sixteen

9.3K 749 10
                                    

Gelisah. Aku berkali-kali lihat Hp berharap ada notif dari tesa. Tapi emang tesa selalu menguji kesabaranku, bukan cuma aslinya yang dingin. Sekedar kasih kabar aja susah banget.

"Vi, kamu sakit?" Tanya tika di sela makan siang kami.

"Gak" jawabku

"Tumben banget gak bersuara hari ini, lemes kaya ayam sakit"

"Asem lu" balasku.

"Leher kamu tu liat, jangan terlalu kuat kalau mijit, jadi merah begitu" ucap tika menunjuk leherku dengan telunjuknya. Aku melihat ke cermin. Aku terbatuk menyemburkan makananku, tika teriak merasa jijik. Aku terperanga menatap cermin. TESAAAAA!!!!!

Aku sedang di toilet, aku memperhatikan lagi leherku dengan cermin kecilku. Ya ampun betapa malunya aku kalau yang lihat ini bukan hanya tika, ada yang mikir aneh gak ya?. Atau berpikiran seperti tika?. Kalau iya, syukurlah.

Tesa nyebelin. Pergi ke kanada gak ada kabar, pesanku belum ada dibalas satupun, bikin aku kalang kabut waktu sadar ada bekas di leher hasil perbuatan tesa. Ini hari kedua tesa gak disini bareng aku.

Sebagai manusia yang kepo. Aku cari cara biar tau kabar tesa. Kenapa dia tiba-tiba harus ke kanada. Bukan karena aku gak jawab pertanyaan dia kan?

"Katanya sih urusan keluarga" jawab mbak reyna. Berarti kak joy berangkat juga dong?. Ah, aku gak punya nomor hp kak joy.

"Nih kakaknya ibu, buk joy update di instagram" mbak reyna menunjukkan ponselnya padaku. Aku dengan cepat mengambil hp mbak reyna.

Kak joy update fotonya bersama tesa, dan sepertinya itu mami papinya. Tapi papinya sedang berbaring di ranjang yang mirip ranjang RS. Papinya sakit?. Aku kembali ke bawah, mataku tak lepas dari hpku. Aku melihat berkali-kali foto itu.

Aku pulang ke rumah dengan hampa. Hari-hariku terasa kosong. Aku rasa lebih baik diam-diaman dengan tesa karena berantem. Setidaknya aku bisa lihat tesa walau cuma ngelirik, dari pada diam-diaman tanpa kabar begini. Rumah gedong ini pun terasa makin sunyi, ah aku rindu tatapan dingin tesa. Tatapan yang membuatku selalu merasa hangat dan nyaman.

Kak joy belum ada update lagi setelah itu, kata mbak reyna kak joy orang yang rajin update di sosmed karena kegiatannya gak jauh dari promosi brand nya, baju, sepatu, tas. Sedangkan tesa orang yang paling jarang update. Promosi bisnisnya diserahkan ke bagian marketing perusahaan.

Sudah 3 hari tesa tanpa kabar, bahkan pesanku juga belum dibaca. Aku sedih. Aku baru pulang, rumah kosong ini terasa sesak.

"Are you ok?,.

I miss you,.

I want kiss you, Can I?

Aku gak tau apa yang merasukiku saat ini. Namun ini lah yang kurasakan saat ini. Aku kangen dia. Aku kangen harumnya, tatapannya, suara beratnya, senyim tipisnya, lirikan sinisnya, dan tentu saja bibirnya.

Setelah mengirim pesan itu aku berharap tesa cepat membalas. Apa cuma aku yang rindu?, bukankah dia menyukaiku?, harusnya dia merasakan lebih dariku.

Aku meletakkan hp ku putus asa. Aku memutuskan untuk mandi dan berendam. Aku memutar lagu melow ketika mandi. Ku rendam suluruh badanku hingga kepala merasakan hangat dan harumnya air ini.

Aku keluar dari toilet. Hawa Ac membuat sejuk tubuhku yang lama direndam air hangat. Aku merasa segar.
Drrrtt....drrrtt.... aku tak langsung mengambil hpku, ku pakai dulu skincareku.

"TESA" gumamku panik. 10 panggilan video call tak terjawab. Aku bingung, ini telpon balik gak. Baru aku berpikir, panggilan telpon tesa masuk. Aku buru-buru angkat.

"Hai" suara berat tesa terdengar. Wajahnya tersenyum padaku. Ia seperti baru bangun tidur. Wajahnya sangat dekat di layar hp.

"Hmm baru mandi?, mau dong liat kamu pakai baju" ucapnya.

"TESA!!!, mesum!" Kesalku. Ini orang udah menghilang tiba-tiba, buat aku uring-uringan 3 hari ini. Sekalinya telpon malah aneh-aneh.

"Kamu yang nguji aku lovi" ucapnya sembari menggigit bibir bawahnya. Wajahku memanas, tesa jangan lakuin itu.

"Are you ok?" Tanyaku mengalihkan percapakan panas ini.

"Yeah. I'm good. Kamu?"

"Baik dong" jawabku santai. Aku berbohong.

"Ok" jawabnya. Aku mendengar tesa menguap. Aku yang uring-uringan menunggu kabarnya pun mulai kesal, ni orang niat nelpon aku gak sih.

"Ha?, udah itu aja. Kasi penjelasan kek kenapa pergi ke kanada, kenapa gak balasin chatku, kenapa baru hari ini nongol. Gila nih ya cewek" omelku. Aku melepas handuk yang terlilit di rambutku dengan kasar. Tesa tampak terkejut melihatku begitu. Ia tergagap.

"Ah, iya.. sorry"

Memang manusia dingin. Dia cuma bilang itu setelah aku ngomel. Aku pun pasrah. Aku menutup telpon dan melemparnya ke kasur. Tesa sikopat!.

*****
Setelah hari itu, tesa berkali-kali nelpon namun aku tidak mengankat. Pesannya juga tak ku balas, biar ia tahu gimana gelisahnya aku menunggu kabar dari dia. Aku hanya memantau perkembangan dari update sosmed kak joy.

Hari ini kak joy update mereka berempat makan malam di restaurant. Papinya sudah terlihay segar, bahkan dengan beer di tangannya. Menurut mbak reyna tesa ambil cuti 10 hari. Masih lama hingga tesa kembali, ia baru 6 hari disana. Aku sedikit menyesal mengabaikan telpon dan chatnya.

Mengapa aku harus marah hari itu. Padahal emang kondisinya tesa baru bangun tidur, aku terlihat egois. Perbedaan waktu kanada-indonesia harusnya menjadi hal jelas untukku memahami tesa. Aku menutup kedua mataku, ntah kenapa air mataku merembes.

AKU RINDU. Hanya itu yang aku rasakan saat ini. Aku mengutuk diriku yang egois. Sudah sejak kemarin tesa berhenti menghubungiku. Aku sedih. Weekend ini akan terasa semakin sepi. Aku melihat instagran kak joy. Update terakhir kak joy lagi bareng teman-temannya, tentu saja bersama tesa.

Aku beranjak dari kasur dengan malas. Aku mandi dengan cepat, perutku lapar.

"Astaga..." teriakku sambil mundur. Aku terkejut melihat bunga pas didepan mataku ketika membuka pintu. Selain itu, wanita cantik berstelan kaos hitam turtle neck ada di depanku dengan senyum manisnya.

"Tesa" bisikku. Mataku menatapnya tak berkedip. Ia masih tersenyum, memdekatiku dan masuk ke kamarku. Ia menutup pintu kamarku dan bersender disana.

"Hai" ucapnya. Mataku terasa panas, air mataku menetes. Aku terharu melihatnya disini. Tesa memelukku, erat sekali. Aku menenggelamkan wajahku di dadanya. Aku menangis sepuasnya disana.

Setelah puas, aku melonggarkan pelukanku. Tesa menatapku yang masih sesenggukan. Ia menghapus sisa air mataku.

"Kenapa kamu mudah menangis, jangan sampai kamu menangis seperti tadi di depan orang lain. Hanya boleh di depan keluargamu, dan aku!" Ujar tesa.

"Kk pulang" hanya itu yang keluar dari mulutku. Ia mengangguk.

"Aku harap aku bisa pulang lebih cepat, tapi ada kendala tiket pesawat. So, I'm late" jelasnya. Aku menggeleng. Kamu tidak telat, dari 10 hari cuti kamu. Aku sudah berhenti menangis, aku sudah mulai tersenyum padanya. Tiba-tiba perutku berbunyi. Aku dan tesa berbarengan melihat perutku. Tesa tertawa, aku pun malu.

"Kk udah makan?"

"Belum, tapi mau makan makanan pembuka dulu boleh gak?" Tanyanya.

"Hah? Boleh, minta buk asih buatin" jawabku dengan cengiran. Tesa menyipitkan matanya. Ia menarik pinggangku hingga menyentuh badannya.

"Aku sengaja buru-buru terbang dari kanada kesini" ucapnya.

"Lalu?" Tanyaku tak mengerti. Ia menarik wajahku mendekat. Ah tentu saja ini yang ia mau. Tesa menciumku, lembut. Ia menciumku perlahan, membiarkanku untuk mengikutinya. Aku mulai melingkarkan tanganku di pinggangnya, memeluknya agar merapat denganku.

"Hmmm,. Manis sekali" ucap tesa setelah melepas ciumannya. Aku tersipu mendengarnya.

I Get Tachycardia When I'm With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang