"Bohong! Kamu yang ada di dalam kamar ibu! Siapa lagi yang mau melakukan itu kalau bukan kamu? Huh?! Bukti sudah ada ditanganmu Joel!"
"Bukan aku pelakunya Rino. Aku memegang botol itu karena aku ingin melapor ke dokter kalau ada orang yang meracuni ibu! Kalau aku yang membunuh ibu, pasti alat yang aku pakai untuk membuka botol suntikan ini masih ku pegang dan juga aku pasti sudah kabur."Rino yang gelap mata dan tidak mau mendengar apapun mengenai penjelasan kakaknya langsung menghajar Joel dengan membabi buta. Untung saja, beberapa orang melerai Rino dan juga ada yang membantu Joel.
"KAMU SUDAH MEMBUNUH BRIAN! LALU TIDAK MAU MENGAKU! SEKARANG KAMU MEMBUNUH IBU DAN KAMU JUGA TIDAK MAU MENGAKUI KESALAHANMU ITU! JELAS-JELAS AKU MELIHAT KAMU MELEMPAR PISAU KEARAH PINTU SAAT KAMU BERADA DI RUANGAN ITU! LALU TADI AKU MELIHATMU MEMEGANG BOTOL SUNTIKAN ITU! KAMU PASTI MERACUNI IBU KAN?!" teriak Rino yang telah ditahan oleh San.E
"BUKAN AKU PELAKUNYA!!! AKU HANYA MENOLONG!!! AKU INGIN MEMBERIKAN BARANG BUKTI INI KALAU ADA ORANG JAHAT YANG MASUK KE KAMAR IBU!" teriak Joel tak kalah kencang.Semua orang terdiam melihat kedua anak kembar itu berkelahi. Terutama ketika mendengar teriakan Joel. Joel memang anak yang sabar, tetapi bukan berarti Joel tidak bisa marah dan bisa diperlakukan seenaknya. Ia benar-benar marah pada Rino. Bagaimana tidak, Joel berniat untuk melaporkan kejadian itu pada pihak rumah sakit tetapi Joel malah dituduh membunuh ibunya hanya karena Joel memegang barang bukti. Joel bahkan dituduh membunuh adik bungsunya sendiri karena ketahuan mencabut pisau dari badan sang adik dan melemparkan pisau itu agar tidak melukai orang lain.
1 jam kemudian, dokter Son menyatakan jika ibu mereka telah meninggal dunia.
#Flashback_off
"Begitu ceritanya Lia. Sejak saat itu, Rino selalu memanggilku dengan sebutan pembunuh. Dia juga pernah menyebarkan rumor tentangku di sekolah. Sampai-sampai, aku tidak punya teman sejak masa sekolah. Semua orang membenciku karena termakan rumor dari Rino jika aku pembunuh. Orang mau dekat denganku hanya untuk jawaban tugas atau tidak catatan. Itupun, setiap dia mengembalikan catatanku, pasti ada pesan di dalamnya." ujar Joel sambil menahan rasa mirisnya.
"Apa yang mereka tulis?" tanya Lia penasaran.
"Mereka... mereka banyak menulis pesan jahat untukku. Mereka bilang 'hei pembunuh! Kenapa kau masih hidup? Bunuh saja dirimu sendiri.' 'Pembunuh tidak usah sekolah!' 'Kau hanya aib bagi keluargamu! Menghilanglah!' Bahkan mereka... pernah mengatakan kalau orang seperti aku tidak cocok menjadi juara 1 nilai ujian tertinggi diangkatanku. Mereka bilang, aku lebih cocok menjadi juara 1 membunuh wanita dan anak-anak." jawab Joel sambil tersenyum miris.Lia yang tadinya marah karena Joel yang berbohong padanya, kini merasa iba setelah mendengar semua perkataan Joel yang benar-benar murni tanpa adanya kebohongan yang terpancar dari mata Joel.
"Maaf aku sudah berbohong. Kalau kamu mau menghukumku atau membenciku aku terima. Itu hakmu. Aku sudah terbiasa untuk dibenci orang." ucap Joel sambil menahan luka batinnya.
"Aku tidak marah Joel. Justru dengan kejujuran yang kamu berikan, itu membuatku memberikan nilai plus untukmu. Kamu berani mengutarakan apa yang kamu alami sebenarnya. Aku percaya kalau kamu tidak melakukan hal itu. Kamu bukan pembunuh. Justru kamu adalah orang baik yang difitnah. Aku yakin, kebenaran akan terungkap suatu saat nanti." balas Lia sambil membelai bahu Joel.Joel teringat dengan kalimat yang ibunya lontarkan. Ia merasa seperti bertemu dengan reinkarnasi ibunya melalui Lia. Joel tidak menyangka ada satu orang baik yang masih mau mempercayainya.
"Terima kasih Lia. Terima kasih mau mempercayai aku. Aku pikir, aku akan dibenci lagi." ujar Joel sambil tersenyum tipis.
"Kita kan teman. Sesama teman harus saling percaya bukan?" tanya Lia sambil tersenyum hangat pada Joel.Joel pun ikut tersenyum melihat Lia. Joel tidak menyangka jika Lia menganggapnya sebagai teman. Sekian tahun lamanya ia mendapatkan hujatan, makian bahkan pengusiran dari orang-orang termasuk saudara kembarnya sendiri. Tidak hanya itu, Joel sendiri sampai takut untuk meminjamkan barangnya terutama buku catatan pada orang lain. Ia sering mendapatkan pesan jahat dari orang yang meminjam bukunya.
"Oh ya, kenapa perusahaanmu diambil dengan Rino?" tanya Lia lagi.
"Kalau itu, karena kelalaianku. Aku salah membaca berkas. Aku tidak membaca dengan baik jika dibelakangnya terdapat poin dimana aku bersedia memberikan seluruh aset perusahaanku pada Soondoongri corporation. Jadi, ayahku memiliki perusahaan yang diberi nama The Victory. Lalu kemudian, ayahku membuka anak perusahaan bernama Soondoongri corporation. Dimana pada saat itu, aturan dalam catatan warisan ayahku The Victory diwariskan padaku dan Soondoongri corporation diwariskan pada Rino. Tetapi yang terjadi malah perusahaanku diambil alih oleh perusahaan Rino. Yah... jujur saja... aku tidak pandai dalam berbisnis. Belum lagi... karyawanku... lagi-lagi termakan rumor dari Rino." ujar Joel.
"Berarti... kamu Serafino? Mantan pemimpin perusahaan the Victory?" tanya Lia.Joel menganggukkan kepalanya pelan.
"Joel, aku yakin suatu saat kamu pasti bisa menjadi orang yang sukses." ujar Lia.
"Mana bisa Lia? Aku tidak punya modal apa-apa." balas Joel.
"Mungkin belum sekarang, tapi suatu saat pasti bisa. Hanya... belum menemukan jalannya saja. Jangan terlalu merendahkan diri sendiri Joel. You deserve better." ujar Lia.Joel hanya terdiam sambil tersenyum pada Lia. Ia beruntung bisa mengenal Lia. Bahkan Lia menganggapnya teman. Seumur hidupnya, Joel tidak memiliki teman yang benar-benar baik dan tulus seperti Lia. Ia berharap akan terus bisa menjadi teman baik Lia walaupun suatu saat nanti Lia akan kembali pada keluarganya.
"Oh ya, aku benar-benar minta maaf untuk masalah yang tadi. Kalau saja aku tidak mencoba untuk kabur, mungkin tidak akn seperti ini." ucap Lia dengan perasaan bersalahnya.
"Tidak apa-apa Lia. Aku juga lalai karena tidak mengerjakan tugasku. Oh ya, kamu..." perkataan Joel terhenti.Seorang bibi Maid membawakan makanan untuk Joel dan juga Lia.
"Joel, Lia, kalian makan dulu ya. Joel ini makanannya kebetulan masih ada satu porsi dari dapur." ujar salah seorang bibi Maid, bibi Retha.
"Oh iya bi. Terima kasih ya bi, sudah disisakan." ujar Joel sambil mengambil makanan tersebut.
"Ih Joel. Kamu seperti dengan orang asing saja. Bibi kan sudah anggap kamu seperti anak bibi sendiri. Walaupun, kalau depan Rino bibi tidak bisa membela kamu." ujar bibi Retha.
"Tidak apa bi. Hehehe terima kasih ya makanannya."
"Terima kasih bibi." ucap Lia sopan.
"Sama-sama, dimakan ya."Bibi Retha pun pergi meninggalkan Joel dan juga Lia. Tidak sengaja, Lia melihat makanan yang ada dipiring Joel. Betapa terkejutnya Lia melihat makanan di piring Joel. Bagaimana Lia tidak terkejut melihatnya, makanan di piring Joel hanya terdiri dari nasi dan sup wortel porsi kecil. Sedangkan Lia masih memiliki dua daging dan sepotong sosis pada lauk nasinya.
"Joel, ini untukmu." ujar Lia sambil memberikan daging nya pada Joel.
"Uhm? Tapi, itu kan jatah makanmu. Jatah makanku sama dengan para maid. Kalau aku makan daging, Rino akan marah. Lagipula, aku tidak cocok untuk makan makanan yang sama dengan anak sukses sepertimu." ujar Joel.
"Joel, listen to me. Makanan tidak membedakan derajat sosial seseorang. Itu tidak ada hubungannya sama sekali. Papiku mengajarkan untuk berbagi dengan orang lain. Lagipula, kamu kan butuh tenaga ekstra. Jadi kamu harus makan daging juga. Biar kamu bisa menjalankan tugasmu dengan baik. Toh kamu juga habis luka. Biar kamu cepat pulih nanti. Ayo dimakan." ucap Lia sambil tersenyum.
"Terima kasih Lia."Lia hanya mengangguk pelan dan mereka pun makan bersama.
"Baru kali ini aku makan daging lagi." ujar Joel sambil mengunyah makanannya.
"Hehehe, aku senang kalau kamu senang juga." balas Lia pelan.Mereka pun selesai makan dan Joel membereskan alat makan mereka.
"Aku ke dapur dulu ya Lia. Nanti aku kembali kesini." ucap Joel.
"Iya Joel. Jangan lama-lama ya." ujar Lia.Joel mengangguk pelan. Sambil menahan sakit, Joel mencuci alat makannya itu lalu kembali ke ruangan Lia. Ketika hendak membuka ruangan Lia, seseorang memanggil Joel dengan datar nan dingin.
Siapakah dia?
-to be continue-
![](https://img.wattpad.com/cover/268171558-288-k900286.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Peace of torture
Fiksi PenggemarJulia Choi atau yang akrab disapa Lia merupakan putri tunggal dari Choi Seunghyun yang merupakan seorang pebisnis terkenal dibidang garmen. Lia merupakan gadis yang baik, ramah, anggun, ceria dan sedikit manja. Lia selalu mendapatkan kasih sayang da...