SPD 11

81 4 3
                                    

Seruan dari dapur dengan suara teriakan ibu ibu membuat seluruh penghuni rumah terkejut.
Ares spontan berlari ke dapur mendengar nama Naya disebut.

Ares melihat pemandangan di dapur yang tampak berantakan dengan pecahan piring disekitar Kanaya.

Kanaya yang panik pun hendak melangkah "jangan gerak!" seru Ares membuat Kanaya mengurungkan niatnya.

Dengan langkah hati hati Ares mendekat kearah Kanaya dan menggendong Kanaya ala bridal style dan melangkah menjauhi pecahan kaca tersebut yang kemudian dengan cepat dibersihkan para pelayan rumah tersebut.

Terlihat Raisa, Widya dan Amira yang syok mengikuti Ares yang membawa Kanaya keruang keluarga.

”Kanaya kenapa?" pertanyaan Raden yang baru turun bersama Bian dan Abi yang mendengar suara keributan dan memutus turun.

"Bian cepat kesini kamu periksa Naya, tadi dia kena pecahan beling," ujar Widya panik, mengingat Bian berprofesi sebagai seorang dokter.

Sontak Bian bersama yang lain mendekat kearah Kanaya. Terlihat Ares ternyata sudah lebih dulu mengobati kaki Kanaya yang terkena serpihan kaca.

"Tahan," ujar Ares yang pelan pelan mengoleskan obat diluka Kanaya.

"Ssstt sakit Pak," lirih Kanaya tampak berkaca kaca.

"Tahan sebentar, kalau enggak diobati nanti infeksi," jelas Ares sesekali meniup luka Kanaya.

"Aduh Naya, istirahat saja ya. Aunty sama yang lain balik masak, katanya tadi lapar kan?" ujar Raisa dan Kanaya mengangguk kecil.

"Udah diobati sama Ares juga, nanti kalau masih sakit biar dikasih peredanya sama Bian," lanjut Amira membuat Kanaya hanya manggut-manggut.

Ketiga ibu tersebut kemudian kembali kedapur setelah kondisi Kanaya baik baik saja dan kekacauan yang dibuat Kanaya sudah dibersihkan.

Arkan dan Farel juga kembali melanjutkan permainan caturnya. Tinggallah Kanaya, Ares, Raden, Bian dan Abi.

"Lukanya enggak terlalu parah, yang penting jangan kena air dulu," jelas Bian.

"Kenapa bisa luka Nay?" tanya Raden.

"Tadi Naya lagi nyuci sayur gitu, pas lagi nyuci disebelah Naya ada tumpukan piring eh kesenggol terus jatuh," cerita Kanaya.

"Dasar ceroboh, kamu tuh bisa jaga diri Kanaya. Untung cuma tergores kalau sampai koyak gimana!" omel Ares membuat Kanaya menunduk.

"Ya maaf, Naya juga enggak sengaja. Bapak kok marah gitu ini Kanaya luka loh," isak Kanaya.

"Eh eh Nay, woi Res! Ngotak dong dia enggak sengaja juga jangan di marahi gitu," tegur Bian.

"Nay udah, enggak usah dengerin Ares. Lo istirahat aja disini atau mau gue bawa kekamar?" tawar Abi.

Ares hanya menarik nafas sebelum kemudian melangkah pergi dari ruangan tersebut.

Kanaya menatap kepergian Ares dengan sisa sisa air matanya, Ares terlihat sangat marah dan Kanaya enggak suka.

"Udah enggak usah lihatin, kamu istirahat aja disini ya," ujar Raden yang hanya ditanggapi Kanaya dengan anggukan kepala karena sejujurnya Kanaya merasa tidak enak.

Benar kata Ares dia itu ceroboh enggak bisa jaga diri merepotkan mereka.

"Maaf ya, gara gara Naya semuanya jadi repot," ujar Kanaya menunduk.

"Lo ngomong apa sih Nay, lo enggak ngerepotin juga. Kita seneng lo disini dan lega karena lo baik baik aja," timpal Abi membuat Kanaya tersenyum.

.

Sarangeo Pak Dosen (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang