Bagian 7

119 23 5
                                    


Ada begitu banyak hal yang ingin Rana tau dari kehidupan nya, namun dari semua itu, ada satu hal yang benar benar ingin Rana tau hingga ke puncak ubun ubun, keberadaan seseorang yang membuat Rana tau arti dendam seperti sekarang, dan seseorang yang membuat Rana ada di posisi di benci semua orang, bajingan yang menjadi penyebab ia ada dan menjadi sosok menjijikkan, kalian tentu tau siapa yang Rana maksud kan.

Namun nampak nya akan susah menemukan seseorang itu, selain karna Rana yang tak pernah melihat nya, satu pun tak ada tanda tanda yang ia ketahui kecuali kenyataan jika lelaki itu adalah golongan dari keluarga kaya.

Rana menatap pantulan diri nya di depan kaca, ia meneliti setiap inch wajah nya dari sana, mustahil sekali rasa nya jika tak ada satu anggota badan nya yang tak mirip dengan bajingan itu, right? Rana mengangkat sudut bibir nya, yakin sekali jika setidak nya ia pasti akan menemukan dan membalas semua dendam nya pada bajingan berkedok ayah nya itu sebelum ia benar benar bosan hidup dengan penuh kebencian seperti sekarang.

Gadis itu menghela nafas, mematutkan diri di depan cermin sebelum akhir nya berlalu dengan membuka pintu walk in closet, setelah ini ia memang berniat keluar, ada satu hal penting yang harus ia lakukan.

Gerakan dari sesuatu di sudut kamar membuat Rana menengok cepat, gadis itu tersenyum tipis, entah bagaimana cerita nya Anna tengah berada di sana dengan senyum lebar yang menghiasi wajah cantik nya, Rana mengurungkan niat, ia membawa langkah nya menuju Anna yang nampak melambaikan tangan.

Rana mau kemana?

Gadis itu bertanya dengan tangan yang bergerak lihai, kalian tentu tak lupa jika Anna adalah seorang tuna wicara.

"Mau keluar bentar, kamu jangan ikut, aku mau jalan kaki, nanti kamu capek."

Rana akan menjadi orang lain jika bersama dengan Anna, ia tak pernah menampilkan wajah dingin nya jika bersama dengan Anna, ia rela melakukan itu agar Anna tak pernah berfikir sekalipun untuk pergi dari hidup nya.

Bisa di bilang Anna itu satu satu nya alasan yang membuat Rana kuat seperti sekarang, ia rela semua orang pergi dan meninggalkan nya, namun tidak dengan Anna, Rana akan membuat gadis itu bertahan apapun alasan nya, sesayang itu Rana pada Anna memang.

Ya udah, aku mau disini aja, mau tidur.

"Oke, aku pergi dulu."

Hati hati Rana.

Rana membalas dengan senyum tipis, sekalipun singkat hal itu cukup mampu memperbaiki mood nya yang berantakan, ia menggaet tas nya, mengenakan nya sembari berjalan keluar kamar, tak luput menutup pintu sembari memberikan senyum sekilas pada Anna yang ternyata mengikuti nya di belakang.

Para maid sibuk dengan kegiatan nya masing masing, mereka tau ia lewat namun seakan tak perduli pada apa yang Rana lakukan, bahkan ia sudah makan atau tidak setelah pulang sekolah tadi pun tak ada yang tau, Rana terkekeh geli, siapa mereka perduli pada nya.

Tak ada yang Rana jumpai di ruang tamu, orang tua angkat nya sudah pasti tengah bekerja, ada puluhan makanan di meja makan namun tak sedikitpun menarik minat Rana untuk menyicipi nya sedikitpun. Rana masih tau diri untuk tak sembarangan menyentuh apapun di sana.

🪡🪡🪡🪡

"Sift sore disini sampai jam sepuluh malam, bagaimana?"

Gadis itu mengangguk sekilas, bagi nya jam sepuluh malam itu bukan apa apa, ia biasa tak tidur semalaman, dan ia masih hidup sampai sekarang.

"Baik, kalau begitu kamu bisa mulai kerja dari sekarang, minta seragam pada Tari di belakang."

"Baik, Pak."

Dunia Rana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang