Two Red Lines▫️16

836 50 0
                                    

Sesuai ucapan Jaemin beberapa saat yang lalu. Kini Jeno dan Jaemin tengah berada di dalam apartmen Jaemin. Mereka tengah terlentang di atas kasur dengan Jaemin yang terus memeluk tubuh Jeno. Sesekali tangannya bergerak untuk menghitung roti yang melekat di perut Jeno yang kini tengah bertelanjang dada itu.

"No, ini perutnya keras banget. Lo sering gym?"tanya Jaemin sembari memencet roti sobek Jeno

"Jarang, Na."sahut Jeno yang tengah memeluk tubuh pria manis di depannya itu

"Nanti Nana mau gym juga. Biar perut Nana kotak-kotak juga kaya Nono."ucap Jaemin sembari menyikap bajunya hingga terekspos perut ratanya dan putihnya itu

"Nana lagi hamil, inget itu. Nanti anak Nono kegencet barbell, kan ga lucu."ucap Jeno dengan tangan kekarnya yang mengusap perut rata Jaeminnya

Bulu kuduk Jaemin meremang dikala tangan kasar Jeno menyentuh permukaan perutnya. Ia menatap Jeno yang kini tengah memejamkan kedua matanya. Jaemin bingung dengan dirinya sendiri, kenapa dirinya ingin sekali bermanja-manjaan dengan Jeno.

"Jeno."panggil Jaemin sembari mengayunkan tangannya untuk mengusap surai Jeno

"Hm."sahut Jeno sembari mendongakan sedikit wajahnya untuk menatap Jaemin

Pria manis dengan bulu mata lentik itu mendekatkan wajahnya dengan wajah Jeno. Sedangkan Jeno hanya diam dengan detak jantungnya yang terpacu cepat. Perlahan Jaemin mulai memiringkan kepalanya berlawanan arah dengan wajah Jeno, dan mendaratkan bibirnya di atas bibir tebal Jeno.

Awalnya hanya saling menempel satu sama lain. Sampai akhirnya Jaemin dengan lancang mulai melumat bibir pria tampan itu dengan lembut. Jeno tak mau kalah, bibirnya pun bergerak untuk menghisap bibir bawah Jaemin dengan sedikit gigitan.

Jeno bergerak naik hingga berada di atas tubuh Jaemin. Cumbuannya mulai turun hingga di leher jenjang Jaemin. Ia kembali berulah dan mengukir banyak tanda di leher putih pria manis itu. Tangannya bergerak menelusup masuk ke dalam baju kaos hitam yang Jaemin kenakan. Pria tampan itu mengusap pelan pinggang ramping Jaemin hingga sang empu merasakan merinding di sekujur tubuhnya.

"Ahhh."satu desahan lolos keluar dari bibir Jaemin

Jeno pun segera menghentikan aktivitasnya dan menatap Jaemin sendu. Tangan kekarnya beralih mengusap pipi Jaemin yang sedikit berisi.

"Sorry, gue kelepasan."ucap Jeno merasa bersalah

"Gue yang salah. Gue yang mulai duluan."ucap Jaemin sembari menarik tubuh Jeno agar tidur di atas tubuhnya

Drtt Drtt Tilulit Tilulit Aiyaiya I'm Your Little Buterflly

Jeno yang merasa ponselnya berbunyi lantas meraih ponselnya tanpa berpindah posisi dari atas tubuh Jaemin.

"Eh, bubu video call."ucap Jeno sembari mengubah posisi mereka menjadi duduk

"Waaaa anak bubuuu!!! Bubu kangen banget sama kamu."ucap Taeyong di seberang sana

"Bubuuuu, bubu kapan pulang sih? Jeno kangen sama bubuuu."ucap Jeno manjalita

"Oiya, besok bubu sama daddy mau ke apartmen kamu. Bubu udah beliin kamu banyak jajanan nih."ucap Taeyong sembari mengarahkan kamera ponslenya ke arah setumpukan jajan

"Mau bubuuuu!!"sahut Jeno excited

Beginilah Jeno, kalau sama bubunya auto manjaaaaa banget.

"Eh, Nana dimana? Bubu belum sempet liat dia dari waktu pindahan."ucap Taeyong

Jeno segera mengarahkan kameranya ke arah Jaemin yang tengah nyengir di balik selimutnya.

"Ehhhh ada Nana. Haduhhh bubu kangen berat sama Nana."ucap Taeyong dengan bibir yang dikerucutkan lucu

"Huhuu, Nana juga kangen banget sama bubu. Ayo kita ketemu besok bubu."ucap Jaemin sembari mengambil alih ponsel Jeno

Sedangkan yang punya ponsel langsung rebahan di belakang Jaemin dengan tangannya yang melingkar di perut Jaemin.

"Nana udah bubu beliin Tokyo Banana, Tokyo Milk Cheese, Maneki Neko, sama KitKat Purple Yams. Kemarin sisa yang KitKat Mini Strawberry Cheesecake sama KitKat Purple Yams. Karena Nana ga suka sroberi, jadi bubu beliin yang KitKat Purple Yams."ucap Taeyong

"Aaaaaa bubu masih inget aja."ucap Jaemin dengan wajah yang terharu

"Selalu inget dong. Nana gimana kabarnya sayang? Jeno udah apain kamu?"tanya Taeyong sontak membuat Jaemin menoleh ke arah Jeno

"H-hah? kabar Nana baik kok bubu. Jeno engga ada ngapain Nana."sahut Jaemin

"Hm ga ada ngapain ya. Itu tuh ada merah-merah di leher kamu, Nana. Abis di gigit nyamuk jumbo ya?"tanya Taeyong sembari menaik turunkan alisnya

Sial, ia lupa.

"Maaf bubu, Jeno kelepasan."ucap Jeno yang muncul dari belakang tubuh Jaemin

"Iya sayang. Bubu tau kalau kamu ga ada bedanya sama kak Mark dan daddy. Kelebihan hormon."ucap Taeyong dengan kekehannya

"Bubu."peringat Jeno sembari mengerucutkan bibirnya

"Nana, bisa kasi hpnya ke Jeno sebentar? Bubu mau ngomong dulu."ucap Taeyong

Jaemin mengangguk sembari memberikan ponsel tersebut kepada sang pemilik.

"Gimana kamu sama Angela?"tanya Taeyong

Jeno yang mendengar pertanyaan Taeyong lantas menoleh ke arah Jaemin melalui layar ponselnya. Ia melihat Jaemin tengah menutup seluruh tubuhnya hingga kepala dengan selimut.

"Jeno udah muak sama dia bu. Dia keras kepala, Jeno gasuka."ucap Jeno

Taeyong mengangguk di seberang sana.

"Nanti biar bubu omongin sama daddy."ucap Taeyong

"Oh iya bu, besok Jeno mau ngobrol sama bubu sama daddy."ucap Jeno

"Mau ngobrol apa? kayanya serius banget?"tanya Taeyong

"Ini emang serius bu, besok kita bahas. See you bubu, love you so so so so so so much!"ucap Jeno sembari memberikan flying kiss ke ponselnya sendiri

"Love you too anak gantengnya bubu. Nana mana?"tanya Taeyong

"Bobo bu, cape dia."ucap Jeno

"Hayoloh, cape ngapain tuh."ucap Taeyong mesem-mesem

"Baru pulang sekolah bu. Dia cape gelud sama pak Luhan gara-gara lupa buat tugas Matematika."sahut Jeno

Taeyong hanya terkekeh di seberang sana.

"Jagain Nana baik-baik ya, No. Bubu gamau kamu sampe buat dia nangis."ucap Taeyong

Jeno mengangguk patuh.

"Aman bubu. Jeno rasa, Jeno—udah suka sama Nana bu. Jeno tau ini salah karena sejak kecil kita udah temenan deket bahkan dulu kita janji buat nikahin anak kita masing-masing di masa depan. Tapi, Jeno langgar itu bu."ucap Jeno dengan wajah yang berubah sendu

Taeyong nampak menghela nafasnya.

"Ga masalah No. Intinya, kalau kalian bisa percaya satu sama lain, bubu yakin semuanya akan baik-baik aja. Kalian bisa jalanin semuanya tanpa merusak persahabatan kalian."sahut Taeyong

"Makasih bu."ucap Jeno

"Ya udah, titip salam sama Nana ya. Bubu mau siap-siap dulu untuk besok."ucap Taeyong sembari melambaikan tangannya di seberang sana

"Iya, bubu sama daddy hati-hati ya."sahut Jeno sembari melambaikan tangannya membalas sang bubu tercintanya

Panggilan pun berakhir.

Jeno beralih menatap Jaemin yang kini sudah tertidur pulas sembari memeluk boneka kelinci besar miliknya.

"Gue takut persahabatan yang udah kita bangun bertahun-tahun bakal rusak cuma karena perasaan ini, Na. Tapi, gue juga gabisa memaksakan perasaan gue. Gue udah jatuh sedalam-dalamnya sama lo, Na Jaemin."ucap Jeno

TBC

Two Red LinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang