Three

184 66 8
                                    

Iya, dia puas. Lah aku? Aku masih bingung kalimat 'hmm' itu apaan lah coba? Iya? Enggak?

--------------------

Aku datang kesekolah pagi-pagi buta jam 06.00 dan sampai sekolah jam 06.20 . Aku orang pertama yang datang di kelas, ya serasa menyendiri kan. Daripada aku menyendiri dikelas, aku mondar-mandir, ke kantin, toilet, denger musik, dan hal-hal yang membuatku tak sendirian.

Aku termenung sejenak di kelas. Tiba-tiba ada suara anak perempuan selain aku yang akan memasuki kelas ku. Aku tersadar dalam renunganku itu.

'Suara siapa tu?' tanya ku dalam hati, 'apa jangan-jangan... h-ha-hantuuu... kyaaa' suara jeritanku menggema didalam kelas.

"Woi ini aku bodo, Sei" ucapnya setelah aku menjerit. Syukur lah, ternyata yang datang itu adalah Sei.

Sei adalah teman ku bahkan melebihi dari teman yaitu sahabat. Sei adalah nama panggilannya, sedangkan nama kepanjangannya Seiraya Nadira. Dia adalah orang yang selalu bisa ngertiin aku disaat suka maupun duka.

"Kau ngageti aku aja pun, Sei. Kalo copot jantung aku cemana?" omelku kepadanya.

"Kalau jantung kau copot, ya tinggal dipasang ajala. Simple" jawab nya dengan santai yang membuatku emosi.

"Kaau ya, Seei..." ucapku dengan nada tinggi setinggi-tingginya.

"Peace jangan marah dong, Put" ucap dengan membentuk jari tangan kanannya menjadi huruf 'V' dan memasang puppy eyes.

"Oke, aku gak marah sama kau. Tapi..." aku menggantungkan kalimatku untuknya.

Sei memasang muka longoh nya yang terlihat oleh ku. It's so funny face, hahahaa *evil laugh

"Tapi apa, Put?" tanya dia olehku. Oke, dia mulai penasaran dengan apa yang mau aku katakan kepadanya.

Aku hanya diam, dan tertawa kecil kepadanya yang membuat dia makin penasaran dengan apa yang akan aku bilang lanjutnya.

"Puuuut" jeritnya. Suara jeritannya itu cempreng banget, ngalah-ngalahin jeritan aku.

"Nyantai la" ucapku dengan wajah memalas. "Tapi, kau harus mau dengar cerita aku? Gimana?" tawar ku, ya bisa dibilang dengan sebuah curhatan.

"Oalaaa, Put Put. Kau kalo mau ngomong itu aja kok setengah-setengah sih" lemas dia karna mendengar potongan kataku tadi.

"Jadi, gimana? Mau gak kau dengeri aku cerita, yaa bisa dibilang sekalian curhat la. Mau gak?" tawar ku lagi lagi dan lagi.

Tanpa pikir panjang, Sei langsung mengangguk.

"Eh, kau ya Sei. Aku ngomong panjang kek gitu kau malah ngangguk doang" aku merengut karna dia balas dengan sekedarnya aja.

"OKE. AKU MAU DENGER CERITA ATAU CURHATAN KAU LOH, PUTRIII" ucapnya dengan nada tinggi kepadaku.

"Hahahaa aku puas banget ngerjai kau kali ini. Buat kau pagi-pagi jerit di kelas tu rasanya, wiiih" tawa geli ku mulai keluar.

"To the point aja, Put. Jadi, apa yang mau kau ceritain ke aku?" tanya nya.

"Nanti aja lah aku cerita nya. Waktu istirahat adalah waktu yang pas buat aku cerita itu semua itu" jelas ku padanya yang membuat dia makin penasaran dengan apa yang mau aku cerita kan kepadanya.

"Ah, kau pun. Bukannya bilang dari tadi, eeh malah ngomong nya nanti pas waktu istirahat" dia menjawab dengan wajah memalas nya.

Oke, ini adalah kelanjutan dari part sebelumnya. Gimana nih cerita nya? Masih ngaur atau enggak?

Jangan lupa vomment nya ya. Makasih

⬇⬇⬇⬇⬇

My StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang