"Berisik banget sih lo Nay," suara protes Jane yang melihat Kanaya baru saja memasuki rumahnya.
"Ish, gara gara Pak Ares tahu. Ngeselin banget!" gerutu Naya mencebik.
"Emangnya kali ini berantam kenapa?" tanya Jane mendudukkan dirinya di sofa diikuti oleh Kanaya.
"Masa Pak Ares ngeselin banget gangguin Naya baru pulang jalan sama Vano," penjelasan Kanaya membuat jiwa kepo Jane tersembur keluar.
"Hah! lo jalan sama cowok? terus kak Ares kesal gitu?" tanya Jane memastikan pendengarannya.
"Iya, nyebelin banget kan. Terus ya pas Naya bilang kalau Vano lebih asik dari Pak Ares dianya malah marah marah," cerita Kanaya membuat Jane berbinar.
"Gue yakin Kak cemburu, udah ada tanda-tanda benih cinta nih," timpal Jane mengangguk bangga dengan analisisnya.
"Apa sih Kak Jane kok jadi bahas cemburu sama cinta aneh kamu," seloroh Kanaya heran.
Jane memutar bola matanya malas, dirinya tidak akan menjelaskan pada Kanaya pintar sih pintar tapi lugunya ampe Monas.
"Kak Jane nanti makan diluar yuk, bakso depan komplek enak loh," ajak Kanaya sepertinya sudah melupakan kekesalannya pada Ares.
"Traktir tapi ya!" ujar Jane semangat.
"Ish yang udah kerja Kakak, masa minta traktir sama aku," gerutu Naya mencebik.
"Yee, lo enggak kerja Tante Om kan lancar kirim duit nah gue harus kerja dulu baru dapat duit," jelas Jane dengan nada dibuat memelas.
Kanaya mendesah pasrah "yaudah, bentar Naya ambil dompet dulu. Soalnya tadi Naya enggak bawa cash,"
"Oke!!" seru Jane tersenyum puas.
______000______
Kanaya dan Jane berjalan bersisian menuju warung bakso yang tepat berada didepan kompleknya.
Saat sedang berjalan, sosok tegap yang sedang berlari tampak bercucuran keringat.
"Kak Ares!" panggil Jane membuat sosok tersebut tersenyum tipis dan berlari kearah mereka.
"Lagi olahraga ya kak?" tanya Jane basa basi.
Ares melirik Kanaya yang enggan menatapnya kemudian beralih pada Jane "udah siap kok, kalian mau kemana?"
"Mau makan bakso depan komplek, eh kakak mau join enggak mumpung ditraktir Naya," ajak Jane.
"Ehhh enggak ya, Naya traktir Kak Jane aja, Pak Ares kalau mau ikut bayar sendiri!" tolak Kanaya sambil menatap Ares cemberut.
"Dih saya juga enggak mau tuh ditraktir sama kamu duit juga minta Momy sama Dady, " ejek Ares sarkas.
"Dasar ngeselin," desis Kanaya tanpa aba aba menginjak kaki berbalut sepatu olahraga tersebut membuat Ares meringis.
"Argh! Kanaya," ujar Ares meringis sedangkan sang pelaku sudah lari terbirit-birit.
Jane tertawa, melihat dua berbeda generasi tersebut seperti tikus dan kucing tiada hari tanpa berantam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sarangeo Pak Dosen (On Going)
RomansKanaya Tabitha Admajaya , gadis ekspresif,ceria, lugu, dan ceroboh kadang jatuhnya terlalu seperti anak anak untuk usianya yang sudah dewasa. Dan itu tak lepas dari didikan keluarga dan lingkungannya yang selalu meratukanya apalagi dia adalah anak t...