DB • 34

26.7K 2.4K 26
                                    

"Damon..."

"Damon!"

Damon membuka matanya, melirik ke arah samping dengan sayup-sayup.

Dilihatnya Felix sedang duduk di sampingnya dan menggoyang-goyangkan tubuh Damon, sambil memperhatikan Damon yang sedang berbaring.

"Ada apa, sayang?"

"Ayo kita pergi."

"Hahh? Kemana?" Damon mengucek matanya, perlahan duduk.

"Ke rumah mama dan papa!"

"Ini terlalu pagi untuk bertamu, babe. Tidak bisakah nanti?"

"Terlalu pagi gundulmu! Ini sudah pukul setengah dua belas."

"Apa?!" Damon melirik jam di nakas, tepatnya di belakang Felix.

"Ee.. apa aku tidur selama itu?"

"Lihat, bahkan aku sudah mandi dan sudah berpakaian rapi."

Damon menatap Felix dari bawah sampai atas.

"Kenapa kamu tidak membangunkanku? Aku akan siap-siap." Damon turun dari kasur.

"Nyenyenye, aku sudah membangunkanmu dari jam 6 pagi, bodoh!" Felix memutar bola matanya malas.

"Maafkan aku, sayang." Damon mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi.

"Cepat! Aku tunggu di bawah!"

Felix berjalan turun, tidak membawa apa-apa karena di mansion barunya memang tidak ada buah tangan yang bisa dia bawa.

Felix duduk di sofa.

Beberapa menit menunggu, Felix mulai bosan.

"DAMON! KALAU MASIH LAMA AKU PERGI SENDIRI!!" Teriak Felix menggema dan dia yakin terdengar hingga kamar utama.

"SEBENTAR LAGII!!" Balas Damon, ternyata dia sudah keluar dari kamar mandi.

"SATU..."

"TUNGGUUU!" Selesai menyisir rambutnya yang panjang, Damon berlari keluar.

"DUA..."

Damon mengepakkan sayapnya, terbang menuruni tangga.

"TIGG--"

"Aku siap!" Damon muncul tepat di depan Felix dengan tersenyum pepsodent.

Felix terkesima, menatap dari bawah hingga berhenti di manik merah Damon.

1 detik... 2 detik... 3 detik...

"Aku tahu aku tampan, tapi jangan perhatikan aku seperti itu." Damon tersenyum menyebalkan.

"Sialan." Felix tersadar, ia mengalihkan pandangannya.

Damon tertawa.

Bukh

Felix meninju lengan kekar Damon.

"Jangan tertawa! Ayo pergi."

Felix berjalan lebih dulu meninggalkan Damon dengan perasaan kesal sekaligus malu.

"Tunggu aku, sayanggg." Damon melangkah lebar menyusul Felix.

Mereka berdua berjalan beriringan. Saat melewati beberapa mobil yang berjajar rapi di halaman mansion milik mereka, Damon memperhatikan mobil-mobil itu dengan seksama.

Di lubuk hati Damon yang paling dalam dia ingin menaiki mobil itu, tapi di sisi lain dia sadar kalau tubuhnya terlalu besar untuk masuk mobil manusia yang sempit.

Tiba-tiba kakinya berhenti, pikiran dan pergerakan kakinya tidak sinkron.

Felix menoleh, ia heran melihat Damon tiba-tiba berhenti.

Bl • Devil's bride [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang