twenty six

7.6K 607 9
                                    

Pagi-pagi sekali keluargaku sudah sibuk. Hari ini ibu lagi kerasukan dewi kebersihan. Ibu meminta kita semua untuk membersihkan setiap sudut rumah. Bahkan ibu menyuruh bapak memeriksa genteng takut ada yang bocor.

Aku menyeka keringatku yang bercucuran. Aku dan geo sedang membantu ibu merapikan halaman. Tak boleh ada satu pun rumput liar di sepanjang tanaman ibu.

"Akhirnya beres juga" ucap geo menghempaskan tubuhnya di lantai. Ia mengipas-ngipas tubuhnya.

"Bu mau es dong"ucapku ketika ibu ke belakang.

"Ibu mana?, bapak lapar" ucap bapak yang baru turun dari atap. Aku menunjuk ke dalam rumah. Aku melihat jam, sudah siang.

"Bu, aku mandi dulu ya" ucapku pada ibu yang sedang siapin makan siang bapak.

Usai mandi aku berbaring di kasur, ku biarkan jendelaku terbuka lebar, angin sepoi masuk membelai wajahku, buatku mengantuk dan tertidur.

Aku terbangun mendengar suara gaduh di belakang.

"Ibu lagi apa?, sibuk banget" ujarku mengucek mata dan menguap. Ibu menoleh padaku sebentar dan kembali ke penggorengannya.

"Tumben masak jam segini bu, biasanya sorean" ini masih jam 14.00. Jam begini biasanya orang malas beraktifitas dan memilih tidur, apalagi ini hari minggu, hari dimana orang bermalas-malasan.

"Kamu bantu ibu deh kalau udh bangun" ucap ibu sambil meletakkan sayur ke tanganku. Aku menghela napas dan duduk mulai memotongi sayur.

Aku mencuci semua alat masak yang kotor. Ibu sedang mandi. Ibu aneh sekali hari ini, ibu juga masak banyak dan makanannya enak-enak. Setelah ku ingat-ingat tak ada yang ulang tahun deh hari ini. Oh iya, ibu juga buat dessert, dan disimpan di kulkas.

Setelah beres aku kembali ke kamar. Aku membuka laptopku hendak nonton drama terakhir yang belum selesai ku tonton.

Lagi, aku mendengar kegaduhan di luar. Suara ibu, bapak, suara mobil. Apakah ada tamu?. Aku melihat dari jendela kamarku, hanya keliatan ekor mobil. Aku yang penasaranpun beranjak keluar kamar.

Langkahku terhenti. Aku terperangah, aku tak bisa menutupi kagetku. Mataku terbelalak. Aku memperhatikan sosok di depanku seksama dari atas ke bawah, aku menelan air liurku, mataku berkedip ketika sosok itu masuk ke rumah dan berdiri di depan ibu bapak.

"Aduh, ibu seneng banget liat nak tesa ya kan pak"

"Iya, bapak gak nyangka nak tesa mau mampir ke rumah kami. Maaf ya nak, bapak gak tau kalau nak tesa mau datang, bapak masih kotor begini"

"Bapak sih, bukannya langsung mandi malah tidur"

"Gak apa pak, saya yang minta maaf ngabarin tiba-tiba"

Aku masih terpaku di tempatku memperhatikan obrolan mereka. Mataku tak lepas dari tesa, aku ingin berlari memeluknya, namun kakiku seperti tertanam sekarang.

"Ovi, buatin minum gih, malah bengong" suara ibu menyadarkanku. Aku tergagap dan linglung. Mataku bertemu dengan mata tesa, dengan cepat ku alihkan mataku dan pergi ke dapur.

Aku berjalan kembali ke depan membawa mimunam. Tanganku berkeringat. Tanganku bergetar ketika meletakkan nampak ke meja. Aku belum berani menatap tesa, aku duduk tepat di depannya.

"Saya berencana tinggal beberapa hari disini boleh pak?" Tesa bertanya.

"Boleh nak, lama juga boleh" jawab bapak. Aku memperhatikan ibu bapak yang sedari tadi kelihatan senang. Mereka banyak tertawa dan tersenyum ketika mengobrol dengan tesa.

"Berarti ini alasan ibuk hari ini buat kita semua sibuk bersih-bersih ya?, mau nyambut nak tesa?" Tanya bapak, ibu mencubit pinggang bapak. Aku tersenyum geli melihat tingkah kedua orang tuaku.

I Get Tachycardia When I'm With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang