"John, memang Haechan ga apa-apa ditinggal sendirian sampai malam gini?" tanya Taeyong yang sibuk membersihkan meja.
"ya mau gimana lagi? Besok aku bawa dia kesini" Johnny merapihkan kursi terakhir. Iya hari ini adalah hari pertama Johnny bekerja di cafe yang ditawarkan Taeyong, walaupun gajinya tidak banyak, namun cukup untuk menghidupinya dan sang adik.
Taeyong melepas apron coklatnya, "ayo pulang" ajaknya yang mendapat anggukan dari Johnny, mereka pun akhirnya keluar cafe dan pergi menaiki bus.
"nanti aku turun duluan, Haechan masih ada di rumah temennya" Taeyong mengangguk, dan tak lama setelah itu Johnny turun lebih dulu dan sempat melambaikan tangannya kearah sahabatnya itu.
Melihat bus meninggalkan halte, Johnny berjalan masuk kedalam sebuah perumahan. Langkah kakinya berhenti disebuah rumah berwarna abu-abu, tangannya terulur untuk menekan bel rumah tersebut.
Kreek..
"eh Johnny? Sini masuk" ajak nyonya Lee sembari mempersilahkan Johnny masuk, namun Johnny menolak sembari tersenyum "Haechannya ada? Maaf aku harus buru-buru pulang masih banyak tugas numpuk" ucapnya lembut.
"oh astaga masih malem begini kamu bisa-bisanya mikirin tugas, ya sudah tunggu ya biar ibu panggilin Haechannya" langkah kaki Nyonya Lee langsung masuk kedalam rumah, namun tidak lama setelah itu nyonya Lee kembali keluar hanya seorang diri.
"maaf John, Haechannya tidur sama Jeno, masuk aja ga apa-apa, ibu kasihan kalau bangunin dia" nyonya Lee mempersilahkan Johnny untuk masuk kerumahnya.
Langkah kaki Johnny masuk kesebuah kamar yang penuh dengan mainan, matanya menatap sang adik yang tertidur lelap bersama temannya. Dengan perlahan, Johnny menggendong tubuh sang adik dan membawanya keluar kamar, "terimakasih udah jaga Haechan, saya pamit ya bu" ucapnya sembari membungkukkan sedikit badannya.
Sekarang, Johnny menyusuri jalan dengan Haechan yang berada digendongannya, dirinya tidak mau naik bus lagi karena takut uangnya tidak cukup untuk mereka makan besok. Sampai dimana kakak beradik ini sampai dirumah, dengan perlahan Johnny menidurkan Haechan di ranjang, tangannya bergerak menyelimuti adiknya ini.
"kakak udah dapat kerja, nanti kalau kakak gajian kita beli mobil remotnya ya?" tangan Johnny mengusap rambut Haechan penuh lembut, setelah menidurkan Haechan dikamar Johnny pun pergi keluar kamar untuk bersih-bersih.
🐱🐻
"pagi ini ibu bagiin nilai ulangan harian kalian ya"
"baik bu!"
Haechan sudah sangat bersemangat, dirinya berharap agar mendapatkan nilai seratus. Dengan begitu, dirinya jadi bisa membeli mobil remot yang dia inginkan.
"aku dapat nol" ucap Jeno sedih sembari memandangi ulangan hariannya yang hanya mendapatkan angka 0.
Haechan menoleh, "kamu makanya jangan nyontek, jadinya dapat 0 kan" tangan mungilnya mengusap lembut pundak temannya itu.
"Haechan"
Mendengar namanya dipanggil, dirinya pergi ke arah meja guru matanya terpejam agar tidak melihat nilainya terlebih dahulu, "Jeno! Lihat nilaiku belapa coba? Aku engga belani lihat" sahutnya sembari menunjukan nilai ulangannya kepada Jeno.
Jeno mengambil kacamatanya dan menatap nilai ulangan Haechan, "dapat delapan puluh lima" jawabnya.
Haechan membuka matanya dan melihat ke arah kertas ulangan miliknya, "heung bukan selatus, aku engga dapat mobil lemot dong" gumamnya sedih, Jeno berjalan mendekati Haechan dan menepuk-nepuk pundaknya, "gapapa kita coba lagi nanti" ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kak Jo | Johnny Suh (ft Lee Haechan)
Fiksi Remaja"kakak jelek" - Haechan "kamu lebih jelek chan" - Johnny