"Cepet bangun Firaaa!! Ini udah subuh, sholat dulu terus mandi, kan sekarang hari pertama kamu sekolah" Teriak Mia~kakak Fira dibalik pintu kamarnya.
"Iyaa teteh, ini juga udah bangun" jawab Fira.Hari Senin pertama setelah kepindahan keluarga Fira dari Cianjur ke Bandung, dan hari pertama juga bagi Fira untuk berangkat ke sekolah barunya. Zayna Shafira Namiera lebih dikenal dengan panggilan Fira, merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Mia yang merupakan anak sulung sekaligus kakak dari Fira, dan Ahda putra bungsu yang sekarang sedang berada di Pesantren.
Fira lahir di keluarga yang harmonis, ibu ayah nya memberikan kasih sayang kepada anak anak nya, sehingga ketiga anaknya tumbuh dengan didikan yang baik. Keluarga Fira juga bisa dibilang keluarga agamis atau dekat dengan agamanya.
Fira duduk di kelas 11, usianya 16 tahun, beberapa bulan lagi ia akan menginjak usia sweet seventeen, usia legal nya membuat KTP. Fira dulu berbeda dengan Fira yang sekarang, masa lalunya mampu merubah menjadi sosok Fira yang lebih pendiam.
"Fira berangkat dulu ya umma, Assalamualaikum" Fira pamit untuk berangkat ke sekolah barunya dengan diantarkan oleh sang ayah.
Setibanya di sekolah, Fira sedikit kaget karena bangunan sekolah barunya berbeda dengan sekolah lamanya. Infrastruktur yang ada terlihat lengkap, Fira berpikir pasti biaya masuknya bukan main main.
Fira menyusuri setiap lorong nya, ruangan demi ruangan terlewati. Ayah nya sudah pergi bekerja setelah berbincang dengan wali kelas Fira. Fira mengekori wali kelasnya dan tiba disebuah ruangan yang bertuliskan XI IPS 1.
Perasaan Fira tak karuan, dia merasa takut akan dunia barunya, teman teman baru, lingkungan baru. Beradaptasi bagi seorang Fira sulit sekali, setelah adanya insiden yang dialami dirinya sendiri.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, anak anak..."
" Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh" jawab semua murid di kelas itu
"Selamat pagi semuanya, Alhamdulillah kita kedatangan teman baru, pindahan dari kota Cianjur. Silakan Fira, perkenalan terlebih dahulu." Ibu Fuji~wali kelas Fira mempersilahkan Fira untuk perkenalan di depan teman teman barunya.
"Terimakasih ibu, baik perkenalkan nama aku Zayna Shafira Namiera, temen temen boleh panggil aku Fira. Aku pindahan dari kota Cianjur lebih tepatnya dari SMAN 3 Cianjur. Aku pindah ke MAN 1 Bandung ini karena ayahku dipindah tugaskan untuk bekerja di kota Bandung. Mungkin sekian perkenalan dari aku, Terimakasih Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh."
"Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, salam kenal Fira" salam semua siswa di kelas XI IPS 1."Kamu boleh duduk di bangku kedua itu, kebetulan disana kosong, iya kan Ira?" Ibu Fuji bertanya kepada sosok yang ada di bangku itu.
"Iya ibu, di sebelah Ira kosong, ayo sini Fira! di sebelah aku"
"Baik bu, Terimakasih" Ira pergi ke bangku yang dituduhkan oleh ibu Fuji.
"Kenalin aku Ira, btw nama kita hampir mirip hahaha" Yang memiliki nama Ira itu mengulurkan tangannya kepada Fira dengan senyum manisnya.
"Fira, eh iya ya, cuma beda satu huruf aja, salam kenal Ira" dibalas dengan senyum manisnya Fira.
🌸🌸🌸
Di sisi lain ada seorang pria yang sedang sendirian di dalam kamarnya, termenung. Ia tidak pergi ke sekolah hari ini karena sang Ibu sedang sakit.
"Ya Allah, kenapa ujian untuk ku begitu berat, ingin rasanya aku menyerah dari ujian ini. Kuatkan lah hambaMu ini, berikan kesabaran bagi hamba dan Ibu hamba, berikan kesehatan bagi Ibu, hamba tidak tega melihat ibu selalu merasakan kesakitan karena penyakit yg dideritanya. Hamba tau, Engkau tidak akan memberikan ujian di luar batas kemampuan kami." Tutur ia di dalam diamnya.Ia mendatangi kamar ibu nya, dengan membawa nasi di atas nampan, "Ibu makan dulu ya, lalu minum obat nya."
"Ibu nggak mau nak, kenapa selalu obat, ibu udah capek minum obat terus" keluh seorang ibu kepada anak semata wayangnya.
"Ibu... Obat memang bukan penentu untuk kita sehat kembali atau tidaknya, tapi setidaknya dengan obat kita berikhtiar buat kesembuhan ibu. Ibu capek ya selalu minum obat, tapi apa ibu gk mau sehat kembali? Minum obat cuma sementara, kalo ibu udah sembuh InsyaAlloh ibu gk perlu lagi minum semua obat obat ini. Adnan mohon ya Bu, ibu minum obat nya" Tutur Adnan untuk meyakinkan ibunya.
"Yaudah, ibu minum obat ini, semoga ibu cepet sembuh, biar gak minum obat nya lagi." Ibu dengan terpaksa meminum obatnya, dan Adnan; putra nya tersenyum senang.
Muhammad Adnan Baasim, dipanggil Adnan. Ia tinggal bersama ibunya yang bernama Rosa, Adnan tidak pernah tau keberadaan ayahnya dan ibu nya pun tidak pernah memberitahukan di mana ayah kandungnya. Sekarang ia berusia 18 tahun, dari usia nya 10 tahun Adnan sudah di pesantren kan, sekolah sekaligus ngaji. Ia mondok di pesantren yang lumayan dekat, butuh waktu sekitar 15 menitan dari rumahnya. Ibu nya menjadi sosok ibu sekaligus ayah bagi Adnan, beliau bekerja di sebuah kantor Bank syariah yang ada di daerah Bandung, hal ini juga lah yang menjadi keputusan sang ibu untuk mengirimkan anaknya ke pesantren kan sejak kecil, karena takut tidak terawasi pergaulannya selama ia bekerja.
Waktu usia Adnan 15 tahun, ibu nya mulai sakit sakit an, dan tepat saat usia 18 tahun ibu nya berhenti bekerja, karena penyakitnya mulai parah, Adnan tidak mengetahui apa penyakit yang diderita ibu nya, sang ibu selalu mengatakan kalo penyakitnya hanya penyakit biasa, faktor usia. Biaya kehidupannya untuk sementara masih ada, semasa sang ibu bekerja selalu menyisihkan untuk menabung jaga jaga suatu saat nanti dibutuhkan, dan akhirnya tabungan itu terpakai juga untuk sekarang. Tidak tahu suatu saat nanti semisal uang simpanan nya habis.
" Ibu, untuk besok sepertinya Adnan harus pergi ke sekolah karena ada beberapa urusan yg harus Adnan selesaikan, ibu gak papa kan besok Adnan tinggal sendiri dulu?" Tanya nya dengan hati hati
" Iya gak papa nak, tadi juga kan udah ibu suruh sekolah tapi kamu gak mau. Ibu gak papa sendiri, InsyaAlloh bisa jaga diri ibu, nanti ibu minum deh obat obat nya, gak bakal susah kayak tadi, jadi besok kamu ke sekolah aja, selesaikan urusanmu" titah sang ibu, dengan nada tulus nya.
" Alhamdulillah kalo gitu ibu, Terimakasih ya bu, ibu jangan lupa ya makan terus minum obatnya, adnan pergi dulu ke kamar, mau ngerjain tugas dulu" pamit Adnan sambil mengelus pundak sang ibu.
"Iyaa Adnan, semoga Allah permudah ya"
"Aamiin, terima kasih bu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekuatan Doa
Teen Fiction"Tidak semua yang kita inginkan harus terpenuhi bukan?, Allah lebih mengetahui yang terbaik buat kita. Dan jika kita ditakdirkan untuk berpisah, pasti itu juga yang terbaik bagi kita " lanjut Fira dengan air mata yang sudah turun "Maafkan saya, saya...