SPD 10

50 4 2
                                    








"Nay, Kanaya" panggilan Ares membuat Kanaya yang terlelap tampak menggeliat dan perlahan membuka matanya.

"Bangun, udah sampai ke Bandung ini," jelas Ares tanpa harus ditanya.

Kanaya yang tertidur hanya mengangguk pelan sesekali mengucek matanya dan menguap.

Setelah benar benar sadar, Kanaya turun dari mobil Ares diikuti Ares.
Tampak kediaman keluarga Raden Admadya a.k.a sepupu Ares.

Keduanya berjalan bersisian memasuki rumah tersebut, dan terlihat sudah tampak ramai para keluarga Ares lainnya.

"Eh ini Naya? Ya ampun udah besar ya cantik lagi," suara wanita paruh baya tampak heboh melihat Kanaya, namanya Amira Admadya ibu dari Raden Admadya.

Kanaya tersenyum dan menyalim Amira, Kanaya beberapa kali berjumpa dengannya dulu.

"Apa kabar Tante?" tanya Kanaya ramah.

"Sehat sehat, ih pangling loh Tante lihat kamu. Padahal dulu masih kecil banget ngintilin Ares Kemana mana," cerita Amira yang hanya ditanggapi senyuman oleh Kanaya.

"Aduh Mira, itu Naya nya jangan diajak ngobrol doang. Suruh duduk dulu," itu Widya menegur iparnya tersebut.

"Hahaha iya ya, aku lupa soalnya udah lama enggak ketemu sama Naya," ujar Amira kemudian membawa Kanaya untuk duduk bersama keluarga lainnya.

"Hai Nay," kali ini sosok pemuda tampan menyapanya, wajahnya yang memiliki campuran indo-arab membuatnya tampak maskulin.

"Hai juga kak Ran," sapa Kanaya ramah, dia sepupu Ares sekaligus tokoh utama acaranya. Raden Admadya yang sebentar lagi akan melepas masa lajangnya.

"Loh-loh ini siapa ya? Kayak kenal aku?" seorang wanita paruh baya lainnya tampak heboh melihat Kanaya dan berusaha mengingat.

"Aduh kamu ya Sa, penyakit tua udah mulai pikun," ejek Widya "ini Kanaya, anaknya jeng Ratna dan Agam. Dulu sering kesini buat liburan," lanjut Widya.

"Ya ampun iya! Astaga aku kok pikun banget. Naya dulu ya sering banget main sama Abi," ceritanya, namanya Raisa Andriana Admadya ibu dari abi, Abimanyu Admadya.

Kanaya hanya menanggapi dengan senyuman, bingung juga mau ngomong apa. Melirik sekitar sepertinya para ibu ibu berkumpul semua disini sedangkan Ares dan sepupunya sudah pergi.

"Capek ya Nay? Mau istirahat dulu?" tanya Widya, dan Kanaya mengangguk tidak enak.

"Naya mau istirahat, nah itu Abi. Abi sini dulu," ujar Raisa mendapati Abi yang baru saja memasuki ruang keluarga.

"Ya ma?"

"Ini Naya anterin ke kamar, udah capek kayaknya," suruh Raisa.

"Ayo Nay," ajak Abi kemudian keduanya berjalan bersisian menaiki tangga menuju lantai dua.

"Yang lain mana kak?" tanya Kanaya.

"Pada kumpul dikamar bang Raden, biasa acara cowok cowok. Mau ikutan?" tawar Abi .

"Enggak ah, masa Naya sendiri cewek," tolak Kanaya.

Abi terkekeh "ya mau gimana Nay, kan sepupu gue semuanya cowok," jelasnya.

Kanaya tersenyum dan berhenti setelah sampai didepan sebuah kamar.
"Ini kamar lo, Ares tadi udah bawa barang barang lo kedalam. Selama beristirahat cantik," ujar Abi mengusap rambut Kanaya sebelum menjauh.

Kanaya melihat punggung tegap Abi yang perlahan menjauh, kemudian memasuki kamar bernuansa pink, dia memang pecinta warna pink.
Merebahkan dirinya di kasur dan beberapa saat kemudian mulai terlelap.***


Sarangeo Pak Dosen (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang