Thirteen

10K 722 0
                                    

Aku mengerjapkan mataku. Aku meraba sekitarku mencari hp. Jam 08.00. Aku duduk dan melihat sekitar. Ovi sudah tidak ada di sampingku. Kemana dia?. Aku enggan untuk turun dari kasur. Hari ini hari terakhir untuk berleha-leha, karna besok senin harus ketemu klien.

Aku melihat ovi baru masuk, diikuti wanita berpakaian kebaya bali membawa makanan. Aku tak beranjak dari kasurku. Aku tau itu untuk sarapan, namun aku tak paham kenapa mereka bolak balik.

"Ayuk sarapan!" Ajak ovi. Aku meregangkan tubuhku dan turun kasur.

"Eh, mau kemana?"tanya ovi. Aku menunjuk kolam renang, karena aku melihat mereka meletak makanan disini.

"Ih cuci muka dulu" ucapnya. Aku pun mengangguk berbalik ke toilet.

Aku tak melihat ovi setelah beres dari toilet. Aku menyepol rambutku berjalan ke arah kolam. Mataku terbelalak. Ovi sudah berada di pinggir kolam. Aduh lihat pakaiannya, ia memggunakan bikini 🧐 memang tidak terlalu terbuka, namun ini pertama kalinya aku melihat ovi memakai pakaian minim.

"Kak fotoin dong" pintanya. Aku menuruti dong, kapan lagi bisa melihat dari dekat.

"Udah bisa sarapan gak nih?" Tanyaku.

"Boleh dong"

"Gimana makannya?, makanan semua ada dikolam" keluhku. Ovi meletak semua makanan di atas meja yang mengapung dalam kolam. Ovi terkekeh, ia sadar diri rempong buat foto di villa dengan makanan mengapung di kolam.

"Kapan lagi bisa liburan gratis, aku mau pamer kak" ucapnya.

"Ya udah geser sini makanannya" pintaku. Aku duduk disisi kolam, ovi menggeser makanan itu ke arahku. Ovi tak beranjak dari dalam kolam, ia menikmati makanannya dari sana.

"Gak dingin?, naik dulu sini" ovi menggeleng, ia malah menggoyangkan kepala dan tangannya menikmati makanan. Ah dasar bocah.

Aku menyudahi sarapanku. Aku beranjak hendak mengambil handuk untuk ovi.

"Udah yuk naik" ujarku. Ovi mengulurkan tangannya. Ck, manja amat padahal tinggal naik. Aku menyambut tangannya hendak membantunya naik. Tapi emang dasar ovi jahil, ia menarik tanganku dengan kuat hingga jatuh ke air. Aku terkejut dan kalang kabut. Aku melempar air kesal pada ovi. Handuk yang aku pegang pun ikut nyebur. Ovi hanya tertawa melihatku basah kuyup.

"Gak lucu" kesalku.

"Ahh... jangan marah" ovi mengelayut dj lenganku. Kurasakan lembut dan kenyal disana. Mataku tertumpu pada gundukan yang menyembul disana. Ah mataku, kamu nakal ya. Aku mengalihkan mataku dan berusaha melepas ovi dari lenganku. Ovi tak melepas, ia malah beralih memelukku dari belakang, bukan. Ia naik ke punggungku. Aku tak bisa marah padanya, kelakuannya saat ini menggemaskan.

Battery ovi mulai lemah sepertinya. Ia sudah keluar dari air dan duduk di pinggiran sambil memainkan air dengan kakinya. Aku yang sudah lebih dulu mandi dan mengganti pakaianku pun bergerak menyelimuti ovi.

"terimakasih kak" ucapnya.

"Mandi gih, ganti baju"
Ovi nurut. Aku merebahkan tibuhku di kasur, membuka ipad ku. Aku melirik ovi yang sudah selesai dari toilet. Ia memakai kaos putih kebesaran dan hotpant. Mataku melihatnya dari atas hingga ke bawah, harum sabunnya sampai ke hidungku. Aku memperhatikan lehernya ketika ovi mengeringkan rambut dengan hair dryer.

"Kak kita mau kemana hari ini?" Tanyanya. Aku sedikit tergagap karena khawatir ia tau aku memperhatikannya sedari tadi.

"Belanja, makan, cari gelato" jawabku.

"Gelato?, yeayy mau" ujarnya kegirangan, aku tersenyum melihatnya jingkrak bersenandung.

Aku membawa ovi ke pasar seni. Banyak sekali kerajinan tangan khas bali disini. Aku hanya melihat-lihat, aku ingin membelikan beberapa barang yang ovi pengen, namun ovi menolak uangku, ia mengeluarkan uang dari dompetnya sendiri kali ini.

" ini untuk kk" ia memakaikan gelang padaku. Cantik.

"Aku juga punya, nih" ia memamerkan padaku. Aku tersenyum tipis. Namun senyumku terpaksa harus lebih lebar ketika ovi sudah menyiapkan kameranya, pose memamerkan gelang pun dimulai.

"Upload ah" ucapnya. Aku hanya diam melihat gadis ini.

Tak terasa sudah sore. Sayangnya hujan turun. Aku dan ovi berlari dan berteduh. Aku melihat mobil yang kami sewa sudah keliatan dari tempat kami berteduh. Hujannya deras sekali, aku melihay ovi yang kedinginan, anak ini masih memakai baju terakhir di villa, kaos putihnya pun sedikit basah. Aku melihat sekeliling tempat berteduh, aku meminta ovi untuk menungguku sebentar.

Aku memakaikan kardigan bulu pada ovi, ia tampak terkejut melihatku sibuk memakaikannya baju tambahan dan membuka payung.
"Ayo, hujannya bakal lama ini" ucapku. Aku merangkul ovi untuk nempel padaku. Aku membawanya berjalan menembus hujan. Aku membeli kardigan untuk ovi, namun payung ini bukanlah payung yang dijual, melainkan payung si penjual, payung bekas yang aku beli 100 ribu agar penjual melepasnya untukku.

"Basah gak?" Tanyaku pada ovi setelah di mobil

"Sedikit" jawabnya, ia tampak menggigil. Aku mematikan AC dan bergerak kembali ke villa. Sayangnya hujan sangat deras, jalanan pun macet. Aku melihat ovi tertidur. Aku memperhatikan kakinya, celana pendeknya aku bingung menyelimutinya dengan apa.

Setelah 2 jam akhirnya kami sampai di villa. Aku membuat teh hangat untuk ovi. Ia sudah meringkuk di bawah kasur, ia juga sudah mengganti bajunya dengan pakaian yang lebih hangat. Aku memegang keningnya, syukurlah tidak demam.

Usai makan malam kami tidak kemana-mana. Aku juga dikasur menemani ovi. Tentu saja aku dengan ipadku, sesekali melihat ke samping memastikan ovi ok. Ketika mendengar rintihannya, aku mendekatinya.

"Kenapa? Ada yang sakit" tanyaku. Ovi tak jawab, ia membalikkan badannya ke arahku, ia merapatkan ujung kepalanya ke bahuku. Aku pun memperbaiki posisiku, berbaring dan memberi lenganku untuk bantalan ovi.

*****
Aku mematikan alarm. Perlahan turun dari kasur dan bersiap untuk pertemuan bisnis. Aku tidak membangunkan ovi, aku akan membiarkannya sejenak. Setelah beres, aku mendekati ovi yang masih tidur. Aku menyentuh keningnya. Masih panas, aku menggigit bibirku, aku bingung.

Aku keluar villa menuju front office untuk menanyakan obat, syukurnya ada. Aku membangunkan ovi, membantunya minum obat dan dia tidur lagi. Aku membelai rambutnya, apa dia tidak apa aku tinggalin?. Tapi ini pertemuan penting.

Drrtt...drrttt...

"Halo, ya... ok, sebentar lagi saya sampai. Ok" aku menutup telpon. Aku menyambar ipad dan tasku. Aku sedikit berlari keluar villa, aku sudah telat.

Urusan bisnisku kelar setelah 3 jam, selanjutnya makan siang. Sebelum keluar aku mengirim pesan ke ovi.

Are u ok?

Masih demam?

Aku menunggu balasan ovi. Ku simpan hp ku kembali. Aku harus ikut makan siang bersama klien bisnisku. Walau aku khawatir dengan ovi, tapi aku tidak bisa meninggalkan ini.

Aku buru-buru ke mobil. Melaju ke villa
Aku membawa makanan dari resto tadi untuk ovi. Aku tersenyum melihat ovi baru keluar dari toilet. Rambutnya sudah basah, ia tampak segeran.

"Masih demam gak?" Aku menyentuh keningnya. Ovi tampak kaget ketika aku terlalu dekat dengannya.

"Udah gak" ucapnya menurunkan tanganku dari keningnya. Aku mengangkat bingkisan dari tanganku, menunjukkan padanya.

"Makan yuk, ini enak" ucapku. Aku menarik tangannya untuk duduk. Aku menyiapkan sendok dan minum untuknya.

"Kak, sorry ya aku malah gak nemenin kk meeting" ucapnya lirih, ia menunduk. Aku mengangkat dagunya.

"Its ok, meetingnya juga lancar. Hari ini hanya ketemu bos-bosnya aja, obrolannya juga english dan lumayan berat, kamu juga gak kan ngerti" jawabku menenangkannya

"Masih ada besok, kamu kan masih bisa ikut. Oh iya, besok pertemuan produk. Pembahasannya bakal menarik" penjelasanku membuat mood nya membaik, ia tampak berbinar dan menikmati makanannya dengan lahap. Aku tersenyum lega, anak ini buat aku khawatir seharian.

I Get Tachycardia When I'm With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang