4

4 1 0
                                    

POV Fira

Jarak rumahku ke sekolah lumayan jauh, jika naik kendaraan umum bisa menghabiskan waktu setengah jam an, tapi karena aku baru beberapa hari di kota ini, jadi aku memutuskan untuk minta diantar dijemput oleh ayah, jarak dari tempat kerja ayahku ke sekolah Alhamdulillah nya lumayan dekat. Sama hal nya dengan sekarang, aku tengah berada di mobil ayah, ayah menghubungi ku ketika aku baru selesai mengobrol dengan teman teman baru ku.

Ira ternyata mondok di Pesantren yang dekat sekolah, namanya Pesantren Al Uswah, Sasa kebetulan rumah nya pas di belakang sekolah, cuma butuh beberapa langkah untuk jalan kaki, dan Vania rumahnya lumayan jauh juga, kurang lebih sama seperti ku jaraknya, namun berbeda arah.

Di hari pertama ku, aku merasa tidak sendirian, Ira, Sasa dan Vania membuat hari pertama ku sangat menyenangkan, meskipun hanya baru mereka dan Teh Mala yang ku kenal tapi setidaknya aku tidak sendirian lagi.

Tidak terasa aku dan ayah sudah sampai di depan gerbang rumah, ayah memarkirkan mobilnya ke dalam garasi samping rumah. Aku masuk terlebih dahulu ke dalam rumah, tepat saat aku membuka pintu adzan Maghrib berkumandang

"Alhamdulillah udah adzan Maghrib" gumamku.

"Assalamualaikum..." Aku mengucapkan salam saat aku masuk ke rumah

"Waalaikumussalam, eh udah pulang, ayah mana?" Tanya umma yang baru keluar dari dapur.

"Itu ayah" jawab ku saat aku melihat ayah masuk.

Umma menghampiri ayah, mencium tangan nya dan membawakan tas kerjanya.

"Udah magrib, kita shalat dulu, lalu kita makan bareng, umma udah masakin masakan kesukaan ayah, Fira sama Kakak" ucap Umma.

"Horee.." Aku dan ayah kegirangan.

POV Adnan

Aku baru saja selesai menghangatkan masakan tadi siang, dan terdengar adzan Maghrib telah berkumandang. Aku langsung meneguk segelas air yang sudah aku siapkan sebelumnya. Sekarang hari Senin sudah menjadi kebiasaan ku untuk menjalankan puasa Sunnah Senin Kamis, kebiasaan ini aku lakukan ketika aku masih SD lebih tepatnya saat aku masuk pesantren, dan saat itu juga aku merasakan perubahan dalam diriku dan dalam keseharian ku, ketika aku mencari tau tentang faedah atau keutamaan Puasa Senin Kamis ternyata sangat banyak, salah satunya yaitu hari Senin adalah hari dilahirkan nya Rasullullah Saw sehingga Rasulullah melakukan puasa Sunnah di hari lahirnya, dan kebetulan hari lahirku juga adalah Senin.

Setelah aku minum, aku langsung bergegas berangkat ke Mesjid, aku terbiasa untuk shalat dulu, dan setelah shalat baru makan.

Setelah shalat, aku mengajak ibu untuk makan bersama, ibu harus meminum obat jadi harus makan terlebih dahulu.

"Ibu kita makan yu, Adnan udah siapin." Ajakku saat aku melihat ibu baru selesai shalat nya.

"Hayu, ibu juga kebetulan udah lapar." Aku merasa lega, karena kali ini ibu tidak susah untuk diajak makan

"Alhamdulillah" ucap syukur ku

Aku dan ibu sedang berada di meja makan, aku merasa senang karena ibu terlihat lahap sekali. Aku berpikir, bagaimana jika nanti aku hidup tanpa ibu, aku sudah terbiasa berdua dengan ibu, ibu yang mengurusi ku dari kecil hingga saat ini, apakah aku bisa hidup tanpa ibu?, apa yg akan terjadi nanti jika tidak ada ibu?, Pertanyaan pertanyaan itu  selalu muncul di pikiranku. Aku berusaha menepisnya, aku meyakinkan diriku bahwa ibu akan selalu bersama ku, ibu tidak akan pernah meninggalkan aku.

"Kamu kenapa Adnan, ibu perhatiin dari tadi kamu bengong, itu makanan kamu dianggurin" aku tersadar dari lamunanku,

"Eh astaghfirullah, maaf ibu, nggak ada papa, Adnan hanya memikirkan tugas tugas di sekolah" bohong ku, aku tidak mungkin membicarakan apa yang ada di pikiran ku kepada ibu.

"Tugas sekolah sampe dipikirin gitu, jangan terlalu dipikirin, nanti kamu sakit hanya karena mikirin tugas, dibawa santai aja" titah ibu.

"Hehe iya Bu" jawab ku sebari menggaruk kepala yang tak gatal.

Ibu terlihat beranjak dari tempat duduk dengan membawa piring bekas nya, aku berusaha menghentikan pergerakan ibu.

"Ibu ke kamar aja, piring itu biar Adnan aja yang cuciin. Jangan lupa ibu minum obat nya." Titahku

"Makasih ya, iya ibu mau minum obat nya" jawab ibu dan pergi ke kamarnya.

Lagi lagi aku mengucapkan syukur karena ibu terlihat lebih baik sekarang. Aku pun segera membereskan tempat makan dan pergi ke dapur untuk mencuci piring.

Tidak terasa, adzan Isya sudah berkumandang aku pergi ke Mesjid untuk menjalankan kewajiban ku, jika waktu shalat dinanti nanti, takut nya masuk kedalam golongan umat yang selalu shalat tapi melalaikannya. Teringat ceramah guruku, dalam Qur'an Surah Al Maun, 'Maka celakalah orang orang yang shalat', sempat ku bertanya, kenapa orang yang shalat tapi celaka ternyata jawabannya ada di ayat selanjutnya yaitu orang orang yang lalai dalam shalat nya, atau yang suka menunda nunda shalatnya. Katanya nanti nunggu adzan selesai, ketika adzan selesai nunggu beres qomat selesai, ketika qomat selesai nanti nunggu pekerjaan nya selesai, ketika pekerjaan selesai nunggu istirahat dulu, nunggu ini itu sampe tidak terasa waktu shalat habis, Nauzubillah. Semoga kita semua termasuk golongan umat yang selalu melaksanakan shalat dan tidak lalai dalam shalat nya. Aamiin.

Aku memutuskan untuk langsung pulang ke rumah ketika habis dari Mesjid. Aku mengambil HP yang ada di dalam saku ku, aku menyalakan data internet dan ternyata banyak pesan yang masuk dari aplikasi hijau itu. Aku meng scroll satu demi satu pesan itu. Dan aku memencet grup eskul yang aku pimpin, yaitu Eskul Keagamaan. Terlihat ramai sekali di grup itu, ternyata ada anggota baru yang masuk, para pengurus inti lainnya yang memperkenalkan anggota baru itu, seharusnya aku sebagai ketua, namun karena dari tadi hp ku tidak aktif jadi mereka yang menggantikan nya.

Aku membaca biodata perkenalan dari anggota baru itu, namanya unik Zayna Shafira Namiera dipanggil Fira, ternyata dia pindahan dari Cianjur. Aku ikut nimbrung ke grup itu, dan memperkenalkan diri juga. Ketika ku rasa urusan di HP ku selesai, aku mematikan nya dan menyimpan nya di saku kembali.

Kekuatan DoaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang