SPD 6

50 6 1
                                    

"perubahan adalah hal yang wajar, namun bolehkah aku berharap sosok mu tetap sama"



































Kanaya dan kedua sahabatnya baru saja meninggalkan kelas setelah dosen matkulnya sudah lebih dulu pergi.

"Nay!" panggilan itu membuat ketiganya berbalik menemukan sosok Pria dengan tinggi 170 cm, pakaian casual yang terkesan maskulin dan jangan lupakan senyumannya yang manis.

"Kenapa Van?" tanya Kanaya saat Pria itu menghampiri ketiganya.

"Naya doang yang dipanggil?" pertanyaan usil Zoya membuat Vano terkekeh.

"Gue panggil Kanaya sebagai perwakilan aja, ya kali gue manggil Nay, Zoya, Rachel! Kan kepanjangan," balas Vano.

"Ngelawak ya bang," celoteh Rachel.

"kalian ngomong nya mutar mutar deh, Vano kenapa manggil Naya?" tanya Kanaya.

Vano menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal "kalian mau kantin kan?"

"Iya nih, selagi nunggu matkul selanjutnya," jawab Zoya yang diikuti anggukkan Kanaya dan Rachel.

"Barengan yok," ajak Vano .

Keempatnya akhirnya berjalan bersisian menuju kantin.

"Nay lo sibuk enggak weekend?" tanya Vano, saat mereka sedang menunggu pesanan datang.

"Naya kalau weekend sibuk, soalnya mau healing bareng Momy sama Dady," jawab Kanaya, membuat Vano hanya mangut mangut.

Zoya dan Rachel yang melihat interaksi Kanaya dan Vano saling bertukar pandang kemudian mengangguk bersamaan.

"Tapi kalau besok Naya free loh Van, apalagi besok gue sama Rachel ada acara jadi enggak bisa nemenin Naya. Iya kan Nay," ujar Zoya yang dengan polosnya ditanggapi anggukan oleh Kanaya.

Tampak Vano tersenyum sumringah "kalau gitu mau jalan bareng gue aja enggak Nay?" tawar Vano.

Tampak Kayana terdiam sebentar, "boleh deh,"

"Besok jemput kerumah lo ya, sekalian ijin sama bokap nyokap lo," ujar Vano lagi.

"Oke," balas Kanaya kemudian Vano pamit lebih dulu.

"Nay, lo tahu enggak si Vano kayaknya suka deh sama lo," ujar Rachel setelah kepergian Vano.

"Suka?" tanya Kanaya tidak mengerti.

"Lo peka makanya, dia tuh ngajak lo jalan buat pdkt. Menurut gue Vano cocok sama lo. Anaknya enggak neko neko, baik banget,sopan,pintar, ganteng dan lo denger tadi dia ngajak lo jalan aja dia mau ijin ke ortu lo," jelas Rachel lagi.

Zoya mengangguk menyetujui "bener banget!"

Kanaya hanya terdiam tidak tahu mau menanggapi seperti apa dan bingung.

Sedangkan kedua temannya Zoya dan Rachel semakin gencar mempromosikan seorang Vano  Kusumonegoro, kepada Kanaya.







Sarangeo Pak Dosen (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang