19. Tentang Rey, Ly dan Taman

16 4 12
                                    

HAPPY READING, PRENDS💙

••💌••

"Kalau kamu tidak bisa melakukan itu sendiri, berdoalah kepada Tuhan."

-Mama Liza Bratadikara-

•••••

Gerald membantu mamanya itu untuk berbaring di kasur kamarnya, kemudian, ia menyelimuti tubuh Liza dengan selimut. Lalu, Gerald menarik kursi kecil yang berada di samping ranjang untuk ia duduki. Gerald menggenggam tangan tangan mamanya, sesekali dia menciumnya.

Gerald meletakkan genggaman tangan itu di dahinya, dia kemudian memejamkan mata.

"Ma, maafin Al ...," ucap Gerald dengan penuh kesedihan. Liza sejak tadi menahan rasa sakit karena perbuatan yang berasal dari putranya itu sendiri.

"Mama boleh marah sama Al, Mama boleh pukul Al sepuasnya. Tapi, tolong nanti maafin Al, Ma ..."

"Al masih butuh Mama ..."

Liza menarik tangannya agar terlepas dari genggaman Gerald, kemudian dia bangun dari tidurnya dan duduk di atas kasur, dua kakinya ia turunkan. Liza menatap mata putranya itu dalam-dalam.

"Al ... Kamu tahu? Mama sakit hati, kamu bohongi Mama."

Wanita itu, kini sudah mengetahui perilaku putranya saat di sekolahan setelah Liza dipanggil untuk ke sekolahan menemui guru BK dan kepala sekolah. Pak Tirta.

Ada salah satu siswa, yang melaporkan ke guru BK berupa sebuah video, yang di mana di dalam video itu, ada Gerald dan teman-temannya yang sedang membuli siswa lain. Dan di ruang BK tersebut, Gerald akhirnya mengakui perbuatannya yang tidak senonoh itu, selama ini. Gerald juga mengatakan alasannya mengapa dia melakukan hal seperti itu, di hadapan mereka.

Tentu saja, alasannya berkaitan dengan masalah di masa lalunya seperti yang diceritakan oleh Reyland kepada Lyzie waktu itu. Rasa sakit yang timbul itu, membuat Gerald menjadi pribadi yang gampang marah dan bisa berbuat apa saja kepada orang yang ia anggap melakukan kesalahan kepadanya. Kecuali, Liza, Gerald tidak bisa marah kepada Liza. Itu juga salah satu alasan mengapa Liza tidak tahu sisi lain dari Gerald.

Tuhan berbaik hati kepada Gerald dan teman-temannya. Orang tua korban, tidak memperpanjang masalah ini, dan sudah memaafkan kelakuannya itu, tidak sampai melaporkan mereka ke polisi. Dan akibat kejadian itu, Gerald dan temannya itu, mendapatkan skorsing dari tanggal 13 sampai 22 September 2022.

"Al tahu Ma, maafin Al, maaf ..."

Ucapan itu sangat tulus, terlihat dari sorot mata Gerald dan bahkan dari lubuk hati yang paling dalam. Dia kembali menundukkan kepalanya. Bendungan yang ia ciptakan agar air mata itu tidak keluar, pada akhirnya pecah juga.

"Al mau, kan, turutin permintaan Mama?"

Gerald mendongak dengan cepak. "Iya, Al mau. Apapun yang Mama minta."

"Kembali ke diri Al yang dulu. Jangan jadi orang yang pendendam. Baikan lagi sama Reyland dan Raina, maafkan kesalahan mereka, minta maaf juga ke orang-orang yang sudah Al lukai. Al bilang ke diri kamu ini, Al harus bisa kontrol emosi. Al masih bisa bernafas, Tuhan ingin Al berubah. Sakit hati Al itu, InsyaAllah akan ada obat dari Tuhan yang dapat menyembuhkan. Kalau kamu tidak bisa melakukan itu sendiri, kamu berdoalah kepada Tuhan."

Tentang KambojaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang