11. Tentang Kita dan Alun-alun

19 8 9
                                    

Hai! Ini masih di hari yang sama dengan part 10. Selamat membaca, prends.

Hari ini, ternyata semua siswa-siswi SMA Bumi Jaya pulang lebih awal, karena semua Bapak dan Ibu guru akan mengadakan rapat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini, ternyata semua siswa-siswi SMA Bumi Jaya pulang lebih awal, karena semua Bapak dan Ibu guru akan mengadakan rapat. Saat diperjalanan pulang, Reyland mengajak Lyzie untuk mengunjungi festival. Menurut info yang dibaca Reyland, acara itu untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia, tapi entahlah mengapa diadakan satu Minggu sebelum tanggal 17 Agustus. Sekaligus, berkeliling kota Jogja. Lyzie tampaknya senang, dia kemudian setuju dengan ajakan cowok itu.

Dengan mengenakan kemeja putih, dilengkapi dengan vest berwarna pink, dan bawahan rok putih sepanjang lutut itu, semakin bertambah kecantikan dan kelucuan Lyzie. Rambut hitamnya, ia biarkan terurai. Reyland juga berpenampilan sederhana, crewneck abu-abu dan celana jogger cargo berwarna hitam, itu saja tak mengurangi ketampanan Reyland.

"Ini mau ke rumah Aksa dulu, lo kalau masih capek, tidur dulu aja Ly."

"Enggak kok, aku udah fresh lagi soalnya tadi mandi."

"Tadi jadi beli roti?"

"Enggak, dihadang Kak Gerald."

Mendengar jawaban dari Lyzie, Reyland langsung menatap cewek itu. "Diapain lagi?"

"Biasa, suruh ngerjain tugasnya."

Salah satu perintah Gerald, yang membuat Lyzie tercengang saat pertama kali mendengar. Ya, Gerald memang kadang menyuruh Lyzie untuk mengerjakan tugasnya, baik langsung ataupun di chat. Mau sekuat apapun Lyzie menolak, Gerald tetap memaksa.

"Terus? Lo bisa?"

"Bisa, dikit .... Kalau ada yang susah banget, nggak aku isi. Aneh sih, tu orang."

"Kalau dia nyuruh lo gitu lagi, kasih ke gue, biar gue yang ngerjain."

"Nggak deh, nanti ngerepotin Kakak."

"Nggak ada kata ngerepotin, kalau soal urusan lo."

Lyzie tidak bisa menjawab apapun, dia hanya terdiam, menatap mata Reyland yang sedang fokus mengemudi.

Dua menit setelah percakapan itu, mereka sampai di rumah Aksa. Rumah yang cukup besar, menurut pandangan Lyzie. Dengan kombinasi tiga warna, putih, hitam dan abu-abu. Pelatarannya juga luas.

Reyland menekan bel yang berada di samping pintu rumah Aksa. Tidak lama kemudian, Aksa keluar bersama tiga orang yang tidak asing di mata Lyzie.

"Kalian ikut juga?" Lyzie bertanya kepada Adena dan Sabrina. Tiga orang yang bersama Aksa dari dalam rumah itu, tak lain dan tak bukan adalah Oscar, Adena dan Sabrina.

"Iyaaa!!!! Huhuu, akhirnya kita bisa main bersama-sama," ucap Adena dengan girang, seraya memegang salah satu tangan Lyzie dan Sabrina.

Dia sampai lupa, jika ada orang yang ia suka di sana. Tapi, mau bagaimana lagi, itu memang sifat Adena.

Tentang KambojaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang