Eleven

102 35 10
                                    

Tiba-tiba, ntah datang apala itu, setan, iblis, hantu, atau apapun, si Tyan tiba-tiba merangkul bahu ku dengan erat-seerat-eratnya.

"Eh, kau mau bunuh aku apa ha! Sampe-sampe kau ngerangkul aku sampai seerat-erat nya ha!" bentak ku kepadanya, tetapi dia masih merangkul aku dengan seerat-eratnya.

"Iya, aku mau bunuh kami di rangkulan aku" dia mengatakannya dengan senyuman manis yang tertera di mulutnya.

"Gila kau ya, aku masih mau hidup kali. Kau kira aku kau apa, mau mati sekarang ha!" perkataan ku sudah cukup kasar dan dia hanya tertawa kecil yang dilontarkan oleh mulutnya itu.

"Hahahaa.. maaf ya maaf. Habisnya kamu lucu banget sih. Liat aja tuh, pipi kamu udah kayak bakpao" kekeh dia sambil meminta maaf kepadaku.

"Udah bawaan dari lahir kali kalau pipiku kayak gini, gak usah heran juhak kali" tanpa memperdulika dia becakap, mending aku nyanyap ice cream coklat yang tadi ku pesan

"Hahahahaa.. iyaya deh. Oh y--" kalimat dia terputus oleh seorang pelayan yang menghantarkan menu yang dipesan Tyan tadi.

"Maaf mas, ini pesanan nya" tersenyum dan sambil mendorongkan menu yang dipesan Tyan tadi.

"Makasih ya mbak" ucap terima kasih Tyan kepada pelayan tersebut, dan pelayan tersebut pergi meninggalkan kami berdua.

Beberapa saat hening sejenak.

"Ohya, tadi apa yang mau dibilang?" aku pun memecahkan keheningan tersebut dengan pertanyaan yag aku berikan padanya.

"Ah, gak jadi" dia hanya menjawab itu saja.

"Okedeh" jawab ku tak memaksa jawaban dia yang tadi.

Tiba-tiba LINE ku berbunyi lagi dan ternyata oh ternyata itu message LINE dari Sei.

Sei: Put, jam berapa kita pulang?

Aku: Nanti la.

Sei: Jangan lama-lama ya, Put.

Aku: Okedeh.

Sei: Ohya, tadi kau tau gak, siapa tuh namanya...

Aku: Tyan?

Sei: Ha, iya tu. Tau kau gak, tadi si Tyan pas masuk ke cafe untuk nyari kau, dia clingak-clinguk tengok sana-sini. Aku kekeh kali pas dia masuk cafe lah, kayak orang paok gitu dia. Hahahahaha

Aku: Udah lah ah, udah stres dluan aku ditambah lagi kau bilang kayak gini. Eh, tapi gapapa lah, buat lucu-lucu sikit. Halal itu.

Aku tertawa jail membaca message LINE yang dikirimkan dari Sei tadi mengenai dirinya, Tyan.

"Eh, ngapain sih? Kok kayak nya serius kali sama gadget nya?" dia bertanya kepadaku sambil mengintip apa yang aku lakukan. Terlalu kepo jadi orang nih anak ya.

"Ah, gak kok" jawabku sambil memasukkan gadget nya kedalan saku jeans ku tersebut.

Thanks for vomments nya ya, aku harap kalian semua bisa mengerti dengan apa yang aku alamni ini, seeh.. hahahaa..

See u at the next part guys, enjoy it

My StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang