CHAPTER 9

1.8K 110 44
                                    

Jika masalah doyoung selesai itu salah, bahkan sekarang doyoung harus mengahadapi masalah lain yang lebih besar.

Dari arah dalam sana dia mendengar bunyi bel dari pintu masuk, doyoung beranjak dari duduknya untuk membuka pintu.

"Siapa?" Tanya doyoung setelah membuka pintu.

Doyoung di buat kaget dengan seseorang di depannya itu, badan tinggi tubuh tegap dan matanya menyorok tajam. Segera doyoung mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Sial, jantung doy kenapa" batin doyoung.

"Kamu siapa?" Tanya doyoung kepada lelaki itu,
Junghwan dari arah dalam sangat penasaran siapa yang datang berkunjung pagi pagi sekali.

"siapa sayang!" Tanya junghwan dari dalam, langkahnya kini semakin dekat ke arah pintu masuk.

Doyoung masih memalingkan pandangannya, tatapan orang itu benar mampu menyihir doyoung. doyoung berusaha menstabilkan dirinya, dia selalu menyebut nama junghwan di hatinya.

Setelah junghwan sampai dirinya tidak kalah terkejutnya dengan doyoung, bahkan tangan junghwan sekarang menarik lengan doyoung, menyembunyikannya di belakang badannya.

Matanya tak abis menatap lekat saudaranya di depan, dengan jelas junghwan bisa melihat wajahnya menampilkan smrik licik.

"Ngapain lo pulang?!" Tanya junghwan dengan tatapan mengintimidasi sedangkan pria mungil yang berada di belakangnya berguman ketakutan.

"Mas, doy takut... matanya tajem banget doy takut"

"Sialan, bahkan doyoung lebih takut sama dia di bandingkan saya" batin junghwan.

Senyun terlukis di wajahnya, junghwan sama sekali belum mempersilahkan masuk tetapi dirinya masuk begitu saja, emang kenapa juga toh itu rumahnya.

"Welcome to my home, woahh bentuknya sama ya gak berubah. Berubahnya cuman sekarang ada pria manis di dalamnya"

Junghwan tidak habis habisan memberi tatapan mengancam, tetapi pria yang 3 tahun lebih muda darinya itu sama sekali tidak pernah takut kepada dirinya dari dulu.

"Ayolah junghwan, ini juga rumahku bukan? ... apa kamu tidak senang kalau saudaramu kembali?"

Junghwan memerintahkan doyoung untuk kembali ke kemar, junghwan sudah tau dan mengerti kenapa saudaranya ini kembali ke rumah. Dari dulu dia selalu mengincar pacarnya, bahkan seringkali saodaranya itu menggoda pacarnya agar tidak ingin melangsungkan pernikahan dengannya.

"Sekali lagi kamu ikut campur!!, lihat saja kali ini saya benar benar akan membunuhmu!" Ancam junghwan.

"JUNGHWAN!!"

"JEONGWOO!!" tidak mau kalah, junghwan kembali memanggil nama saudaranya dengan keras dan marah.

"Kamu bahkan tega membunuh saudaramu sendiri demi pria manis itu? ... aku jadi penasaran seperti apa rasanya hahaha"

Jeongwoo tidak henti hentinya membuat junghwan marah, tangan yang tak kalah kekar itu hampir ingin mendarat di sudut bibir jeongwoo. Tatapan jeongwoo selalu membuat junghwan kesal, junghwan tidak pernah menyukai jeongwoo karna sorot matanya itu lebih menakutkan dari pada punya dia sendiri.

"Berani kamu nyentuh milik saya, ingat jeongwoo kamu tidak bakal bisa hidup besok!!" Ancam junghwan.

Jeongwoo hanya mengedipkan matanya ke arah junghwan, kini dia berjalan kembali ke kamarnya, merebahkan dirinya tidur di ranjang empuk yang sudah sangat ia rindukan dari dulu.

"Masalah satu muncul, saya harap yang satunya tidak kembali" gumam junghwan.

Doyoung meringkuk di atas ranjang junghwan, dia menggerutuki dirinya sendiri, tatapan, wajah, badan, tangan jeongwoo tadi masih terekam apik di otak doyoung.

STILL TOGETHER Dosen gantengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang