30. Rayuan cinta ayahnya anak(-anak)ku

2.5K 99 23
                                    

Sudah pernah dikatakan, bukan, jika waktu berlalu begitu cepat? Bahkan, rasanya baru kemarin Freya tiba-tiba ingin memakan bakso mercon di tengah malam. Lalu berita tentang kehamilannya yang rupanya sudah menginjak usia dua bulan yang datang beberapa waktu kemudian.

Rasanya benar-benar cepat seperti hanya sekali mata berkedip lalu pindah ke beberapa bulan kemudian.

Contohnya hari ini, tepatnya di Minggu pagi yang cerah, senyum perempuan berusia 30 tahun dengan status baru sebagai seorang ibu itu, terbit begitu saja. Padahal, ia baru saja selesai mandi, tetapi ketika keluar dari kamar, pemandangan yang sangat membahagiakan, terpampang di depan matanya.

Celoteh khas dari bayi yang belum pandai berbicara, terdengar bersahut-sahutan dengan sosok sang suami yang sudah lebih dulu mandi sebelumnya. Tepatnya, saat ia sibuk membuat MPASI.

Begitulah, keduanya seringkali berbagi tugas. Misalnya Freya sedang sibuk mencuci pakaian, maka Vandra yang bertugas untuk memandikan anak-anaknya.

Iya, anak-anak.

Tuhan memang memiliki rencana terbaik di antara rencana-rencana manusia yang terkadang tidak terkabulkan dengan baik. Seperti contohnya kehidupan pernikahan Freya dan Vandra. Akhirnya setelah penantian tiga tahun, barulah keduanya diberkati oleh sepasang bayi kembar yang terlahir sehat dan sempurna kira-kira enam bulan dua belas hari yang lalu.

Rutinitas baru sebagai sepasang orang tua dari anak kembar berusia enam bulan selama dua belas hari terakhir, tak lain dan tak bukan akan memberikan MPASI. Biasanya, Freya yang akan membuatkan makanan pendamping ASI untuk kedua anaknya, lalu Vandra sebagai ayah yang akan menyuapi kalau dirinya sedang libur bekerja.

Toh, pekerjaan Vandra juga tidak mengharuskannya selalu hadir di perusahaan. Makanya, Vandra menggunakan waktu senggangnya itu sebaik mungkin untuk menemani tumbuh kembang putra dan putrinya.

"Satu suap lagi, princess gendutnya Ayah. Aaak!" Vandra mengarahkan sendok berisi MPASI yang dibuat sang istri, ke depan bibir putri sulungnya. Beruntung, si princess yang satu ini, tidak susah dalam urusan makan. Apa pun yang diberikan, pasti akan dilahap habis. Makanya saat memberikan suapan terakhir, Vandra merasa jauh lebih semangat karenanya.

"Pinter banget anaknya Ayah," ujar ayah dua anak itu, sambil mengusap sudut bibir putrinya menggunakan tisu basah.

"Mamama!" Si sulung berseru heboh sambil memukul-mukulkan tangannya pada meja khusus bayi yang ia duduki kala melihat sosok sang ibu yang memperhatikan dari ambang pintu.

Vandra otomatis menoleh, lengkap dengan senyum manisnya. "Eh, itu Bunda udah selesai mandi," ujarnya. Seketika itu pula, kedua anaknya heboh ingin segera digendong oleh bunda kesayangan.

Freya langsung membawa si sulung ke dalam gendongan. Menatap putra bungsunya yang juga terlihat tak sabar ingin digendong. Wajah si bungsu terlihat cemberut, hampir menangis. Mungkin karena dia iri melihat kakaknya yang sudah lebih dulu digendong sang bunda, sementara dia tertahan di kursi khusus bayi yang sangat memuakkan ini.

"Adek, mam-nya habiskan dulu, oke? Baru habis itu Bunda gendong, deh!" Freya berujar, berusaha menenangkan putra bungsunya yang cemberut. "Aak lagi, coba, pinternya Bunda?"

Si bungsu menggeleng sambil merengek. Dia juga ingin digendong, kenapa ayah dan ibunya itu tidak peka sama sekali, sih?

"Eh, anak gantengnya Ayah. Mam-nya harus habis dulu, nih, masih ada dua suap lagi, lho. Ayo, buka mulutnya dulu?" Vandra mencoba mengulurkan sendok berisi bubur kentang bercampur wortel, daging ayam, tempe dan brokoli itu ke hadapan sang anak, tetapi si bungsu malah menggeleng. Bibirnya terkatup rapat, menyatakan jika dirinya benar-benar tidak mau makan lagi.

Terjebak Rayuan Cinta Ayahnya Anakku✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang