Sesuai ucapan Yuta kemarin. Kini Jeno benar-benar datang untuk menjemput anak tunggal keluarga Na itu.
Tok Tok Tok
Pintu pun terbuka dan menampilkan sosok Winwin.
"Eh nak Jeno."ucap Winwin sembari memeluk tubuh bongsor Jeno
"Baba apa kabar?"tanya pria bongsor berwajah tegas itu
"Baik nak, ayo masuk dulu."ucap Winwin sembari mempersilahkan Jeno untuk masuk
"Wah Jenooo!!!"pekik Yuta sembari berlari dan memeluk Jeno
"Jeno apa kabar? Wih makin ganteng aja nih bocah."ucap Yuta
"Baik, Yah. Ayah apa kabar? Jeno denger, perusahaan ayah lagi naik daun ya?"tanya Jeno
"Oh itu, ya puji syukur. Iya nak, dari beberapa bulan yang lalu, memang ada peningkatan dari perusahaan ayah."sahut Yuta seadanya
"Wahh, selamat ya Ayah."ucap Jeno
"Iya nak. Eh, kamu kesini sendiri aja?"tanya Yuta
"Iya ayah. Tadi Jeno sempet anter Bubu dulu buat ke kantor Daddy yang di Tokyo, abis itu Jeno langsung kesini."sahut Jeno
"Hm begitu, nak Jeno sudah makan?"tanya Yuta lagi
"Udah Yah, tadi Bubu ngajakin mampir dulu ke resto."sahut Jeno
"Oh iya nak, kamu bangunin si Jaemin sana. Dia masih molor di kamarnya."ucap Winwin sembari mengaduk sup ayam buatannya
"Eh iya, Ayah sampe lupa sama Jaemin. Bangunin sana Jen, kalo masih ga bangun di siram aja pake air toilet."ucap Yuta sembari menepuk pelan pundak Jeno
Jeno hanya tersenyum sampai kedua matanya hilang entah kemana.
"Jeno naik gapapa Yah?"tanya Jeno
"Gapapa nak, naik aja."sahut Yuta
Setelah mendapat izin dari Yuta dan juga Winwin, Jeno langsung bergegas naik ke lantai dua untuk membangunkan Jaemin.
Tok Tok Tok
Jaemin yang tengah asik berada di alam mimpi sampai ilernya netes pun langsung terbangun. Ia mengusap liurnya yang tumpah sembari membenahi posisi tidurnya agar lebih nyaman. Bodo amat sama Ayah ataupun Babanya yang getok-getok pintu kamarnya.
"Nana."panggil seseorang dari luar pintu kamar Jaemin
"Ck, berisik."gumam Jaemin sembari menutup wajahnya dengan bantal
Tok Tok Tok
"Nana, ini gue."ucap Jeno yang sedari tadi tak mendapat sahutan dari orang di dalam sana
Jeno lantas mendorong knop pintu kamar Jaemin dengan perlahan.
"Masih molor ternyata."gumam Jeno ketika melihat Jaemin yang masih tepar di atas kasur dengan wajah yang ditutupi dengan bantal
Ia pun duduk di pinggiran kasur Jaemin sembari membuka bantal yang menutupi wajah tersebut. Sudut bibir pria bongsor itu terangkat membentuk sebuah senyuman kecil ketika melihat wajah teman kecilnya itu.
Akhirnya setelah hampir 14 tahun tak bertemu, kini mereka bertemu kembali. Wajah Jaemin masih tetap sama bagi Jeno, tetap cantik dalam keadaan apapun.
"Nana."panggil Jeno sembari membenahi anak rambut Jaemin yang menutupi mata cantik pria itu
"Eungh."erang Jaemin tanpa membuka kedua matanya
"Na, ini gue."ucap Jeno
Jaemin tetap tak memberikan tanda-tanda akan terbangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Red Lines
Historia Corta"Jen, gue hamil." warning‼️ - bxb - mpreg - harsh words - 18+ - bahasa nonbaku - ga suka? minggat.