Terjebak Rayuan Cinta Ayahnya Anakku✓

20. Apakah ia sedang memanfaatkan kesempatan?

Untuk kesekian kalinya dalam hari ini, Vandra menghela napas berat. Di hadapannya, terdapat banyak sekali kertas hasil coretannya yang berakhir diabaikan begitu saja. Tab khusus yang ia gunakan untuk mendesain pun berhenti di gambar garis-garis yang membentuk kotak.

Rencananya, sih, ia ingin merancang produk baru sebagai koleksi Rads-fur, tetapi entah kenapa sejak kemarin, tidak ada satu pun hasil yang memuaskan baginya.

Rads-fur sendiri memang memiliki tim desain khusus yang bekerja untuk mendesain produk-produk keluaran perusahaan perabotan rumah tangga itu. Akan tetapi, tak jarang, Vandra sebagai founder juga ikut turun tangan.

Sedikit bercerita soal Rads-fur, mulanya didirikan sebagai pabrik pengolahan tripleks, kayu dan papan sebagai bahan bangunan di bawah pimpinan kakeknya, Hengga Argantara dengan nama Pabrik Jaya Abadi. Lalu, ketika sudah berada di bawah pimpinan Dewangga Argantara yang merupakan ayah Vandra, PJA atau Pabrik Jaya Abadi kembali berganti nama menjadi Argantara Mebel.

Ketika berada di bawah pimpinan sang ayah, Argantara Mebel memproduksi berbagai jenis kursi, meja dan lemari beserta turunannya. Pada saat itu, semua barang produksinya, menggunakan bahan kayu jati dan rotan yang tentunya membutuhkan banyak sekali biaya untuk memproduksi serta memasarkannya. Di masa itu pula, produk Argantara Mebel tidak begitu diminati pasar, sebab katanya, barang-barang yang mereka produksi terbilang pasaran.

Vandra masih mengenyam pendidikannya di luar kota saat usaha keluarganya hampir gulung tikar. Sang Kakek---Hengga Argantara---sempat menyalahkan sang putra, Dewangga atas ketidakberhasilannya dalam mengurus usaha yang telah ia dirikan susah payah itu. Hengga juga sempat menyalahkan Vandra yang karena katanya, Vandra hanya bisa menghabiskan uang sang ayah tanpa ada niatan membantu sama sekali.

Hubungan antara Vandra dan sang kakek memang kurang baik sejak dahulu. Ditambah lagi dengan ketidaksukaan sang kakek sebab Vandra yang tiba-tiba saja meminta untuk mengambil alih Argantara Mebel dan kembali mengubah namanya menjadi Rads-fur hingga sekarang.

Vandra berjanji untuk membuat usaha keluarganya itu maju dan diminati banyak orang dan ia membuktikan ucapannya itu. Walaupun tidak menutup kemungkinan jika dirinya juga mengalami jatuh bangun yang hampir membuatnya frustrasi kalau saja tidak mengingat tujuan awalnya.

Namun, dikarenakan usaha keluarga itu pulalah yang membuat Vandra terjebak. Ia harus memiliki pasangan sebelum usianya 30 atau Rads-fur akan dipindahtangankan kepada cucu sang kakek yang lain.

Hal itu jelas saja membuat Vandra merasa kesal. Ia yang sudah membangun Rads-fur kembali dari nol hingga membuatnya sesukses sekarang, tiba-tiba saja semuanya ingin diambil dari tangannya. Semula, ia memang hampir putus asa kala tak kunjung menemukan perempuan yang mau diajak serius untuk menjalin hubungan dengannya. Kalau pun ada, tidak satu pun dari mereka yang menginginkan untuk segera memiliki keturunan dengan berbagai alasan.

Reuni sekolah waktu itu, jujur saja menjadi angin segar bagi Vandra. Ia memang berniat mencari 'teman' yang sekiranya bisa ia ajak membina hubungan rumah tangga. Mana tahu, dari seluruh alumni Bakti Pertiwi---sekolahnya dulu---ada perempuan lajang yang sesuai dengan kriterianya. Vandra tidak berekspektasi akan bertemu dengan Freya saat itu. Apalagi sampai menghabiskan waktu berdua di atas ranjang hingga menghasilkan buah dari kegiatan panas itu.

Namun, sekali lagi, Vandra mengambil keuntungan dari hal itu. Dengan ia menikahi Freya, artinya kakek dan neneknya tidak lagi mengancam akan mengambil alih Rads-fur dari tangannya, bukan?

Memikirkannya, seketika membuat Vandra merasa dirinya adalah orang jahat. Bukankah secara tidak langsung, ia telah memanfaatkan Freya untuk mencapai tujuannya?

Vandra mengusap kasar wajahnya, kala sekelebat ingatan saat ia tiba-tiba melontarkan perkataan yang lumayan kasar kepada Freya, ketika keduanya sedang berbelanja di supermarket. Waktu itu, jujur saja Vandra kelepasan.