Episode 14, Trying to escape (2)

5 1 0
                                    

Lia mematung sambil menahan emosinya. Hati anak mana yang tidak hancur mendengar perkataan tajam orang tentang keluarganya terutama jika yang dijelekkan adalah orang tuanya?  Lia benar-benar yakin jika orang tuanya tidak bersalah.

"Aku tidak mau mengulangi perkataanku. Tanda tangan sekarang!"

Lia pun memberanikan dirinya untuk menanda tangani dokumen tersebut. Tiba-tiba, seseorang datang mengetuk pintu ruangan Lia tersebut.

"Masuk!" Ucap Rino dingin.

Jacob memasuki ruangan tersebut dan membisikkan sesuatu pada Rino. Rino sedikit terkejut mendengar bisikan Jacob dan langsung menghela nafasnya.

"Kita bicarakan di ruanganku." Ucap Rino.

Rino pun keluar dari ruangan tempat Lia dikurung bersama Jacob dan Paman Dragon untuk membahas masalah yang Jacob bisikkan pada Rino.

Sementara itu...

Joel diam-diam mempersiapkan semuanya agar ia bisa membawa Lia keluar dari sana. Jujur saja sejak mengenal Lia, Joel mulai menaruh perasaan pada Lia. Hanya saja ia sadar diri jika Lia mungkin tidak menyukainya. Ia merasa jika Lia lebih pantas mendapatkan yang lebih baik dari dirinya.

"Lia harus bebas. Dia gadis yang baik. Aku yakin dia akan memiliki hidup yang layak setelah keluar dari sini." Ucap Joel dalam hati.

Joel sudah membuat strategi untuk membawa kabur Lia keluar dari sana. Ia yakin jika Lia adalah orang yang baik. Ia tidak pantas diperlakukan sekeji itu. Bahkan Joel sudah menyiapkan beberapa perbekalan untuk keluar dari sana. Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk menjaga Lia hingga ia bertemu dengan keluarganya.

"Aku akan membawa Lia kabur dari sini saat malam nanti. Semoga saja, Lia bisa bertemu keluarganya setelah bebas dari sini." Ucap Joel dalam hati.

Di sisi lain..

Lia menitikkan air matanya. Banyak hal di luar dugaannya yang tidak ia ketahui. Jujur saja, Lia tidak tau mengapa Rino begitu membenci orang yang 'bahkan' belum tentu membuat ayahnya masuk penjara hingga sekarang. Lia sangat yakin jika papinya tidak bersalah. Bahkan Lia sangat tau jika papinya tidak mungkin melakukan hal sekotor itu. Entah siapa yang salah dan benar, tetapi Lia sangat yakin jika Rino hanya salah paham dan terdoktrin dengan hasutan orang lain.

"Aku tidak mau papi dan kakak-kakakku kenapa-napa. Tapi, aku juga tidak mau bekerja menjadi perempuan tidak benar di luar sana."

Lia benar-benar bingung dan kacau. Ia tidak tau harus berbuat apa. Ia hanya berharap keluarganya baik-baik saja. Lia tidak tau sampai kapan dia terkurung disana. Ia hanya berharap semuanya bisa terungkap dan masalah tersebut bisa terbuka sejelas-jelasnya.

"Aku tanda tangan saja. Apapun resikonya, aku akan ambil asalkan papi dan kedua kakakku tidak kenapa-napa." Ucap Lia sambil meyakinkan dirinya.

Dengan tangan gemetar, Lia memegang pulpen dan mencoba menandatangani berkas tersebut. Setelah menandatangani berkas tersebut, Lia meletakkan berkas tersebut di meja kecil di ruangan tersebut.

"Ini demi keluargaku." Ujar Lia dalam hati.

Seorang gadis masuk ke dalam ruangan Lia dengan wajah dingin. Siapa lagi kalau bukan asisten Rino, Sakura.

"Mana berkasnya? Sudah ditanda tangani?"

Tanpa banyak bicara, Lia menyerahkan berkasnya pada gadis itu.

"Bersiaplah, besok kamu akan berangkat ke Las Vegas. Ini bajumu." Ujar Sakura sambil melemparkan gaun merah yang cukup terbuka.

Lia menangkap baju itu dan terkejut melihatnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Peace of tortureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang