Senjata Rahasia[14]

451 71 4
                                    

Sebuah kereta kuda berhenti didepan mansion keluarga Xavier di ikuti dengan turunnya sang penumpang.

Viscount Xavier kembali menyeruput kopi pahit nya, " Halilintar, Ayahanda dengar kamu menjadi asisten kecil laksamana tarung, ya?"

"Umm, sudah dua hari, " Ia berucap pelan, raut lelah nampak di wajah kecilnya.

Sarah menatap dengan khawatir akan kondisi anaknya itu, akhir-akhir ini Halilintar lebih sibuk latihan berpedang dari pada hari-hari biasanya. Ia mengelus kepala kecil sang buah hati, memeluk nya dengan erat, " jangan paksakan dirimu ya, setelah ini langsung istirahat," nasehat kecil dari sang ibunda.

Halilintar mengangguk pelan. Ia segera memaksakan langkahnya ke lantai atas kediaman Xavier.

Sarah dan Viscount Xavier hanya menatap kepergian Halilintar bersama helaan nafas gusar. Mereka menatap punggung kecil itu dengan prihatin. Sudah beberapa bulan sejak kunjungan Yaya kala itu, saat pertama kali nya sang gadis memberikan latihan langsung di kediaman.

Hingga saat ini belum ada kemajuan mengenai Halilintar yang tak kunjung mampu menguasai sihir. Yaya mati kutu, ia merasa gagal menjadi sorang guru bagi Halilintar. Begitupun, keluarga Xavier yang sudah membelikan banyak ramuan giok dan Eliksir untuk meningkatkan akar roh sihir. Nihil, tak ada kemajuan sedikitpun.

Bagi sebagian orang, ini akan menjadi kondisi terendah bagi mareka yang lahir di peradaban sihir kuno. Tak ada pujian jika kau dapat menguasai ilmu sihir, itu adalah kewajiban umum sebagai tanda bahwa kau hidup di dunia ini. Jika tidak mampu, maka bersiap-siaplah menjadi aib bagi keluargamu.

Cukup beruntung jika kau hidup di keluarga bangsawan yang berada seperti Halilintar saat ini, setidaknya tidak akan tergeletak dan terombang-ambing di pusat pemukiman kumuh, tempat para manusia sampah mengais sisa-sisa belas asih para atasannya. Hanya saja mungkin akan hidup dengan bayang-bayang orang tuanya yang bangsawan atau menjadi bulanan dibanding-bandingkan dengan anak tetangga yang jenius. Topik pembicaraan yang cukup hangat dan sensitif di kalangan orang tua kurang bersyukur, senjata paling ampuh membunuh remaja di segala usia, di segala zaman.

Malang nya lagi bagi keluarga kelas menengah bawah. Apalagi yang sampai di titik terendah akar dari permukiman kumuh. Cukup beruntung jika kau dapat bertahan sampai usia senja, kebanyakan dari mereka akan mati sebelum mencapai kepala dua karena penyakit kekurangan gizi atau bahkan perbudakan.

Bukannya ingin menakut-nakuti atau bersikap kejam, memang inilah wajah asli dari zaman sihir kuno yang mengedepankan kekuatan sihir. Kerajaan indah bak zaman dongeng, bangunan khas peradaban kuno, hanyalah panorama indah yang menutupi ketidakadilan dunia.

Dunia yang keras juga akan menempa manusia yang lebih kuat . Di kondisinya saat ini, Halilintar tidak dapat melakukan apapun terkait sihir nya. Namun, ia akan berlatih sekeras mungkin untuk menjadi lebih kuat.

Salah satunya yaitu di pertarungan fisik yang sangat di kuasainya. Itulah kenapa Halilintar rajin berlatih bersama Laksamana Tarung. Apalagi beberapa minggu lagi akan diadakan ujian kenaikan kelas yang menggunakan sistem pertarungan satu lawan satu dengan beberapa ronde pertandingan. Halilintar harus mempersiapkan rencana untuk dapat naik kelas tahun ini.

Angin sore hari berhembus lebih dingin dari biasanya. Surai coklat nya basah dengan air yang senantiasa terus menetes. Handuk tergeletak memeluk sang leher putih, namun tak ada niatan untuk menyeka air rambut nya itu.

Halilintar berjalan santai, mengabaikan surai coklat nya yang basah. Ia menatap langit dari jendela kamar berbingkaikan coklatnya kayu dengan corak khas belahan pohon mahal nan langka. Keluarga bangsawan memang beda.

" Hali-chan, tak lama lagi ujian kenaikan kelas akan di mulai. Bagaimana kau akan menghadapi nya? Dengan kekuatan fisik saja tidak akan cukup, dunia ini dipenuhi dengan ajaib nya ilmu sihir! " Sosok misterius itu mengayunkan kaki kecil nya melalui dahan pohon. Senyumam khas nya masih tak pernah absen sedari tadi.

Halilintar menatap jingganya penghujung cakrawala langit nun jauh disana. Dia tersenyum kecil sambil menatap secarik kertas diatas meja belajarnya. Kertas berwarna agak cream dan sedikit pucat.

"Mungkin kekuatan fisik saja tidak cukup untuk melawan sihir, tapi pengalaman dan teknik bertarung itu sangatlah berharga, apalagi Colt python ku akan segera siap. " ujar nya sambil tersenyum miring. Halilintar tertawa kecil, hatinya gembira akan mahakarya pertamanya setelah bereinkarnasi.

•°•
.
.
╭┉┉┅┄┄•◦ೋ•◦❥•◦ೋ
Reinkarnasi Boss Mafia
[Halilintar]
•◦ೋ•◦❥•◦ೋ•┈┄┄┅┉╯
.
.
•°•

Tbc

Hyy minna-san!!!

Jumpa lagi dengan ilky setelah 1 bulan gk up ~v( ̄∇ ̄)v

Maaf kan author kalian yang mageran tingkat dewa ini, apalagi selalu ada aja halangan buat nulis╥﹏╥

Tapi, akan ilky usahakan up lagi di minggu ini, ide lagi ngalir soalnya hehe ꉂ(ˊᗜˋ*)♡

Dan terimakasih untuk ItzGanz9 yang sudah memberikan saran Colt Python, sehingga chapter 14 bisa up malam ini, Arigatou Gozaimasu senpai (*^^*)//

Jangan lupa tinggalin jejak ya!!! Biar ilky semangat lanjut nulisnya!!

Tekan bintang⭐
Coment ✍️
Dan follow ya💗

Bye bye!!!

Selasa , 05 maret 2024

Reinkarnasi Boss Mafia [Halilintar] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang