"Jeno! Yak! Tunggu aku!" Teriak Jaemin kepada sepupunya yang lebih dulu berlari, meninggalkan dirinya. Memang menyebalkan mempunyai sepupu semacam Jeno ini! Sangat-sangat menarik urat.
"Mampus!" Pekik Jaemin spontan, ketika melihat sepupunya menabrak seseorang. Langsung saja dirinya berlari menghampiri orang itu dan juga sepupunya.
"Hahaha rasakan! Siapa suruh meninggalkan diriku!" Ledek Jaemin, menertawakan sepupunya, namun tetap membantu gadis itu berdiri.
"Kau tak apa? Maafkan sepupuku ya!" Ucap Jaemin dengan senyuman manisnya.
"Appa." Ucap orang itu secara tiba-tiba, seraya menatap Jeno dengan tatapan penuh dengan keterkejutan dan juga keheranan.
Jeno yang dipanggil dengan sebutan Appa pun tersentak kaget. Berbeda dengan sepupunya yang sudah tertawa terbahak-bahak. "Haha! Aku tau kalau sepupu aku ini mukanya sangat boros! Tapi, aku tidak menyangka bahwa dirinya dipanggil Appa." Ujar Jaemin, yang masih tetap mempertahankan tawaannya.
Orang itu terkejap, lalu menggelengkan kepalanya, dan langsung meminta maaf. "Ah, mian. Aku tidak bermaksud untuk mengatai dirimu. Aku hanya terkejut dengan wajah kamu, wajah kamu sangat mirip dengan Appanya aku sewaktu kecil. Jadi, aku langsung spontan bilang Appa, begitu aku melihat dirimu. Maafkan aku." Ujar gadis itu.
Jeno hanya berdeham sebagai jawaban, melirik sepupunya yang masih tertawa. Logan yang jengah pun akhirnya menyikut Nara dan membuat sang empuh berhenti, menatap Logan dengan nyalang.
"Kau mau masuk tidak?" Tanya Logan dengan ketus.
"Tentu saja!" Ujar Nara yang ingin menarik Logan namun ditahan oleh gadis tadi.
"Heum, maaf. Tapi bisakah kau memberitahu-ku dimana ruang kepala sekolah? Aku murid baru disini dan sedaritadi mencari keberadaan ruang kepala sekolah, namun tidak menemukannya." Pinta gadis itu.
"Kau tidak akan bisa menemukannya! Ruang kepala sekolah itu ada di belakang, terus berada di paling ujung gedung sekolah ini." Ujar Jaemin, membalas pertanyaan teman sebayanya.
"Eum, bolehkah aku minta tolong supaya di antarkan?" Tanya gadis itu.
Jaemin sempat berfikir, menatap sepupunya dengan tatapan memohon, supaya sepupunya ini mengizinkan dirinya. Tapi Jeno yang melihat itu hanya bisa mendengus kasar sebelum menjawab. "Tidak!" Ucap pria itu yang membuat Jaemin mendecak kesal, akan jawaban yang di berikan olehnya.
"Aish, Jeno! Ayolah! Hanya sekali saja!" Pinta Jaemin dengan tatapan memohon, supaya sepupunya ini melunak, dan mengizinkan dirinya.
"Andwe!" Tolak Jeno sekali lagi, yang ingin meninggalkan Jaemin, namun berhasil di cegah olehnya.
"Oke oke oke! Tunggu sebentar!" Ujar Jaemin, menatap sekitar sampai pada akhirnya pandangannya jatuh kepada adik kelas yang tengah berjalan.
"Yuni, eh Yuna maksudnya!" Panggil Jaemin, yang membuat sang empuh menoleh dan menghampiri dirinya.
"Eumm--"
"Renjun." Ujar gadis itu memperkenalkan diri, seakan tau apa yang ingin wanita ini katakan kepada dirinya, melalui pandangan mata.
Jaemin langsung tersenyum. "Eum... Renjun, maaf. Aku tidak bisa mengantarkan dirimu. Samoyed akan marah kalau aku mengantarkan dirimu. Sebagai gantinya, aku akan mengirimkan Yuna untuk mengantarkan dirimu." Ujar Jaemin, lalu menarik tangan adik kelasnya.
Setelahnya, Jeno langsung menarik tangan sepupunya agar menjauh dari sana.
"Kajja!" Ujar Yuna kepada Renjun, yang saat ini tengah menatap kepergian teman yang baru saja ia temui tadi, Jeno dan Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT LOVE, BUT OBSESSION 3 - JAEYONG
FanfictieINI CERITA KHUSUS JAEYONG SHIPPER AND JUNG FAMILY! BAGI KALIAN YANG TIDAK SUKA DENGAN FAMILY ATAU CERITA INI? DILARANG UNTUK KOMEN NEGATIF BAIK DIKOLOM KOMENTAR MAUPUN DIKEHIDUPAN NYATA BAGI PARA MEMBER BAIK JUNG JAEHYUN, LEE TAEYONG, MARK LEE, LEE...