Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh dari rumah Lyzie, Gerald akhirnya sampai di rumahnya. Cowok itu memasuki rumahnya dengan wajah yang sumringah, sangat bahagia, hatinya seperti ditaburi bunga-bunga. Gerald berjalan dengan dua tangan yang terlentang, sesekali dia berputar-putar.
Bik Hanum yang sedang membersihkan vas-vas itu sampai terheran-heran. Batinnya, ada apa dengan bos muda di rumahnya itu? Apa tidak takut menabrak sesuatu?
"Mas Gerald," panggil Bik Hanum yang sedang berjalan menghampiri Gerald.
Gerald mengurungkan niatnya untuk menaiki tangga, dia kemudian menurunkan tangannya.
"Eh, Bik Hanum ..., Ada apa nih?"
"Mas Gerald kenapa? Lagi kasmaran, tah? Tak perhatiin, bungaaah banget," kata Bik Hanum sambil meremas-remas kain itu.
Gerald menggosok-gosok tengkuknya karena malu, dia tidak tahu jika dirinya sedari tadi diperhatikan oleh wanita itu.
"Eee ...., Hehe, itu tadi ada something yang bikin Al senang."
Bik Hanum menempel kain kotor itu ke pelipisnya. Wanita itu terlihat sedang berpikir.
"Something? Something iku opo, Mas Al?" tanya Bik Hanum bingung. (Something itu apa Mas Al?)
"Eee, iki Bik, namane. Sesuatu, sesuatu." Gerald menjentikkan jarinya. (Ini Bik, namanya)
"Ooo ...., Iku tah, artine? Baru tahu saya," Bik Hanum mengangguk-angguk paham. "Emang apa Mas Al? Bibik jadi penasaran," lanjutnya. (Ooo ...., Itu ya, artinya?)
"Bik Hanum ingat Lyzie?"
Wanita itu mengangguk. "Mbak Lyzie sek matanya sipit itu? Kayak Nyonya Liza."
"Iya! Benar ... Jadi, Lyzie terima boneka yang Al beliin kemarin," ucap Gerald dengan senang.
Ya, itulah Gerald yang Bik Hanum kenal. Bahagia dengan hal-hal yang mungkin menurut orang lain itu sepele.
"Waaah ..., Bibik jadi ikutan senang, kalau lihat Mas Al bahagia gini. Sehat terus ya Mas Al."
"Aamiin Bik. Ya udah, kalau gitu, Al ke kamar dulu ya."
"Makan siang dulu Mas Al."
"Nanti aja Bik, bareng Mama hehe."
Setelah perkataannya diangguki oleh Bik Hanum, Gerald segera menaiki tangga itu.
•••••
Lyzie sedikit bingung, kenapa tiba-tiba ayahnya itu pulang ke rumah bersama Liza. Padahal belum lama Gerald pergi dari rumahnya. Tanpa banyak basa-basi, Dion mengajak Lyzie untuk ikut dengannya dan Liza ke rumah wanita itu, tanpa memberi tahu alasannya. Semakin bertanya-tanya lah dia di dalam pikiran.
"Al udah pulang."
Liza melihat motor yang terparkir di pelataran rumahnya itu.
Setelah mobil itu berhenti tepat di samping motor Gerald, mereka bertiga turun dari mobil Dion.
Ya Allah, ini ada apa? Ayah nggak jodohin Ily sama Kak Al, kan? kalimat itu terus Lyzie ucapkan di dalam hatinya. Dia pernah membaca sebuah cerita, tentang perjodohan-perjodohan. Tingkah dua orang tua itu membuatnya berpikir seperti itu.
Mereka semua masuk ke rumah Liza, dan Liza mempersilakan Dion dan Lyzie untuk duduk di sofa ruang tamunya.
"Sebentar, saya panggil Gerald."
Mereka berdua mengangguk bersama.
Lyzie memegang tangan ayahnya itu. "Ayah, ini ada apa? Ily mau dijodihin sama Kak Al?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kamboja
Roman pour AdolescentsBukan tentang negara bukan pula tentang bunga. Secuil kebahagiaan dan sejuta bekas luka bagi mereka. Start = 7 Desember 2022 End = 21 April 2023 ©Tulisanbiruku update lagi 20-6-23