik! Felix buru² menutup gordennya, dan berlari ke kasur besarnya.

Berbaring dan menyelimuti dirinya.

"Jangan berhalusinasi, Felix!"

Felix mencoba menutup mata, berharap yang tadi hanya imajinasinya karena mengantuk.

***

"Mine."

***

Felix menatap rumah didepannya dengan wajah tak minat. Alias, datar.

"Bagaimana? Rumah nya bagus, kan?"

"Rumah kita juga bagus".

Mama terkekeh. Felix mendengus.

Mereka tiba di depan pintu utama setelah di bukakan gerbang oleh penjaga.

Papa menekan bel. Sekali, pintu terbuka.

Keluarga Wilshere berdiri di depan mereka.

"Selamat datang, keluarga Vincent." Kata kepala keluarga Wilshere.

"Terimakasih sambutannya, Mr.Jack Wilshere."

"Silahkan masuk. Kita berbincang di ruang makan."

Di ruang makan, sunyi. Sampai sebuah suara terdengar.

"Mom! Dad! Maaf aku lama."

Gadis cantik dengan balutan dress putih turun dari tangga. Rambut panjangnya ia urai setengah sedangkan atasnya diikat dua dan di gulung.

Cantik, isi pikiran Felix.

"Duduk, nak." Kata mom.

"Perkenalkan, ini anak gadis semata wayang kami. Ayo kenalan, nak."

Bl • Devil's bride [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang