Nineteen

9.9K 711 7
                                    

"Kamu temani aku visite ya" ucapku pada ovi ketika jam makan siang. Ovi tampak bingung. Aku menjelaskan maksudku secara detail.

"Gak kak, aku gak mau" tolaknya

"Kenapa?"

"Apa kata orang kak, aku cuma karyawan baru 3 bulan disini"

"Apa perduli mereka, terserah bos siapa yang diajak pergi" ujarku.

" tapi selama ini pun asisten kk gak pernah pergi berdua dengan kk, gimana aku"

" kamu beda"

"Kak, jangan campurin urusan kerjaan dengan hubungan pribadi. Mereka gak tau tentang kita, apapun alasannya gak akan bisa diterima. Banyak yang lebih senior kak, aku gak mau"

"Tapi vi, aku mau perginya sama kamu" aku tetap kekeuh ovi harus ikut, aku ingin dia disampingku terus. Ovi menatapku, ia menghentikan makannya dan beranjak.

"Mau kemana?" Tanyaku menahan tangannya

"Mau ke bawah, pasien udah selesai kan?" Ia berbicara ketus, aku tahu harus menyelesaikan perdebatan ini. Aku melepas tangan ovi.

Aku memperhatikan komputerku. Banyak sekali yang harus aku bereskan, beginilah kalai pekerjaan ditunda-tunda. Pertama jadwal visite aku cancel, otomatis pekerjaan akam numpuk di visite kedua. Lalu waktuku terbagi ketika membantu perusahaan kak joy.

Hari ini kepalaku terasa sakit. Aku sudah meminum obat pereda sakitku yang selali tersedia dimana pun aku, kangor, kamar, mobil, bahkan di tasku selalu ada.
Aku mengurutkan kota yang akan aku jalanin dari awal hingga akhir. Selama 2 minggu aku akan pergi, aku akan mulai dari surabaya karena dua cabang klinikku ada disana, dan diakhir dengan bali. Aku ingin mengakhirinya dengan berlibur sejenak di bali, sebelum kembali sibuk di jakarta.

"Kamu yakin gak ikut aku?" Tanyaku lagi ketika aku dan ovi makan malam di rumah. Ovi mengangguk tanpa menatapku. Besok aku akan berangkat.

Aku duduk di sofa menatap layar tv. Ovi datang mendekatiku, ia meletakkan potongan buah di meja, menusuk buah itu dengan garpu dan memberikannya padaku.

"Berangkat jam berapa besok?"

"Flight jam 07.00" jawabku singkat.

"Berangkat dari rumah jam 5? 6?"

"Lima" aku menjawab seperlunya. Ovi duduk lebih dekat padaku, ia bersandar di bahuku.

"Jangan marah!, kalau aku bukan karyawan baru, aku bakal ikut kemana pun kk pergi. Kk harus ngertiin posisiku" ujar ovi. Aku meletakkan garpuku, berbalik menghadap ovi, ku dorong perlahan tubuhnya hingga terbaring di sofa ini.

Aku menatap wajah sayangku ini. Ku belai pipinya, aku akan sangat merindukannya.

"I will miss you" bisikku. Ovi tersenyum, ia melingkarkan tangannya di leherku.

"Will miss you more baby" ucapnya lembut. Aku tersipu mendengar baby dari ovi. Ku cium bibirnya. Aku mengangkat kepalaku menatapnya lagi. Ovi menarik leherku, ia ingin menciumku. Ciumannya perlahan, melumat bibirku.

*****
Aku sudah sampai di surabaya. Aku langsung menuju klinik yang paling dekat dengan bandara, karena masih belum jam makan siang, aku ingin cepat menyelesaikan 1 klinik hari ini.

Aku melihat sekeliling klinik ditemani supervisor cabang. Aku juga meminta rapat internal melihat laporan-laporan. Sesekali emosiku memuncak ketika laporan terlihat kacau, aku yang selalu perfectsionis dalam pekerjaan pun menolak laporan yang kacau dan menyuruh mereka membuat ulang. Aku ingin 1 hari ini 1 klinik selesai.

Aku masuk ke ruangan, menaikan AC tertinggi, berdiam disana menenangkan pikiran sambil menunggu perbaikan laporan mereka.

"Makan siangnya buk"
Aku menikmati makanku dengan tetap memperhatikan berkas-berkas di meja ini. Mereka yang berada di ruangan saat ini hanya berdiri di sisi meja menungguku.

I Get Tachycardia When I'm With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang