Two

219 72 16
                                    

Banyak tanya ya, kayak ibu-ibu dipasar.

▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪

"Putri." balasku dengan emosi kepadanya.

"Oke, Putri. Btw, kamu tinggal dimana?" tanya nya lagi kepadaku. Aku rasa nih anak pewawancara kali ya, banyak tanya.

"Bumi?" jawabanku ngaur. Emang ngaur. Yakali aku tinggal di planet lain, hahahaa.. *evil laugh.

"Serius deh aku tanya. Kamu tinggal dimana?" ulang pertanyaan nya yang tadi dan aku mulai bosen.

"Indonesia." jawabku singkat dengan tatapan bosen. Yakali aku tinggal di luar negri. Buahahahahaa..

"Udah punya pacar kamu?" to the point.

Deg , jantung ku serasa berdegup 5x lebih kencang dari biasanya karna dia tiba-tiba menanyakan hal yang tak ku duga sama sekali.

"Kenapa?" tanyaku balik kepadanya dengan ragu.

"Gapapa. Udah punya pacar ya?" jawab dan tanya ulang kembali pertanyaan yang sama.

"Belum." jawabku. Tapi aku 'pingin banget punya pacar'. ucapku dalam hati.

Gak lama, dia ngebalas message LINE dari aku. Bales nya cepat banget "mau gak jadi pacar aku?" tawarnya.

'Ini anak kenapa tiba-tiba jadi gini ke aku? Apa jangan-jangan... iiiii,' ucapku dalam hati.

'Ingat Put jangan baper dulu. Mungkin dia hanya bosen dan menjadikanmu pelampiasan semata aja' ucapku dalam hati lagi.

"Hello.. mau gak jadi pacar aku? Aku suka liat kamu, bahkan jatuh hati sama kamu" balasnya lagi. Mungkin dia tak sabar dengan jawaban yang akan aku lontarkan kepadanya atau mungkin dia penasaran.

"Ya?" pura-pura tak tau kejadian.
"Gimana?" sama-sama bertanya yang tak tau berujung gimana.

"Hmm.." jawab ku.

Dalam hati dan pikiranku, aku tak tau gimana perasaan aku sampai saat ini. Serasa nano-nano.

"Apa tu?" jawabnya seperti kebingungan.

"Hmm.." aku ulang lagi perkataan ku yang tadi kepadanya.

"Iya?" tanya nya lagi kepadaku.

"Hmm.." kalimat yang sama.

Aku gak tau mau bilang apa ke dia. Kalau aku bilang 'iya' berarti aku nerima dia jadi pacar aku. Dan sedangkan kalau aku jawab 'enggak' berarti aku nolak dia jadi pacar aku.

"Hmm itu 'iya' atau 'enggak'? Yang jelas dong.." omelnya yang tak genah kepadaku.

Ada juga ya orang yang mulut nya kayak bebek, nyerocos mulu tak henti-henti.

"Hmm.." lagi, lagi, dan lagi kalimat itu yag aku lontarkan kepadanya.

"Berarti itu jawabannya iya." dia berpendapat bahwa aku dan dia telah pacaran.

"Hmm.." gak bosan-bosan aku menjawab dengan jawaban yang sama dengan jawaban lainnya.

"Itu 'hmm' iya atau enggak?" aku rasa dia bingung dengan jawaban yang aku kasih ke dia dan sementara aku pun bingung mau menerima dia atau enggak.

"Ya." jawaban yang ditunggu nya, akhirnya ku lontarkan kata terebut.

Tapi, di satu sisi yang lain, aku gak menerima dia sebagai pacar aku dan di satu sisi yang lain pula aku menerima dia sebagai pacar aku.

"Ha, gitu dong." kepuasan hatinya telah terjawab oleh lontaran kalimat yang ku jawab 'ya' tadi.

Iya, dia puas. Lah aku? Aku masih bingung kalimat 'hmm' itu apaan lah coba? Iya? Enggak?

--------------------------------

Holla, lloha, hallo.. gimana critanya? Ngaur ye, maap deh

Liat kelanjutannya di next part ye..

Vomment nya jangan lupa ya

My StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang