Two Red Lines▫️12

855 50 0
                                    

Terhitung sudah sebulan lamanya semenjak Jaemin mulai bersekolah di High International School. Sudah sebulan juga semenjak kejadian Jaemin dan Jeno yang mengalami malam panjang nan panas mereka berdua.

Semuanya berjalan baik-baik saja dan tidak ada kendala. Jeno juga selalu datang ke apartmen Jaemin lalu merengek untuk tidur berdua. Di sekolah, mereka sudah di cap sebagai "Couple Goals" oleh teman-temannya karena mereka kemana-mana selalu berdua, bagaikan Dora dan Boots.

"Jaemin, kamu ngerti yang ini ga?"tanya Renjun sembari menunjuk barisan angka yang berada di dalam buku paket Matematika mereka

"Wah, mata gue auto burem nih Jun."sahut Jaemin sembaru memejamkan kedua matanya

"Burem gimana? Kamu kan lagi merem Min. Berarti kamu ga liat, bukan malah burem."ucap Renjun

"Iya itu, intinya gue ga paham."sahut Jaemin

Saat sedang hendak merebahkan kepalanya di atas meja untuk tidur, tiba-tiba perut Jaemin bergejolak aneh.

Ia mual.

"P-pak, saya izin ke kamar mandi."ucap Jaemin sembari berlari bagaikan Minato Namikaze.

Setelah sampai di kamar mandi, Jaemin langsung pergi ke wastafel dan memuntahkan semuanya. Namun anehnya, nasi dan juga mie yang Jaemin makan tadi pagi sama sekali tidak keluar, melainkan yang keluar adalah lendir bening.

"Anjing, gue salah makan apa gimana anjir."gumamnya sembari membasuh bibirnya

Ia menyandarkan tubuh lemasnya di pinggir wastafel. Tubuhnya benar-benar lemas.

"Mungkin masuk angin doang kali ya?"gumam Jaemin sembari berjalan kembali menuju kelasnya

Namun, belum sempat sampai di depan kelasnya. Ia sudah kembali merasa ada gejolak dalam perutnya.

"Bangsat kenapa sih?"kesal Jaemin sembari kembali berlari menuju ke kamar mandi

Lagi dan lagi yang keluar hanyalah lendir bening tanpa nasi maupun mie yang ia makan tadi pagi. Tubuhnya sudah sangat lemas. Ia tak tahu apa yang terjadi dengan tubuhnya ini.

Dengan tergopoh - gopoh menahan sakit di seluruh tubuhnya, Ia berjalan menuju UKS yang jaraknya lumayan jauh dari tempat kini dirinya berpijak.

"Eh, Jaemin. Lo kenapa?"tanya Xiaojun selaku kakak kelas Jaemin.

"Kak, t-tolong anter gue ke UKS. G-gue udah ga kuat."pinta Jaemin sembari memegangi perutnya yang sangat nyeri

Alhasil Xiaojun yang mengantar Jaemin untuk ke UKS.

"Jaemin, gue harus ngambil buku tugas kelas di ruang guru. Lo sendiri dulu disini gapapa kan?"tanya Xiaojun setelah mengantar Jaemin hingga sampai di UKS

Jaemin mengangguk, "Gapapa kak. Makasih udah nganter gue."ucapnya

Xiaojun mengangguk dan segera pergi dari UKS.

"Huft, perut gue ga enak banget plis."ringis Jaemin sembari meremas perutnya itu

Ia pun beralih merebahkan tubuhnya di atas brankar UKS dan memiringkan tubuhnya menghadap ke arah tembok. Barangkali dengan cara tidur, rasa sakit perutnya akan hilang.

Sekalian bolos (¬˛¬)

—OoO—

"Nana."panggil seseorang sembari mengusap punggung Jaemin lembut

Jaemin yang merasa sedikit terganggu pun lantas terbangun dan menatap orang tersebut.

"Nana kenapa?"tanya Jeno

Two Red LinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang