Two Red Lines▫️05

1K 60 1
                                    

KRINGGGGG

Jaemin yang tadinya asik turu langsung terbangun dalam sekejap ketika mendengar alarmnya yang berbunyi nyaring. Ia segera mematikan jam wekernya dan meregangkan tubuhnya yang terasa kaku.

Pria itu langsung pergi ke depan kulkasnya untuk mencari sesuatu yang bisa ia makan sebelum berlanjut ke ritual mandinya.

"Miskinnya."gumam Jaemin ketika dirinya hanya menemukan setengah dari sisa dessert boxnya kemarin

Tanpa fikir panjang, ia langsung saja melahap abis hingga kinclong sisa dessert boxnya tersebut. Setelah itu, ia langsung berlanjut ke ritual selanjutnya.

/skip

"Never never want you, really really love you~"senandung Jaemin yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi

Tok Tok Tok

"Masuk aja."ucap Jaemin dari dalam apartmen

Masuklah Jeno dengan seragam SMA nya yang sudah rapi, tak lupa almamater hitam khas SMA Lentera Bangsa.

Jaemin kan jadi semakin palin in lop.

"Anjir, masih jam enam No."heran Jaemin

"Sesuai janji, tuan putri."sahut Jeno sembari merapihkan kasur Jaemin yang alakadarnya

"Niat banget."gumam Jaemin sembari senyam senyum sendiri

Jaemin baru tersadar sesuatu. Ia lupa menghubungi Babanya tercinta. Dengan cepat ia merogoh ponselnya dan mencari nomor sang Baba.

Babanya Na🧚‍♂️

"Babaaaaaaaaaa." - Jaemin

"Astaga Nanaaaa, baba kaget tau!" - Winwin

"Hehe, baba udah bangun dari tadi?" - Jaemin

"Udah Na, Baba bangun pagi niatnya buatin kamu sarapan. Eh baru inget kalau kamu pindah ke Seoul." - Winwin

"Aaaaa Babaaaaa, sini Ba. Tinggal sama Nana di Seoul. Tinggalin aja si Yuta kampret tu." - Jaemin

"Kapan-kapan Baba kesana ya. Ngomong-ngomong, kamu udah siap-siap?" - Winwin

"Ini lagi siap-siap Ba." - Jaemin

"Hm begitu, ya udah. Baba mau bangunin Ayah dulu. Kamu semangat sekolahnya ya." - Winwin

"Huhuuu iya Baba. Nana sayang Baba." - Jaemin

"Iya sayang, Baba juga sayang Nana." - Winwin

"See you Babaaaaa." - Jaemin

"See you anak Baba." - Winwin

Panggilan pun terputus.

"Kangen Baba."gumam Jaemin sembari menatap layar ponselnya

"Ututu anak cantik ga boleh nangis."ucap Jeno sembari mengusap surai hitam Jaemin

"Mau pulang."ucap Jaemin

"Belum aja sekolah anjir, masa udah mau pulang aja."sahut Jeno heran

"Pulang ke Jepang. Gue gamau disini, gue ga kenal siapa."ucap Jaemin sembari menyisir surainya

"Gue beneran ga di anggep ya. Dasar anakonda."gumam Jeno sembari beralih merapihkan tas untuk Jaemin

—OoO—

Setelah berabad-abad di perjalanan, akhirnya motor moge klasik milik Jeno sampai di halaman SMA Lentera Bangsa. Dapat terlihat sudah banyak manusia yang berlalu lalang di halaman sekolah.

Two Red LinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang