SPD 9

49 2 1
                                    






Kanaya tersenyum sumringah tak kala mobil Ares memasuki kawasan restoran.

"Enggak turun?" tanya Ares.

"Ditraktir kan Pak?" tanya balik Kanaya.

Ares mendengus "iya, buruan turun takutnya Bunda jadi nunggu lama,"

Dengan semangat Kanaya turun dari mobil dan mengekori Ares memasuki restoran tersebut.

Setelah pesanan sampai tampak dengan hikmah Kanaya melahap makanannya, makan gratis memang yang paling nikmat.

Menyelesaikan makannya tampak Ares beranjak untuk membayar pesanan keduanya sebelum akhirnya keduanya meninggalkan restoran menuju butik.

"Bang Raden cepat banget ya nikahnya," celoteh Kanaya.

"Kecepatan dari mana, udah tua juga bang Raden kali," timpal Ares.

Kanaya mencebik "berarti sama dong sama Bapak, udah tua lagian cuma beda 2 tahun dari bang Raden," ejek Kanaya.

"Mulut kamu lemes banget sih Nay, saya juga masih muda loh," seloroh Ares.

"Dih enggak sadar diri sama umur mah kalau Bapak," lanjut Kanaya menghina Ares.

Ares tidak membalas karena Keduanya sudah sampai di depan butik, segera keduanya turun ke mobil dan masuk kedalam.

Didalam keduanya disambut beberapa family dari Ares yang sedang melakukan fitting baju seragam keluarga.

Kenapa Kanaya ikut? Tentu saja karena Kanaya di keluarga Ares sudah dianggap sebagai putri bungsu.

"Naya udah datang?" sambut Widya tersenyum manis menyambut Kanaya.

"Eh Naya, apa kabar," seorang pemuda menyapa Kanaya, namanya Abimanyu Admadya sepupu dari Ares.

"Baik, kabar kak Abi gimana?" tanya balik Kanaya senang bertemu sosok riang didepannya tidak seperti Ares yang kaku kayak kanebo.

Sepupu Ares memang rata rata sudah menginjak umur 27-30 an hal itulah menjadi salah satu alasan Kanaya dianggap Putri bungsu keluarga ini.

"Baik dong, apalagi ketemu kamu nih makin segar deh," gombal Abi membuat Kanaya terkekeh namun harus terhenti saat Ares menarik tangan Kanaya.

"Itu Bunda manggil, asik ngobrol aja," tegur Ares membuat Kanaya mendengus namun mengikuti langkah Ares sedangkan Abi yang melihat hanya terkekeh.

Beberapa sepupu Ares mulai berpamitan karena Ares dan Kanaya cukup terlambat datang, sehingga menjadi orang terakhir yang fitting baju.

Setelah mendapatkan arahan baik Kanaya dan Ares memasuki bilik untuk berganti pakaian.

Ares terlebih dahulu keluar dengan pakaian batik corak berwarna gold tampak berwibawa. Selang beberapa menit tampak Kanaya ikut keluar dengan kebaya berwarna senada dengan milik Ares.

Keduanya tampak hening dengan Ares seakan lupa untuk berkedip.
"Pak?" hingga suara Kanaya membuat Ares tersadar dan segera berdehem.

"Cocok juga kamu pakai kebaya," komentar Ares.

"Iyalah, Kanaya cantik paripurna pakai apa aja cantik," balas Kanaya tersenyum bangga.

Ares merotasi matanya malas "kamu dipuji dikit langsung naik sampai lapisan ke-7 langit Nay,"

"Pede itu penting Pak, agar kita percaya diri dan tidak insecure," celoteh Kanaya sambil menatap dirinya dipantulkan cermin yang disediakan.

"Ya tapi kalau kepedean banget itu jatuhnya sombong," timpal Ares, belum sempat Kanaya membalas ucapan Ares. Sosok Widya menghampiri keduanya.

Sarangeo Pak Dosen (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang