fourteen

9.6K 741 2
                                    

Hari terakhir di bali. Aku melaju mobilku ke satu tempat pertemuan hari ini. Aku memperkenalkan beberapa orang yang aku kenal disana kepada ovi. Hari ini adalah pertemuan beberapa owner perusahaan yang berfokus dibidang kecantikan bersama dengan calon investor dan media iklan.

Aku memakai pakaian terbaikku hari ini. Tentu saja aku menggunakan barang mewah di badanku. Aku memasuki ruangan meeting. Aku memperhatikan ovi yang gugup disampingku. Ketika di jalan aku memberi tahu ovi untuk rilex saja, karena disini tidak akan seserius meeting pertama. Hari ini mereka hanya pengenalan produk.

Satu persatu peresentasi dimulai. Aku memperhatikan ipadku sejak tadi. Aku sedang tidak memakai kaca mataku, tentu menatap layar di depan tidak sejernih ketika aku menatap layar ipadku.

Tiba giliranku untuk persentasi. Aku berjalan ke depan mereka. Aku menyampaikan poin penting pada produkku. Kelebihan dan keutamaan yang menonjol dibanding produk lain. Pertanyaan-pertanyaan lebih banyak aku dapatkan, aku menjawabnya tanpa ragu. Hingga satu pertanyaan yang membuatku ragu.

"Maaf sa, melenceng pertanyaan gue. Itu gelang lo beli dimana? Dior? Chanel? Belum pernah liat gue" pertanyaan itu diiringi tawa yang lain. Aku hanya tersenyum melihat gelang ditanganku, ah aku lupa dengan gelang ini. Aku melirik ovi yang menatapku, aku tak bisa mengartikan ekspresinya.

"Pasar seni" jawabku.

"Tumben, alergi gak?" Tambah mereka lagi, aku hanya menyilangkan tanganku untuk stop bertanya diluar konteks. Mereka pun berhenti menggodaku.

Meeting usai. Namun aku belum keluar ruangan. Beberapa dari mereka ingin berbicara lebih tentang produk, tentu aku dengan senang hati meluangkan waktuku, karena ini kesempatan bagus. Tak lama aku keluar dari ruangan, aku melihat ovi di luar sedang mengobrol dengan beberapa orang.

"Ayo pulang!" Ajakku. Ovi berpamitan pada mereka dan mengikutiku. Hari masih sore, aku mengarahkan mobil ke resto yang terkenal dengan gelatonya. Lihatlah antriannya. Aku tidak berniat untuk mengantri, aku memilih masuk ke resto dan memesan beberapa makanan dan gelato. Resto ini memberi keistimewaan pada yang dine in, menikmati gelato tanpa antri.

Aku melihat ovi yang menikmati gelatonya. Anak ini terlihat pendiam hari ini, padahal ia sangat bagus ketika membantuku menjawab pertanyaan saat meeting.

"Suka?" Tanyaku, ia mengangguk tanpa menatapku. Aku tak lanjut bertanya, ku biarkan ia menikmati gelato dan makanannya.

Sesampainya di villa ovi langsung packing. Mataku terfokus pada pergelangan tangannya.

"Gelang kamu kemana?" Tanyaku

"Buang" jawaban ovi membuatku heran. Aku menutup ipadku, berjalan ke arahnya.

"Kenapa?" Tanyaku.

"Ya barang murahan ngapain dipake sih" jawabnya. Aku menarik tangannya yang masih sibuk packing. Ia menatapku.

"Kamu kenapa?, ada yang salah?" Aku teringat pertanyaan diluar topik ketika meeting.

"Kamu marah? Aku kan masih pake" ujarku menunjukkan pergelangan tanganku.

"Buang aja, nanti kk alergi" jawabnya datar. Aku terusik dengan nada dan tatapannya. Aku mendesah berat.

"Untuk apa aku buang ovi, aku suka, ini cantik"

"Gak cocok di tangan orang kaya" ketusnya kembali memgemasi barangnya.

"Childish" kesalku. Aku beranjak dari depannya dan melepas gelang itu memasukkannya ke koperku. Aku kembali ke kasur dan membuka ipadku.

*****
Sejak itu kita tak bicara. Aku gak paham kenapa hal sepele menjadi masalah buat ovi. Toh, aku tidak menghina pemberiannya, bahkan aku menghargai dengan memakainya. Anak ini semakin membuat diriku terusik tiap ngambek. Aku yang merasa tidak salah pun juga tak ingin memulai percakapan ini.

I Get Tachycardia When I'm With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang