BABY POWDER
ArnanaSuppawutCeria, tubuh kecil, manis dengan wangi baby powder berjalan kecil memasuki sebuah gerbang sekolah ternama di kota Raikan Topeni.
Gupi, nama anak laki-laki itu, ia tak terkenal, hanya siswa biasa yang berada di sekolah khusus laki-laki tersebut.
Pagi ini keadaan kelas lumayan bising, Anak-anak ada yang duduk di meja, sambil mengebor, sedangkan Gupi fokus mengeluarkan buku-bukunya bersiap memulai kelas.
Semuanya senyap, ketika guru sudah datang, ada yang tak biasa, anak laki-laki datang bersama guru botak tersebut.
"Selamat pagi, perkenalkan saya Miu. " Dengan perawakan dingin.
"Miu? Itu saja kah? Di mana sekolah lama mu? "
"Anti Karam! " Singkat nya tampa ekspresi.
"Kenapa kau pindah ke sini? "
Kali ini Miu tak menjawabnya, sehingga guru menyuruhnya memilih kursi, hanya dua bangku kosong, di samping si udin, paling belakang, anak laki-laki itu memiliki bau ketek yang menyengat.
Para uke mengusir teman sebangkunya berharap Miu akan duduk di sebelahnya nanti.
"Miu, duduk di sini saja. " Goda salah satu.
Miu terus berjalan tampa ekspresi dengan wajah tampannya itu. Satu kursi di tariknya di samping Gupi, hingga membuat nya terkejut.
"Bangku ini ada pemilik nya! " Ujar Gupi, namun tak jadi dengan liur tertelan melihat mata elang langsung menyambar nya.
"Ayo duduk Miu, kita akan mulai pelajaran nya! "
Akhirnya Miu yang pagi ini menghebohkan satu kelas duduk di samping siswa biasa tersebut. Membuat para uke yang berharap tadi memiliki rasa cemburu sedikit.
Bel istirahat berbunyi, dan semua siswa kompak mengerumuni meja Gupi, lebih tepatnya meja Miu.
"Hallo aku Brigh... " Ulur tangan yang sama sekali tak di tanggapi Miu.
"Uh, di kacangin. " Teriak mereka semakin gila dengan pria cool ini.
Gupi sejak tadi ingin keluar dari kerumunan itu, namun tubuhnya yang kecil terhalang beberapa kali. Pria ini tidak keren baginya, tapi menurutnya seperti mayat hidup.
Lebih banyak mereka yang mengulurkan tangan untuk berkenalan, tapi satupun tak di gubris oleh Miu.
Hingga ada satu siswa sangat berani menyentuhnya di bagian pundak.
"Makan siang yuk, aku traktir. "
"Bisa tidak jangan menyentuh saya! " bentak Miu serius. Kemudian bangkit pergi begitu saja.
Gupi syok, tadi itu sangat mengerikan baginya, namun seluruh orang berteriak seakan Miu tadi melakukan aksi yang memukau.
"Lu kenapa sih Gup. "
"Ya ampun, gak betah banget gue di kelas. "
"Kenapa? "
Gupi menceritakan siswa baru yang duduk di sebelahnya.
"Masa sih, lu aja kali yang gak tau cowok cool, malah yang kayak gitu bikin gigit, ngapain takut sih, santai aja Gup! Lagian kan itu kursinya Kao, kalau dia masuk pasti deh dia gak duduk sama lu lagi. "
"Nah itu, tadi gue mau bilang, tapi matanya lebih dulu sipit, asli kayak vampir. " Gupi mencontohkan bagaimana Miu melihatnya tadi.
"Ya ampun Gup, penasaran gue liatnya, ya udah, gue antar lu ke kelas deh, mau bel juga kan. Sambil liat tu cowok. "
Mereka berdua berjalan ke kelas XII IPA 6C dimana kelas Gupi. Semua orang duduk dempet-dempetan di kursi Gupi atau Miu.
"Mana dia? "
"Gak tau, mungkin belum masuk. "
"Itu mereka ngapain di kursi lu. "
"Kan udah gue bilang, mereka mau kenalan ama tu siswa baru."
"Makin penasaran gue, kayak apa tampangnya. "
Alhasil Gupi duduk mengungsi sampai bel berbunyi agar kembali ke kursinya, itupun setelah guru datang. Bersamaan siswa baru itu akhirnya masuk kelas setelah semuanya mencari.
Sudah dua hari Gupi duduk bersama siswa baru ini, tak satupun obrolan yang terjadi antara mereka, siswa lain masih sama, berusaha mengobrol pada Miu. Namun masih sama, siswa itu hanya diam.
"Sepertinya dia bisu deh, tiap kali mereka tanya pasti ujung-ujungnya pergi. " Curhat Gupi pada temannya lagi.
"Parah banget sih tu cowok, asli gue makin penasaran tau, dia kalau istirahat kemana sih? "
"Gak tau gue, mungkin dia punya jurus rasenggan. Tapi anehnya tiap bel masuk pasti udah di kelas aja. ah Mild sampai kapan gue duduk sama dia. "
"Ya lu usir lah, bilang kalau bangku itu punya Kao. "
"Gak berani. " Rengek Gupi mengiba pada temannya.
"Ya udah tunggu aja Kao masuk! "
"Eh astaga gue lupa? "
"Lupa apa anjir. " Mild ikut terkejut ketika Gupi tiba-tiba terperanjat.
"Tugas fisika gue, mana di kumpul setelah ini lagi. "
Gupi ketetran langsung kembali ke kelasnya untuk mengerjakan tugas fisika yang benar-benar ia lupakan tersebut. Namun akses ke kursinya lagi-lagi syulit seperti melupakan rehan.
Nampak sebuah Cake diamond terhidang di atas meja Gupi.
"Aduh sebentar, minggir, gue mau ambil tas. " Permisi Gupi.
Tapi semua orang berteriak melihat seseorang yang baru masuk, hingga dorong-dorongan terjadi, jelas saja membuat tubuh Gulfie terhuyun-huyun mengikuti atmosfer tersebut.
Tring... Tring....
Bel sekolah membuat Gulfie mengeluh.
"Miu, kuenya di makan ya. " Bisik Bright berani kemudian kembali ke kursinya karena guru fisika sudah tiba.
"Buat lu aja! " Melempar ke meja Gupi terkejut.
"Buat gue? Lu serius? "
Tapi tak di jawab Miu fokus mengeluarkan buku di tasnya.
"Dikacangin! " Batin Gupi ikut mengeluarkan buku, seketika ia tersadar, belum menyelesaikan tugas fisika.
"Haduh mati! " Celetuk Gupi saatnya guru mengatakan untuk mengumpul tugas.
"Lu kenapa? " Tanya Miu tiba-tiba lumayan mengejutkan, tapi Gupi juga mengabaikan tampa menjawabnya.
"Ternyata lu pendendam. " Bibirnya sedikit tertarik untuk tersenyum, membuat Gupi heran, ini ekspresi pertama yang di lihatnya dari siswa dingin ini. Dan ini juga kali pertama siswa ini mengajaknya mengobrol.
"Kenapa cuma 16 ini! Selebihnya kemana? Angkat tangan kalian sekarang, siapa yang tidak kumpul tugas. Kecuali Miu, kau murid baru kan, Gupi tolong kasi kisi-kisi tugasnya pada Miu ya! "
Ujar guru fisika.
"M-maaf buk, saya sendiri tidak kumpul tugas. " Angkat tangan Gupi pelan-pelan.
"What, tumben! " Heran yang lain, jika anak rajin itu melupakan tugasnya.
Itu karena Gupi beberapa hari terakhir ini sangat tertekan dengan kedatangan murid baru yang seperti mayat hidup, lumayan berimpek di kehidupan nyatanya.
***
"Itu lu parah sih, masa tugas penting bisa lupa cuma gara-gara murid baru. "
"Ya mau gimana lagi Mild, gua juga terbawah atmosfer nontonin TTS di tiktok, jadi lupa bikin tugas. "
"Lah tadi nyalahin Miu lu, giman ini, lu galau karena TTS atau Miu. "
"Lebih tepatnya dua dua-duanya. Udah ah, ngobrolnya, bye mild. " Setelah sampai di kelas Gupi untuk keesokan harinya.
Pagi ini masih sama kursinya sangat penuh. Dan berbagai macam makanan dan minuman berjejer di atas meja Miu, jelas untuk menarik perhatian siswa yang di anggap cool tersebut.
Miu datang seperti biasa, namun kali ini agak cepat, sebelum bel.
"Tumben! " Batin Gupi melihat tubuh jangkung itu berjalan ke mejanya, sedangkan Gupi lagi-lagi mengungsi di kursi si Udin. Menunggu Bright si pantang menyerah hengkang dari kursinya.
Ssstraak
Semua makanan yang berjejer di meja di sapu bersih oleh Miu hingga membuat semua orang terkejut.
"Kok lu buang Miu? " Tanya Bright berani. "Itu buat lu. "
"Apa gue memintanya! " Bentak Miu menyeramkan hingga membuat ke dua bahu Bright terangkat tinggi.
"Gue peringatin ya, bukan buat lu aja tapi buat semua! Gue gak butuh lu kasi apapun. Gue bukan kelaparan! Sekarang minggir lu!
MINGGIR!!! " Teriak Miu keras membuat Bright beranjak pergi dari kursi Gupi.
Hal itu lumayan membuat heboh, Miu jelas-jelas tak menghargai pemberian orang lain, tapi entah kenapa mereka semakin menjerit kalau Miu adalah cowok yang keren.
Tapi tidak untuk Gupi, dia begitu takut melihat sosok yang galak tadi. Gupi memohon agar Udin mengizinkannya duduk di sana, sangking takutnya kembali pada kursinya sendiri.
"Gak bisa gitu lah Gup, lu mau kena marah guru, lagian ini di belakang lu kan rabun jauh. "
"T-tapi din... "
"Udah, jangan takut gue antar lu. "
Udin baik hati mengantar Gupi kembali ke kursinya sebelum pergi Udin berbisik.
"Jangan galak-galak lu, si Gupi jadi takut tu. "
Seketika membuat Miu menoleh pada Gupi yang menunduk pura-pura sibuk, di benaknya jangan karena Gupi kembali menambah moodnya semakin buruk.
Jam ke 3 guru tiba-tiba tak masuk, hanya meninggalkan tugas, gupi menyelesaikan nya dengan cepat, ia teringat dengan bekal yang ia bawa dari rumah, sandwich isi telor mata sapi setengah matang.
"Hmm mumpung tak ada guru. " Batin Gupi senang membuka kotak bekalnya, karena buru-buru ia sama sekali lupa sarapan, dan ini kesempatan bagus untuk nya sarapan.
Ada dua sandwich seperti biasa jika Gupi membawa sesuatu dari rumah, biasanya akan ia berikan pada Mild, Miu melihat Gupi seksama, sangat fokus pada sandwich yang Gupi makan.
"Bukan buat lu kok, ini satu lagi buat teman gue, suer! " Ucap Gupi ketakutan kalau Miu mengira ia juga seperti yang lain, membawa sesuatu untuk Miu.
Alhasil sandwich itu ia makan sendiri, dan yang satu lagi ia simpan untuk di berikan pada Mild nanti.
Miu hanya menelan ludah, tadi ia pikir Gupi akan menawarinya. Bel berbunyi Gupi langsung kabur, sebelum semua siswa lagi-lagi duduk di kursi atau mejanya, mengendus aroma Miu yang mungkin tertinggal di sana.
"Trus Gup, jadi makanan yang di bawa Bright di buang semua sama anak baru itu. "
"Iya, asli gue takut banget Mild, pokoknya dia harus pindah secepatnya, nanti gue mau jenguk Kao, lu ikut gak? "
"Buat apa? "
"Suruh dia cepat-cepat masuk. "
"Gila lu, Kao masih di opname kali. "
"Bodo amat pokoknya nanti temanin gue ke RS ya. "
"Asli gue gak bisa Gup, nanti itu kucing gue mau beranak. "
"Masa lu mentingin kucing dari sahabat lu sendiri. "
"Bukan gitu, ini persalinannya yang pertama jadi gue harus dampingi, udah lah mending lu coba bicara ama dia, bilang baik-baik, kalau di kursi ini ada yang punya, dari pada lu tertekan gitu setiap hari. "
"Apa dia mau pindah? "
"Ya harus mau lah! Itu kan bukan kursinya dia. "
"Nanti deh gue coba. "
Tapi nyatanya Gupi tak berani dengan manusia sedingin kutup utara itu. Satu-satunya Gupi harus mengunjungi Kao untuk menanyakan kapan ia akan masuk.
***
Saptu adalah hari yang melegakan bagi Gupi, rasa tertekan di sekolah terasa hilang sejenak, bukan karena pelajaran, tapi karena satu siswa yang bukan manusia menurut Gupi begitu mengganggunya. Ia sangat tak nyaman dengan situasi tersebut.
"Mak, Gupi pergi ya. " Pamit Gupi berniat pergi mengunjungi Kao siang ini.
"Kenapa lama sekali, temanmu sudah menunggu sejak tadi. "
"Siapa mak? Mild? "
"Bukan, ini baru pertama kesini, kenapa kau tidak pernah bilang kalau punya teman se tampan dia. "
"Hah siapa sih mak? "
Gupi turun menelusuri tangga kayu rumahnya untuk melihat siapa yang mengaku sudah janjian dengan nya.
Orang itu duduk membelakangi Gupi dengan kemeja kotak-kotak garis merah seperti kemeja legendaris pakde Jokowi.
"Siapa? " Batin Gupi, berjalan memutar agar dapat melihat wajahnya.
"Hai Gup, udah siap! " Sapanya sangat akrab.
"Hah! MIU? " Kaget Gupi dengan seribu pertanyaan, kenapa manusia dingin ini ada di rumah nya sekarang.
"Nanti gue jelasin di mobil, yuk berangkat, keburu sore ntar. " Ajaknya sangat santai.
"Buk, Miu bawa Gupi ya. " Salim Miu sangat hormat pada ibu Gupi yang hampir meleleh dengan ketampanan teman anaknya.
"Eit tunggu dulu! " Lepas Gupi, Miu menariknya menuju mobil yang terparkir di gang sempit jalan rumah Gupi.
"Eh bedak bayi, buruan naik, lu mau besuk Kao kan ke RS, ntar jadwal besuknya habis loh. "
"Gue gak janjian sama lu. Kenapa lu bisa di sini. Lagian tau dari mana lu sama si Kao. "
"Ya jelas tau lah, Kao kan salah satu teman kelas gue, masa teman sakit gak di besuk. "
"Teman lu bilang? Sejak kapan lu menganggap teman-teman di kelas. ".
"Udah bacot lu, masuk cepat. " Memaksa Gupi masuk ke mobilnya hingga anak muda itu menjerit.
"Buka pintunya, lu mau nyulik gue, gue gak mau pergi sama lu tau! "
"Lu mau pergi sama si Udin kan! Udah diam aja, sekarang kita harus jemput Udin dulu. "
"Kenapa dia tau lagi kalau gue janjian sama Udin. " Batin Gupi hanya pasrah, Miu lagi-lagi menunjukkan wajah datarnya.
"Rumah Udin bukan ke sini! " Protes Gupi, mobil Miu melaju ke arah taman dengan pepohonan rindang, kemudian berhenti di tempat yang sejuk, dan sepi.
"Lu ngapain berhenti di sini. " Gupi mulai takut, wajah Miu semakin datar.
Ia mencoba membuka pintu, sialnya terkunci.
"M-miu? Lu ngapain? " Tanya Gupi dengan perasaan yang tak karuan, Miu menoleh padanya dengan tubuh yang semakin condong.
"M-mmiu, lu... Lu mau ngapain? " Tanya ya sekali lagi, meski tak pernah melakukannya, tapi Gupi tau pasti Miu mau mencium nya, sehingga membuat jantung Gupi berpacu sangat cepat.
Ia menggigil takut, Gupi sangat ingin berteriak, tapi pasti itu percuma, sebiji manusia pun tak ada yang lewat di taman ini. Ia memasrahkan diri, dengan menutup matanya, padahal tangan Gupi sudah menahan bidang dada yang semakin condong padanya.
Miu memeluk Gupi, bukan menciumnya, dalam ia hirup aroma Gupi membuat Gupi tak tahan langsung berteriak.
"Tolong!!! Lu mau apakan Gue hiks.. Hiks. " Tangis Gupi akhirnya pecah, siswa dingin ini pasti berniat buruk padanya.
"Astaga, Gupi, maaf, kau terkejut ya, gue c-cuma khilaf. " Ujarnya bicara panjang lebar.
"Gue gak maksud tadi, gue cuma gak tahan, lu wangi banget. " Jujur Miu membuat Gupi terkejut, pria dingin ternyata juga memiliki sifat mesum.
"B-buka pintu nya Miu. " Mohon Gupi.
Cepat Miu menggeleng tak ingin. Tangannya cepat mengambil telapak tangan Gupi yang berusaha kabur membuka pintu yang terkunci.
"Gupi, please dengarin gue. Hey.. " Membentang wajah Gupi yang kusut agar menatapnya.
"Gue suka sama lu Gup, please jangan takut sama gue. " Jujurnya membuat Gupi langsung syok, bagaimana tidak idola baru di sekolah nya tiba-tiba mengatakan suka pada Gupi yang hanya siswa biasa, tidak tampan, kaya ataupun gaul, seperti Bright yang dari awal begitu menyukai Miu, dia anak dari pengusaha, tampan dan memiliki perawakan yang bagus. Bahak Bright anak dari salah satu pemilik yayasan sekolah
"Berhenti membicarakan orang lain, intinya gue cuma tertarik sama lu Gup? "
"Lu gila suka sama gue? "
"Kenapa? Apa salahnya? Gue cuma suka sama lu Gup, bahkan gue stres banget saat lu curhat sama Udin kalau lu takut sama gue. Jadi, karena itu gue harus cepat2 mengatakan kalau gue itu suka sama lu, sebelum lu semakin takut sama gue. " Begitu serius dan tegas membuat kupu-kupu sedikit bertebangan di dalam perut Gupi.
"Gupi, liat gue, gue serius suka sama lu, lu wangi, imut, cantik pokoknya lu idaman gue banget. "
"Stres lu ya, gue imut nya dari mana coba? "
"Lu aja yang gak tau, asli sekarang aja gue benar-benar gak tahan liat lu Gup. "
"Mau apa lu? "
"Mau lu terima gue jadi pacar lu. " Menggenggam tangan Gupi lembut, bahkan Gupi sendiri merasakan kegugupan si manusia es di depannya, tangan Miu sangat dingin, dan debaran jantung berpacu di balik dada Miu begitu terdengar ke luar.
"Lu rasakan ini, kalau lu gak percaya. "
Deg deg deg
"Iya gue tau. " Gupi mencabut tangannya yang merasakan gejolak di balik dada Miu.
"Berarti lu terima gue kan. " Miu tampa permisi langsung memeluk Gupi hingga ia menjadi sesak.
"Kapan Gue bilang, Miu lepas. "
"Gak mau, pokoknya lu harus terima gue dulu, baru gue lepasin. "
Muach muach
Miu mengecup di kedua sisi pipi lembut Gupi sontak membuat nya seketika melotot.
"Sarap ni orang? " Batin Gupi dengan jantung juga berpacu, selain ini hal lembut pertama yang ia rasakan, Miu juga sedikit menarik perhatian nya. Seakan pria ini seperti orang yang berbeda ketika ia temui di kelas.
"Pagi cantiknya aku. " Sapa Miu setelah kejadian waktu itu. Ini sapaan paling ramah yang ia tunjukkan selama ini, apa karena kemarin sesuatu terjadi di antara mereka.
"Maaf ya, tadi gue tidak menjemputmu sesuai janji, calon pacar mu tadi kesiangan. Abis tidak kau bangunkan sih. "
"Ya ampun kenapa dengan jantung gue. " Batin Gupi kembali berdebar.
"Ini di sekolah. " Dorong Gupi, Miu terlalu dekat bicara dengan nya.
Kemarin ia meminta waktu untuk menerima Miu, seminggu ia beri, meski Miu merasa itu terlalu lama, ia menyetujuinya, Gupi harus jatuh cinta padanya dulu, agar ia dapat menerima perasaan Miu yang tulus.
"Miu! " Labrak Bright. Membuat Gupi terkejut.
"Kenapa lagi lu? "
"Kok bisa sih lu lebih milih dia! " Tunjuk Bright pada Gupi.
"Eh culun, jangan ke pdan lu ya mentang-mentang Miu nembak lu! Miu lu pasti salah kan, masa lu lebih milih seonggok tembaga dari pada berlian seperti gue. "
Jelas saja membuat Miu marah hendak memaki Bright.
"Maksud lu apa Bri! " Bentak Gupi langsung bangkit menggebrak meja lebih dulu.
"Udah berani ya lu sekarang, mentang-mentang Miu nembak lu, eh gue bilangin ya, Miu nembak lu pasti cuma pengalihan aja, Miu jujur lu, pasti lu gak mau kita-kita dekatin lu kan. Makanya lu pura-pura sama ni orang. "
"Itu benar. " Seketika membuat perasaan Gupi terhenyak.
"Gue udah menduga nya, Gup lu sadar kan sekarang! Ke pdan lu. "
Gupi melihat Miu dengan mata berkaca-kaca.
"Itu benar, gue mau lu semua menjauh sama Gue, karena gue sudah menetapkan hati, buat dia," Tunjuknya pada Gupi
"Gupi, dia orang yang mampu membuat gue berdebar, jika gue tidak mengungkapkan nya, Gupi tak akan tau, dan lu semua juga gak akan tau, sekarang secara jelas gue bilang, berhenti mengejar gue, karena gue harus mengejar Gupi, jangan ganggu dia, jika masih, lu semua akan berurusan sama gue. "
Miu menarik tangan Gupi keluar membuat semua orang menjerit, kenapa pria tampan memilih si paling culun di kelas.
"Gup, gue serius suka sama lu, bahkan dari awal gue masuk, orang pertama yang gue liat itu lu. " Ungkap Miu membawa Gupi duduk di tepi lapangan basket.
"Kalau lu gak percaya, lu boleh tanya Udin, hari pertama gue tanya lu ke Udin. "
"Kenapa Udin? "
"Karena cuma Udin yang gak ganggu gue di kelas. Gup, gue banaran, gak pernah selama hidup gue, jantung ini uring-uringan, liat lu ketawa-ketiwi di kantin sama teman lu, bikin gue tambah demen. "
"Lu ngikuti gue? "
"Trus apalagi yang harus gue lakukan terhadap orang yang di suka? "
"Ya gak tau lah, gue kan gak pernah suka sama orang. "
"Jadi gue yang pertama kan? "
"Ih PD banget lu. " Gupi mengalihkan diri hendak bangkit untuk kembali ke kelas tapi tangannya di tahan Miu.
"Gup, gue mohon terima gue, gue gak sanggup kalau nunggu jawaban lu sampai seminggu lagi, apa perlu, gue nembak di tengah lapangan basket ini dengan sekuntum bunga agar lu percaya kalau gue benaran suka sama lu? "
"Coba aja kalau lu berani. " Ujar Gupi, itu suatu hal yang tidak mungkin.
Keesokan harinya kembali Gupi sedikit kecewa, Miu berjanji akan menjemputnya, kenyataannya Gupi tak melihat Miu datang, ia berangkat setelah menunggu dengan cukup.
Di kelas, Gupi belum melihat Miu, ragu-ragu ia cek ponsel, untuk menghubungi Miu, tapi Gupi urungkan, Bright dan teman-temannya yang dominan sepertinya ingin mengintimidasi nya lagi.
"Eh...! " Bright menggebrak meja.
"Kenapa lagi sih Bri? " Gupi terlihat berani kenyataannya sekarang ia begitu takut sehingga jantung nya berdegup dengan kencang.
"Cek satu, dua, tiga! " Suara Toa dari arah luar lumayan membuyarkan semua orang sehingga mereka kompak mengarah pada jendela.
Nampak Miu dengan sebuket bunga matahari perdiri di tengah lapangan basket dengan sebuah Toa.
"Gupi! Keluar lu sekarang! Gue cinta ama lu, please lu harus terima gue, Gupi I Love You. "
Semua orang menjerit dengan kekerenan Miu mengungkapkan perasaan nya di hadapan semua orang yang sudah berkumpul di lapangan basket, tapi tidak untuk Bright dan kawan-kawan, hal tersebut membuat nya bertambah kesal.
"Trima! Trima! Trima! " Sorak semua orang, akan heboh, si culun dan si tampan jika mereka jadian.
"Miu lu gila ya? "
"Gila karena mu sayang. "
"Astaga! " Gupi tak tahan menyeret Miu meninggalkan keramaian.
"Kenapa ke sini? Apa lu mau menerima gue di sini? "
"Miu sarap lu ya, bikin malu aja! "
"Lah bukannya lu yang pengen gitu. "
"Gue gak serius bilang itu kemarin, alay banget sih lu asli gue malu banget. "
"Lu malu gue suka sama lu. " Ujar Miu sedih.
"Miu! " Panggi Gupi saat Miu pergi dengan raut kecewa.
Hendak mengejar, Gupi di tahan seseorang, itu Bright dan teman-temannya.
"Mau kemana lu bawa gue! " Teriak Gupi di seret ke belakang sekolah.
"Eh culun! Lu pasti pakai pelet kan, gak mungkin si Miu segitunya sama lu! "
"Pelet apa sih Bright, gue gak ngapa-ngapain. "
"Bukti nya si Miu sampai buta gitu, masa dia lebih tertarik sama lu dari pada gue! Jack seret jalang ini, dia pasti menyembunyikan sikap polosnya dari kita! " Titah Bright membawa Gupi.
Hampir bel berbunyi Gupi juga belum kembali ke kelas, Miu sangat riasau, bahkan Bright dan gengnya juga tidak di sini.
"Miu, kayaknya ada yang aneh deh? " Ujar Udin menerka kalau Gupi saat ini pasti sedang bersama Bright dan teman-temannya.
"Lu tau di mana mereka berada? "
Udin mengangguk. Ketika mereka akan keluar dari kelas Miu menabrak Mild, sahabatnya Gupi yang tadinya ingin bertanya langsung, karena Gupi tiba-tiba viral, siswa dingin yang selalu ia keluhkan, tiba-tiba mengungkapkan cinta di lapangan basket pagi ini.
"Lu Mild kan, ikut kita sekarang? " Ajak Miu dan Udin.
"Eh tapi kelasnya? "
"Gupi dalam bahaya! " Teriak Miu membuat mereka bergegas.
***