Kediaman Xavier [09]

913 126 31
                                    

Malam itu, saat langit gelap di penuhi cahaya bintang dan rembulan, Halilintar menginjakkan kakinya untuk kali pertama di kediaman seorang bangsawan kerajaan sebagai anggota baru.

Kereta kuda khas kerajaan berhenti tepat di sebuah halaman kediaman Viscount  Xavier, halaman depan yang gelap bersama sebuah taman dengan kunang-kunang dan suara jangkrik menemani momen-momen itu.

Agak sunyi memang, tapi itu cukup untuk membuat Halilintar merasa lebih tenang dan rileks.

Halilintar menoleh, di samping kirinya berdiri seorang pria tinggi nan gagah sementara disisi lain sang tubuh kecil ada sosok remaja wanita berseragam serba merah muda. Ia hanya diam mengikuti langkah kaki dua sosok itu sampai sebuah rumah mewah khas kerajaan lama menyapa manik ruby indahnya.

Halilintar menoleh, menatap semua bagian kediaman Viscount Xavier dengan tatapan takjub. Ia akui tempat ini tidak buruk dari pada salah satu kediaman mewahnya di dunia lama sebagai seorang mafia yang kaya.

Kakinya berhenti melangkah tepat di depan pintu besar itu, pintu dibuka oleh dua pelayan perempuan bersama sosok wanita cantik yang berjalan dengan anggunnya menyambut mereka.

"Selamat datang tuan," ucap para pelayan sambil menunduk memberi hormat.

Pria itu tidak memberi respon yang berarti apa-apa, tubuh tegapnya hanya berdiri diam dengan penuh karisma. Tak lama, wanita cantik yang ada di depannya mengulas senyum manis.

"Selamat datang suamiku." Dia ikut menundukkan kepala sebagai tanda penghormatan.

Tuan besar kediaman Viscount Xavier hanya mengangguk tenang, manik ungu amethyst nya menangkap reaksi sang istri yang melirik sosok kecil itu dengan anak matanya.

"Istriku, dia adalah Halilintar, putra kita. " Suara yang begitu datar dan dingin itu mengundang kesunyian bagi para penghuni kediaman Viscount Xavier, bahkan jangkrik pun terasa enggan untuk mengeluarkan suara.

Sang wanita hanya tersenyum bingung sambil menatap Halilintar. Wajah cantik itu terlihat cukup terkejut, juga garis keningnya makin jelas terlihat.

Sementara itu sang anak hanya menghela nafas panjang, kali ini petualangan hidupnya kembali di mulai.

.
.
.
╭┉┉┅┄┄•◦ೋ•◦❥•◦ೋ
Reinkarnasi Boss Mafia
[Halilintar]
•◦ೋ•◦❥•◦ೋ•┈┄┄┅┉╯
.
.

Flashback On

"Halilintar, itu namamu bukan? " Dari atas singgasana agung itu, sang raja dari Kerajaan Arytale bertanya pada sosok kecil yang ada di depannya.

"Iya, itu benar yang mulia. " Lagi dan lagi, Halilintar hanya dapat menundukkan kepala, karena memang itulah aturan nya, seorang makhluk seperti dirinya ini tidak pantas untuk menatap wajah sang raja. Itu adalah sebuah aturan dan bagi yang melanggar akan di hukum.

"Aku ucapkan terima kasih karena telah menyelamatkan putri ku yang nakal ini. Sebagai hadiah, apakah kau menginginkan sesuatu? " Sosok itu terlihat sedikit terkekeh saat mengacak surai putri nya sampai kusut, hingga sang gadis kecil mendengkus marah dan mulai berceloteh kecil sebagai penyangkalan.

"Hamba tidak memiliki keinginan khusus yang mulia, sejak awal hamba menyelamatkan tuan putri atas dasar keinginan hati kecil ini sahaja, bukan untuk sebuah hadiah, telah menyelamatkan putri dari kerajaan Ini saja sudah membuat hamba merasa bangga, itu sudah cukup, " Halilintar berujar dengan begitu fasih dan lancar seolah memang sudah di ajarkan sejak lama yang padahal baru beberapa waktu lalu materi ini dipelajari nya.

Reinkarnasi Boss Mafia [Halilintar] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang