21. Tentang Kekurangan

7 2 0
                                    

Setelah keributan yang terjadi di sekolahan pada pagi itu, Raina akhirnya sudah berbaikan lagi dengan Gerald dan Reyland. Alasan Gerald sempat menjauhi Raina, lagi-lagi ulah cewek itu sendiri.

Satu hari setelah meninggalnya sang Ayah Raina, cewek itu mengalami frustasi dan dengan rasa yang tidak karuan itu, Raina menerima ajakan temannya untuk meminum minuman keras. Gerald yang sedang berkunjung ke bar itu, benar-benar hanya sekedar berkunjung. Ia melihat secara langsung menggunakan ke dua matanya itu, melihat Raina yang sedang minum bersama seorang cowok yang tidak Gerald kenal.

Hari ini, tepatnya tanggal 28 September, dikarenakan Bapak dan Ibu guru akan ada rapat. Maka dari itu, semua siswa kecuali anggota OSIS dipersilakan untuk belajar di rumah dari siang ini.

"Al, belanja yuk."

Gerald yang masih mengenakan seragam itu bertanya. "Belanja apa Ma?"

"Mama sih, mau belanja keperluan di dapur. Tapi nanti Al boleh minta apa aja di mall."

"Al ganti baju dulu ya, Mama nggak usah dandan yang cantik-cantik, gitu aja udah cantik banget."

"Ish kamu, demen banget godain emaknya."

Gerald menampakkan senyuman yang manis sampai gigi putihnya itu terlihat. Lalu dia beranjak pergi dari ruang tamu untuk pergi ke kamarnya.

•••••

Setelah berkeliling di mall untuk membeli keperluan Liza, Liza meminta Gerald untuk membeli sesuatu. Namun, cowok itu menolak, katanya dia sedang tidak ingin apa-apa.

"Tante Liza!"

Gerald dan Liza yang sedang bejalan itu, langsung membalikkan tubuhnya. Teriakan itu ternyata teriakan Lyzie yang sedang bejalan di depan seorang pria dan ada Reyland juga. Gerald sedikit heran, hanya melihat punggung saja, kenapa Lyzie bisa seberani itu berteriak.

Lyzie berlari menghampiri mereka.

"Tanteee, Lyzie kangen Tante."

"Tante juga kangen kamu cantik."

Bisa kalian tebak, mereka saling berpelukan. Bahkan Liza mencium kepala Lyzie tidak hanya sekali, kayaknya seorang anak dan ibunya.

"Sama gue nggak?"

Sontak Lyzie menatap Gerald dan mengerutkan keningnya.

"Kan, tadi ketemu di sekolahan."

"Kali aja."

"Reyland?"

Reyland dan seorang pria itu, Dion, baru sampai di hadapan Liza dan Gerald. Mereka berdua berjalan pelan, membiarkan Lyzie yang berlari tadi.

Reyland tersenyum penuh kehangatan. "Apa kabar, Tante Liza?"

"Alhamdulillah, baik. Bagaimana kabar kamu?"

"Baik juga Tante."

Liza beralih menatap Dion. Setelah mereka berdiam saling bertatapan mata untuk beberapa detik, Dion akhirnya angkat bicara.

"Selamat siang, saya, Ayah dari Lyzie. Dion Bratama."

"Siang. Saya Ibu dari putra saya, Gerald. Saya Liza Bratadikara."

Tentang KambojaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang