Kehidupan Kedua [04]

1.1K 162 32
                                    

Hali's POV


Ughh... Dimana aku? ....

Ini tempat apa?

Ku lihat sekeliling, putih... Hanya putih....

Tempat yang begitu sunyi tanpa sedikit pun suara ,ya... Hanya aku sendiri disini.

Apakah aku sudah mati? Ah ya... Seharusnya itu memang benar... Aku sudah mati....

Jadi, apakah ini yang disebut sebagai surga?....

Ughh... Kepalaku sangat sakitt!!

Perlahan muncul banyak potongan gambar berputar putar disekitarku... Apakah aku terkena delusi??

Dengan cepat mereka melesat masuk dalam kepala, mengambil posisi dalam pengaturan ingatan. Akhh!! Kepala ku sakit!! Memori baru itu seperti mendesak untuk masuk ke dalam kepalaku....

Memori? Ingatan?....

Ugh!!....

Aku tak yakin, tapi banyak ingatan baru yang tidak pernah ku lihat sebelumnya. Dan aku yakin ini pasti bukan milikku....

Dari mana asalnya ingatan ini?!!

Ku sentuh kepalaku yang terasa akan meledak itu, sakit!!...

Akh!!!...

Bayangan dan ingatan aneh itu perlahan menghilang saat kesadaran ku mulai tersusun dengan perlahan bersamaan dengan rasa sakit di sekujur tubuh ku rasakan.

Tubuh ini tidak dapat digerakkan bahkan hanya untuk sekedar membuka mata pun sangatlah susah. Telingaku terus berdengung dengan kepala yang begitu sakit seperti selesai di pukul dengan benda tumpul.

Penglihatan yang mulai terbuka meski agak kabur, kaki besar seseorang nampak menendang tubuh ku dengan lambat yang membuat tubuh ku sedikit bergeser dari posisi awal.

Tak lama sayup-sayup suara seseorang ku dengar dengan arah yang cukup dekat.

Entahlah... Perasaan benci tiba tiba menggelayut di hatiku untuk pemilik kaki besar itu juga beberapa ingatan seorang pria yang mengayunkan balok kayu ke arah ku.

Benci....

Sang pria menjatuhkan balok kayu yang penuh akan cairan merah darah tepat di samping tubuhku, tak salah lagi... Itu adalah darah yang sama dengan genangan cairan merah di tubuhku... Darahku....

'Hiks... mereka membunuhku....'

Suara seorang anak kecil yang lemah dan lirih terdengar jelas dan ku yakin itu bukan berasal dari luar, melainkan di alam batinku sendiri.

Amarah ku tersulut tanpa alasan, seseorang seperti mendorong ku untuk balas dendam pada siapapun yang melukai tubuh ini.

Dengan segenap kekuatan ku raih kaki besar yang menendang ku itu dengan genggaman yang kian mengerat.

Merasa heran, dia menunduk dengan wajah takut seperti tengah berjumpa dengan hantu atau semacamnya setelah berpapasan mata dengan ku.

Tatapan dingin membunuh ku perlihatkan sama seperti biasanya saat menatap musuh yang ingin ku habisi.

"Ugh... Apa yang kau lakukan? " Suara bernada datar seperti biasanya keluar dari mulutku bersamaan dengan rasa sakit saat tenggorokan terlampau kering ini dipaksa untuk bergetar.

Hali's POV end

Baru saja ia memeriksa bahwa sosok penuh darah itu sudah kehilangan nyawanya dan beranggapan bahwa beban itu telah lepas sepenuhnya, selang beberapa detik anggapan itu langsung terpatahkan saat sang pria menyaksikan sendiri 'mayatitu menarik kakinya dan berbicara dengan tatapan tajam seperti seorang pembunuh.

Posisi berbalik dengan begitu cepat, kaki sang pria mendadak lumpuh di tempat membuatnya yang ingin lari langsung tersungkur mencium indahnya lantai penuh debu.

Tubuh gempal penuh lemak itu jatuh menghantam lantai dengan keras membuat suara 'gedebuk'  nya makin jelas terdengar. Sontak saja dua sosok di meja makan langsung berdiri dengan kaget.

Tatapan membunuh menjadi pengiring sebuah kejadian yang berlalu dengan begitu cepat, mulai dari kepalan tangan yang diayunkannya tepat ke arah kepala si pria bertubuh gempal yang mencoba berdiri dari tidur tidak elitnya. Sampai tubuh tambun sang pria terlempar ke lemari kecil di samping dinding membuat ruangan seketika berantakan dan penuh barang yang berceceran di sana sini.

Dua sosok lainnya mencoba melawan meski nyalinya langsung ciut di bawah tatapan membunuh yang begitu pekat, membuat udara sekitar terasa begitu dingin dan mencekam.

"He-hei bocah busuk! Apa yang terjadi padamu? " Ucap salah satunya tergagap.

"Pergi... Atau mati? "

Ucap nya dengan nada datar dan dingin bersama sorot manik ruby yang penuh aura membunuh.

Kaki mereka bergetar lalu dengan penuh ketakutan mencoba berlari meninggalkan gubuk kecil itu, untung saja kesetiakawanan mereka cukup tinggi hingga tak lupa menyeret tubuh sang teman sebelum babak belur di tangan anak kecil dengan tatapan membunuh.

.
.
.
╭┉┉┅┄┄•◦ೋ•◦❥•◦ೋ
Reinkarnasi Boss Mafia
[Halilintar]
•◦ೋ•◦❥•◦ೋ•┈┄┄┅┉╯
.
.

T

BC

Rabu 11 Januari 2023651 kata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rabu 11 Januari 2023
651 kata

Reinkarnasi Boss Mafia [Halilintar] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang