23. Tentang Reyland, Gerald dan Akrab

8 2 0
                                    

"Kak Gerald, aku juga sayang Kakak, sebagai teman. Aku janji, aku akan jadi teman Kak Gerald yang baik dan penyayang."

Diakhiri dengan jari telunjuk dan jari tengah yang terangkat secara bersamaan.

Kalimat itu, tidak lain dan tidak bukan adalah kalimat jawaban dari Lyzie kepada Gerald. Gerald hanya berpikir, jika dia mengajak Lyzie berpacaran, mungkin Lyzie juga akan menolak dengan sehalus mungkin. Untuk apa Lyzie berpacaran dengan orang yang pernah menyakiti dirinya? Batin Gerald pada hari Sabtu kemarin.

Perasaan canggung mulai berangsur-angsur menghilang antara Lyzie dengan Gerald. Sebagai permintaan maaf, tapi yang tidak Lyzie utarakan. Cewek itu mengajak Reyland dan Gerald untuk pergi bersamanya. Kebetulan, ini hari Minggu.

Ke alun-alun pernah, ke mall pernah, ke gor pernah, keliling kota Jogja juga pernah. Kali ini, Lyzie ingin pergi ke sebuah taman bermain yang tidak harus anak kecil saja yang bisa ke sana.

"Oke, jangan ada perdebatan. Kita mau senang-senang."

Dua cowok itu justru yang masih diselimuti perasaan canggung. Mereka hanya saling bertatapan, hanya sebentar. Gerald memang sudah memaafkan Reyland, tapi, sulit juga bagi dia untuk bisa berinteraksi lagi dengan Reyland seperti dulu.

Lyzie merangkul leher dua cowok itu, walaupun dia harus loncat terlebih dahulu.

"Kalau debat lagi, aku pulang ke Bali." Lyzie melirik mereka, ke kanan dan ke kiri.

"Gue susul," sahut Gerald.

"Gue nebeng!" sambung Reyland.

Lyzie melepaskan rangkulannya, ketika melihat sebuah mobil putih yang datang. Dia sangat yakin, itu mobil yang ia pesan untuk dirinya, Reyland dan Gerald saat berangkat.

"Ayo, mobilnya sudah samp-"

"Motor gue?" sela Gerald.

"Masukin garasi gue, Al. Gue bukain pintu garasinya."

Lyzie tersenyum kepada Gerald, sambil menaikkan dua jempolnya.

"SEBENTAR PAK!"

•••••

Bermain trampolin bersama, bercanda ria bersama, saling tertawa tanpa terlintas satu pun di pikiran, bahwa mereka pernah saling terikat oleh kata benci. Jika dulu, Reyland dan Gerald bermain bersama dengan Raina, sekarang mereka bersama Lyzie. Orang yang baru mereka kenal, maksudnya, belum selama Raina.

Mereka pernah bermain-main seperti itu bersama Raina. Namun, tentu suasana kali ini lebih menyenangkan. Reyland tidak harus kebingungan jika ingin menghadiahi gombalan ala-ala anak pacaran, karena Lyzie dengan Gerald juga tidak terikat hubungan apa-apa. Begitu juga dengan Gerald, cowok itu terlihat sangat bahagia selama bermain bersama mereka.

Mereka seperti kembali seperti kanak-kanak TK. Tapi tidak ada orang tua yang menjaganya.

"SAKIT BEGO!"

Gerald memukul Reyland menggunakan sebuah gabus yang cukup tebal, di sekitar tempat bermain trampolin. Itu sebagai balasan, karena Reyland yang lebih dahulu memukul Gerald saat bercanda bersama.

"HAHAHA, MUKA LO RAM!!!"

"Apa? Ram? Siapa Ram?" Lyzie seketika terdiam ketika Gerald menyebutkan kata itu. Tidak asing, tapi, ia lupa pernah dengar di mana.

Gerald yang tadinya tertawa terbahak-bahak, dia kini hanya tertawa kecil, begitu pun dengan Reyland.

"Itu, nama panggilan buat gue yang dikasih sama Oscar, Ly. Rambutan."

"Oooo. Aaa iya aku inget, Kak Oscar pernah manggil gitu ..."

"Dulu gue juga sering manggil dia pakek itu, gara-gara kadal juga."

Lyzie begitu senang, melihat mereka yang mulai akrab kembali, setelah mengalami permusuhan yang bisa dibilang sangat lama.

Al, makasih, udah jadi diri lo yang dulu lagi ...

Tuhan, mereka sudah mulai berbaikan, terima kasih ..

Rey, walaupun gue pernah benci sama lo, gue nggak akan lupa sama nama panggilan konyol itu ...

"Keinginan kalian, yang pengen banget terkabul apa?"

"Masuk surga," jawab Gerald dengan santai.

Reyland mendorong lengan Gerald. Sebenernya tidak salah, tapi, bukan seperti itu yang Lyzie tanyakan.

"Gue serius, ngopo ndorong-ndorong!" (Ngapain dorong-dorong!)

"Kalau kamu Kak?"

"Gue, pengen bahagian orang yang gue sayang."

Lyzie terdiam, dia mengalihkan pandangannya ke arah lain. Entah siapa yang Reyland maksud, tapi, Lyzie juga merasa.

"Giliran lo, Ly," ujar Gerald.

"Ini sih ..., Aku pengen pergi ke pantai lagi sama Ayah. Tapi Kak Rey sama Kak Al juga harus ikut."

Lyzie kembali tersenyum ceria. Gerald dan Reyland saling bertatap-tatapan.

"Lyzie, gue takut air di laut."

"Astaghfirullah, iya, maaf ..., Yah, ya sudah, sama Ayah aja."

Lo sudah bisa lawan rasa takut pas di rumah sakit, lo juga harus bisa lawan rasa takut di pantai. Lo bukan Reyland yang mudah menyerah! Bahagiain, orang yang lo sayang Rey!

Kalimat itu, Reyland ucapkan dalam hatinya.

•••••

Malam telah tiba, hawa yang semula sejuk pada sore itu, kini sudah menjadi dingin. Mereka bermain seperti terlalu bersemangat dan tak kenal lelah. Sampai pada akhirnya, yang mengajak Reyland dan Gerald jalan-jalan pun, sudah tidur duluan. Ya, Lyzie, cewek itu sudah tertidur pulas saat mobil sudah berjalan.

Reyland dan Gerald hanya bisa pasrah, ketika lengannya dibuat sandaran oleh Lyzie untuk beberapa saat. Gimana tidak pasrah, cewek itu, yang mereka sukai.

Setelah mobil itu berhenti, Reyland bertanya kepada Gerald.

"Siapa yang gendong?"

"Lo aja, gue capek."

Ngomongin capek, Reyland sebenarnya juga capek.

Setelah sedikit rumit Reyland untuk mengeluarkan Lyzie dari dalam mobil itu, akhirnya bisa juga. Mereka berdua mengucapkan terima kasih kepada Pak Sopir itu sebelum masuk ke pelataran rumah.

"Lo buka sendiri ya garasinya. Habis pintu utama ini, di sebelah kiri ada pintu lagi," bisik Reyland.

"Emang lo pernah revisi bagian rumah? Gue masih inget kalik."

"Hahaha, iya deh. Ati-ati lo."

"Hm."

Reyland melakukan perjalanan lagi menuju rumah Dion, untuk mengantarkan Lyzie. Ternyata, Dion belum tidur dan masih menonton tv. Kemudian, Dion menyuruh Reyland agar langsung membawanya ke kamar Lyzie. Tanpa ba-bi-bu lagi, Reyland dengan sekuat tenaganya, langsung menaiki tangga itu untuk ke lantai dua. Puji syukur, tangganya tidak terlalu tinggi.

Pelan-pelan Reyland meletakkan Lyzie di kasurnya. Lalu, Reyland melepaskan sepatu dan kaos kaki yang Lyzie kenakan. Baru dia menyelimuti tubuh Lyzie.

"Makasih untuk hari ini. Selamat malam, cantiknya Reyland."

-TTK-

Tentang KambojaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang