31. Tentang Aku, Kamu dan Pantai

8 1 0
                                    

Langit sore itu sangat cerah, secerah mata dua remaja yang baru saja keluar dari pintu utama hotel berbintang lima di Yogyakarta, dengan ekspresi dan perasaan yang berbahagia. Cowok itu, mengenakan kaos hitam polos dan dibalut dengan kemeja putih polos lengan pendek, yang ia biarkan kancingnya terbuka semua. Sedangkan cewek itu, mengenakan long dress polos berwarna biru muda dengan lengan balon yang panjang juga. Lyzie memang lebih suka memakai dress panjang, ketimbang memakai celana panjang maupun pendek saat berpergian.

Tujuan mereka sore ini sekitar pukul tiga, adalah pergi ke salah satu pantai yang ada di Yogyakarta. Pantai itu mendapatkan julukan Java of Bali, karena terdapat pura dan ornamen-ornamen khas yang kental sekali dengan tempat ibadah umat Hindu. Selain itu, ada sebuah patung naga yang berada di pintu masuk dan ada juga patung arca. Nama pantai itu adalah Pantai Ngobaran, yang terletak di kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.

Setelah melakukan perjalanan yang cukup sulit, akhirnya Reyland dan Lyzie sampai di bibir pantai berpasir yang ukurannya tidak terlalu luas. Mereka tidak akan berenang, hanya ingin bermain air di sana, dan menikmati semburat warna yang akan dihadirkan oleh matahari terbenam hari ini.

"Kak Rey, kamu nggak bawa bola voli?" kata Lyzie dengan nada yang sedikit ia keraskan, angin sore ini juga cukup kencang. Untungnya, Lyzie juga memakai celana legging hitam panjang.

"Enggak. Sore ini, mau fokus sama Lyzie." Cowok itu sedikit menyingkirkan rambutnya yang menghalangi mata, karena angin yang memainkan rambutnya.

"Ciee, yang udah berani lihat air di pantai!"

Sebelum turun ke bibir pantai, saat Reyland melihat dari atas. Jantung Reyland berdetak kencang, tangannya bahkan gemetar ketika melihat air yang luas itu. Seolah-olah, memori kejadian bertahun-tahun yang lalu itu, terputar kembali di dalam otaknya.

Lyzie yang melihat Reyland seperti itu, dia mengajak Reyland untuk kembali ke hotel. Namun, cowok itu tetap kekeh ingin ke bawah juga. Seperti Aksa pada saat ia berada di depan rumah sakit waktu itu, Lyzie mencoba menenangkan Reyland dengan tutur katanya yang lembut.

"Demi lo, apa sih yang enggak, Ly?"

Gue aja rela, cinta gue bertepuk sebelah tangan ...

Senyum Lyzie terbit. Dia kemudian berjalan menuju tas untuk mengambil sebuah benda, yang dulu sering ia pakai, ketika pergi ke pantai bersama sang Ayah. Sebuah flower crown, bandana yang berbentuk bulat dengan dedaunan dan bunga kamboja yang juga melingkari mahkota itu.

Lyzie berlari kembali menghampiri Reyland, yang sedang berdiri menatap luasnya air itu.

"Kak Rey, Kak Rey!"

Mendengar namanya dipanggil, Reyland langsung menoleh kepada Lyzie, yang kini sudah berdiri di sampingnya.

"Iya, kenapa?"

"Lihat, cantik nggak?" Lyzie menunjukkan bandana itu kepada Reyland yang semula ia sembunyikan di balik badannya.

"Punya siapa ini?"

"Aku lah, masak Ayah." Lyzie menurunkan dua tangannya, wajahnya sedikit cemberut.

Reyland tertawa kecil, kemudian, ia mengambil bandana itu. "Cantik, tapi lebih cantik pemiliknya. Gue pakaian, ya?"

Tak berselang lama, senyum Lyzie kembali terukir. Lagi-lagi, ia mendapatkan pujian dari Reyland, yang awalnya selalu membuatnya sedikit kesal. Dia mengangguk mantap dengan bibir yang masih tersenyum manis.

Reyland memakaikan bandana itu di kepala Lyzie, dengan perlahan. Setelah memakaikan, tangan Reyland perlahan-lahan mengusap rambut hitam Lyzie yang tergerai. Cowok itu menatap mata Lyzie dalam-dalam. Jika ada yang sesuatu yang indah selain Pantai Ngobaran, mungkin itu sepasang mata indah yang saling bertemu.

Tentang KambojaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang